Salah satu terduga teroris yang ditembak Densus 88 baru lulus SMK

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Salah satu terduga teroris yang ditembak Densus 88 baru lulus SMK
Tetangga menduga Adit bisa bergabung dengan kelompok Jamaah Ansorut Daulah karena pengaruh teman.

JAKARTA, Indonesia – Cuaca terik terasa begitu menyengat di kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu 9 April. Sejumlah remaja tampak berkerumun di Jalan Taman Karonsih II membicarakan sesuatu yang menyangkut Satria Aditama, pria yang tewas ditembak anggota Densus 88 Anti Teror pada Sabtu, 8 April.

Pria yang akrab disapa Adit itu, termasuk dalam enam gerombolan teroris yang sempat terlibat baku tembak dengan aparat Polda Jawa Timur di Desa Jenu, Kabupaten Tuban pada akhir pekan lalu. Identitas Adit diketahui dari paspor dan KTP yang ada di dalam mobil Daihatsu Terios yang ditumpanginya.

Para tetangga pun mengaku terkejut mendengar informasi tersebut. Mereka bertanya-tanya mengapa remaja yang baru lulus SMK itu bisa masuk dalam kelompok Jamaah Ansorut Daulah (JAD).

Saat Rappler menyambangi rumah Adit pada akhir pekan lalu, rumah yang dicat berwarna hijau itu terlihat tertutup rapat. Dari luar, suasananya tampak terlihat lengang. Namun, Rappler berhasil bertemu dengan salah satu warga sekitar.

“Enggak nyangka kalau dia ikut (kelompok) teroris. Soalnya anaknya sangat pemalu. Saya kenal baik sama keluarganya. Sehari-hari juga kumpul sama remaja di sini. Sama sekali enggak keliatan aneh-aneh,” kata Lukas Satiman, warga RT 01/RW IV yang pernah tinggal berhadapan dengan rumah pelaku selama belasan tahun pada Minggu, 9 April.

Lukas mengatakan sebelum terlibat baku tembak, Adit baru saja merayakan kelulusan sekolahnya. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, hanya dia yang masih tinggal bersama sang Ibu.

“Kakaknya sudah kerja semua. Tinggal dia yang masih nganggur dan selama ini tinggal sama ibunya. Umurnya kan baru 18 tahun,” kata Lukas.

Menurut Lukas, bisa jadi Adit terlibat dalam pergaulan yang keliru sehingga dia ikut masuk ke dalam jaringan terorisme. Teman-teman di sekitarnya diduga kuat yang memberikan pengaruh.

Pernyataan serupa juga diungkap oleh Ketua RT 05/RW IV, Candra Satya Nugroho. Dia pun mengaku tak kalah terkejut saat mendengar berita bahwa Adit tewas akibat baku tembak dengan anggota Densus 88 Anti Teror.

Candra mengatakan kali terakhir melihat Adit sekitar empat bulan lalu. Setelah itu, praktis dia hilang bak ditelan bumi.

“Empat bulan lalu pernah lihat dia. Masih saling menyapa tapi habis itu enggak pernah kelihatan lagi. Entah ke mana saya enggak tahu,” tutur dia.

Menurut Candra, Adit merupakan anak yang pintar dan berhubungan baik dengan warga sekitar. Kalau malam tiba, dia kerap berkumpul dengan remaja masjid.

“Eh, tahu-tahu kok dia tersangkut kasus teroris,” katanya.

Meningar informasi itu, ibu Adit, ujar Candra kini tengah bersedih. Dia bahkan syok dan sakit ketika tahu anaknya tewas dan terlibat baku tembak dengan anggota Densus 88 Anti Teror.

“Ibunya syok. Saya juga berusaha menemui (ibu Adit) tapi belum bisa. Tadi, anaknya bilang ibunya masih sakit, tolong ya jangan dipaksa,” tutur Candra menirukan kalimat salah satu kakak Adit.

Digeledah Densus 88

Usai terlibat baku tembak pada akhir pekan lalu, rumah keenam pelaku langsung digeledah oleh anggota Densus 88 Anti Teror.

Ada satu kompi Densus yang masuk ke dalam rumah untuk mencari barang bukti keterlibatan pelaku dalam aksi teror di Pospol Tuban.

“Ada juga dari Polsek Ngaliyan. Jumlahnya banyak saat masuk ke rumahnya,” ujar Lukas.

Proses penggeledahan rumah pelaku juga dibenarkan oleh Kasubdit VI Keamanan Negara Direktorat Intelkam Polda Jateng AKBP Sukandar saat dikontak terpisah. Sukandar mengatakan pengeledahan dilakukan tim Densus.

“Ada (pelaku) dari Kendal dan Batang juga. Sedang kami terjunkan petugas ke sana,” kata dia.

Menurut informasi dari pihak kepolisian, selain Adit, terdapat tiga pelaku lainnya yang juga berasal dari Jawa Tengah yakni Adi Handoko dari Batang, Yudhistira Rostriprayogi dari Kendal dan Endar Prasetyo asal Batang. Sukandar mengatakan sudah mengetahui identitas pemilik mobil Daihatsu Terios putih yang digunakan oleh enam tersangka. Sayang, pemiliknya sudah lama meninggalkan rumah yang berlokasi di Candisari.

Sementara, juru bicara Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova telah memerintahkan jajarannya agar meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar razia di jalan raya.

“Razia sudah disebar di semua jalan. Semua personel tinggal membantu menginformasikan berbagai kebutuhan data maupun tindakan kepolisian yang dibutuhkan penyidik Polda Jatim,” kata dia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!