Ini kesan Raja Salman selama sembilan hari berlibur di Pulau Bali

Iwan Setiadharma

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ini kesan Raja Salman selama sembilan hari berlibur di Pulau Bali

ANTARA FOTO

Raja Salman sempat berenang beberapa kali di Pantai Geger yang berada di belakang hotel. Ke depan, Raja berharap kerja sama kedua negara bisa ditindak lanjuti.

KUTA, Indonesia – Setelah berlibur selama sembilan hari di Pulau Bali, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan rombongannya akhirnya meninggalkan Indonesia. Dia melanjutkan perjalanan kunjungan kerja menuju ke Jepang dan Tiongkok.

Iring-iringan mobil Raja Salman mulai masuk ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pukul 10:50 WITA. Kepergian Raja Salman dilepas oleh Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.

Mengenakan gamis putih dan jubah warna keemasan, Raja Salman naik ke pesawat dengan menggunakan eskalator yang diboyong langsung dari Saudi. Eskalator itu sempat rusak namun berhasil diperbaiki.

Ditemui media di ruang VVIP di Bandara Ngurah Rai, Retno mengatakan sempat menemui Raja Salman di Saint Regis Hotel, tempatnya menginap selama sembilan hari terakhir sekitar pukul 10:10 WITA. Kepada mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu, Raja Salman menyampaikan kesan-kesannya selama berlibur di Pulau Dewata.

“Beliau sempat berenang beberapa kali di Pantai Geger yang ada di belakang hotel. Kemudian, saya tanya airnya hangat atau dingin? Beliau mengatakan airnya lebih dingin daripada di Jeddah,” ujar Retno mengutip pernyataan Raja Salman pada Minggu, 12 Maret.

Selama sembilan hari berlibur di Bali, Raja Salman mengaku sangat senang. Apalagi apresiasi dan sambutan yang diterima dari masyarakat Indonesia begitu hangat.

“Raja berharap saling mengunjungi, baik pihak pemerintah dan swasta dari kedua negara dapat diintensifkan,” kata dia.

Retno juga mengungkapkan jelang keberangkatan Raja Salman pukul 09:30 WITA, Presiden Joko “Jokowi” Widodo sempat berbincang-bincang dengan Raja Salman melalui telepon. Dia mengatakan ada dua hal yang dibicarakan antara Jokowi dan Raja Salman.

“Intinya, (Presiden Jokowi) menyampaikan selamat jalan. Kedua, pesan yang paling penting adanya harapan agar kerja sama hasil kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia segera ditindak lanjuti,” tutur dia.

Dalam dua bulan ke depan, kata Retno, Presiden Jokowi akan mengutus Kementerian di bidang ekonomi yang didampingi oleh para pelaku bisnis di Indonesia.

“Sekali lagi, kunjungan ini dilakukan agar follow up kunjungan bersejarah ini bisa segera dilakukan,” katanya.

Selama tiga hari kunjungan kerja Raja Salman, ada 11 nota kesepahaman (MoU) yang diteken oleh kedua pemerintah. Sementara, di tingkat pengusaha ada tiga MoU yang ditanda tangani. Secara pribadi, Presiden Jokowi juga menitipkan WNI yang bermukim di Saudi kepada Raja Salman. Pemimpin berusia 81 tahun itu mengatakan WNI di Saudi akan dianggap sebagai warganya sendiri.

Cinderamata Mushaf

CINDERAMATA RAJA. Kiswah yang diberikan oleh Raja Salman untuk Masjid Istiqlal pada dua pekan lalu, sudah dipasang. Foto diambil dari akun Twitter @Kemanag_RI

Sementara, Menteri Agama, Lukman Hakim mengatakan tidak sempat berbicara dengan Raja Salman sebelum meninggalkan Bali.

“Sejauh informasi yang kami dapat dari rombongan delegasi yang menyertai, rombongan menikmati liburan di Bali. Masyarakat Bali pun antusias menyambut kedatangan Raja (Salman),” tutur dia.

Lukman menjelaskan pihaknya sudah melakukan tukar cinderamata dengan Raja Salman. Jika pemimpin Negeri Petro Dollar itu menghadiahkan kiswah yang dipajang di Masjid Istiqlal dan Al-Quran, maka Kementerian Agama memberikan mushaf.

“Mushaf Istiqlal dicetak di Indonesia dan terdiri atas 3 jilid karena cukup besar,” kata Lukman.

Dia menjelaskan di setiap mushaf terhadap ornamen yang merupakan representasi dari provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.

“Setiap 20 halaman akan berganti ornamen yang menggambarkan 34 provinsi di Indonesia. Mudah-mudahan itu memiliki makna sebagai hadiah kepada Raja (Salman),” tuturnya.

Walau tidak sempat berbicara banyak dengan Raja Salman di Bandara I Gusti Ngurah Rai, tetapi dia beranggapan Raja senang dengan cinderamata yang diberikan.

“Hadiah dalam bentuk mushaf itu yang terbaik merupakan sesuatu yang bermakna dan berarti bagi umat Islam,” kata dia.

Lukman mengaku juga bersyukur dengan cinderamata berupa Al-Quran yang diberikan oleh Raja Salman bagi Kementerian Agama. Pemberian itu dianggap istimewa.

“Bentuk, sampul dan pilihan kertasnya berbeda. Tidak seperti (Al-Quran) pada umumnya,” kata dia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!