Daftar serangan teror kepada Novel Baswedan

Rika Kurniawati

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Daftar serangan teror kepada Novel Baswedan

ANTARA FOTO

KPK menanti keseriusan pemerintah untuk mengusut tuntas pelaku di balik serangan teror kepada penyidik mereka.

JAKARTA, Indonesia – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menerima serangan teror pada Selasa dini hari, 11 April. Usai menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, dua orang misterius mendekati Novel dan menyiramkan cairan yang diduga air keras ke wajahnya. 

Penyidik yang mulai bergabung ke KPK sejak tahun 2007 itu kemudian panik karena tak bisa melihat. Akibatnya, dia sempat menabrak pohon. Kini, Novel telah dipindahkan ke Rumah Sakit Jakarta Eye Center dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.

Tim dokter rencananya akan melakukan operasi untuk membersihkan cairan yang melukai kedua matanya. Pihak keluarga mengatakan teror Selasa kemarin bukan kali pertama diterima. Sudah ada lima kali teror lainnya yang ditujukan ke Novel dan KPK selaku institusi. 

Nyatanya, bukan Novel saja yang pernah menerima teror itu. Penyidik KPK lainnya juga pernah menerima teror serupa. Mereka biasanya diteror ketika tengah menangani kasus korupsi yang besar. 

Novel pun diketahui tengah menangani kasus besar yakni proyek pengadaan KTP Elektronik yang telah merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun. Lalu, apa saja peristiwa teror lainnya yang pernah diterima Novel? Apa langkah pemerintah terhadap peristiwa teror yang menimpa penyidik tersebut. Berikut pemaparan Rappler:

 2016 

Pertengahan tahun 2016, Novel ditabrak oleh sebuah mobil Avanza. Peristiwa tersebut terjadi pada pagi hari, tak jauh dari rumahnya ketika hendak menuju ke kantor KPK. Novel yang saat itu mengendarai motor terpelanting usai ditabrak. Sementara, si pengendara mobil langsung kabur meninggalkan Novel usai melihat dia terjatuh. 

Akhirnya, Novel harus berjalan dalam keadaan tertatih-tatih karena kakinya terluka. Beberapa kasus besar memang ditangani oleh KPK di tahun 2016. Salah satunya kasus penyuapan reklamasi Jakarta yang mencuatkan nama Mohamad Sanusi, mantan Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPRD. Dia diduga menerima suap dari Presdir PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja dalam kasus reklamasi di utara Jakarta. 

Menurut Novel, peristiwa penabrakan terhadap dirinya bukan kebetulan dan telah direncanakan. Hal tersebut lantaran kondisi jalan tengah lengang. 

“Kalau tidak sengaja rasanya tidak mungkin,” kata Novel pada waktu itu. 

2015 

Pada 1 Mei 2015, Novel dijemput paksa oleh personel Bareskrim Polri. Alasannya, Novel diduga melakukan penganiayaan berat di Bengkulu. 

Beberapa anggota Bareskrim Polres Bengkulu yang di bawah pengawasannya diduga menganiaya pencuri sarang burung walet hingga meninggal. Peristiwa itu terjadi saat Novel masih menjabat sebagai Kabareskrim Polres Kota Bengkulu pada  2004.

Kejaksaan Negeri Bengkulu akhirnya menghentikan proses hukum terhadap Novel pada Februari 2016 karena tidak ditemukan bukti yang cukup. Kasus tersebut mencuat sejak tahun 2011 lalu usai Novel melakukan penggeledahan di kantor Korlantas Polri untuk mencari bukti dalam kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan Kakorlantas Polri, Irjen Pol Djoko Susilo. 

Djoko akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan bahkan dijatuhi vonis 10 tahun penjara karena terbukti melakukan perbuatan korupsi yang merugikan negara hingga Rp 196 miliar. 

Novel juga pernah dibidik usai KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut. Akibat penetapan status tersangka itu, Budi yang sebelumnya telah disetujui oleh Komisi 3 DPR sebagai Kapolri, batal dilantik. 

Selain Novel, ape kriminalisasi juga dilakukan terhadap Bambang Widjojanto. Menurut polisi, Bambang pernah meminta agar beberapa saksi memberikan keterangan palsu di depan sidang Mahkamah Konstitusi pada tahun 2010 lalu. 

2011 

PERAWATAN. Penyidik KPK Novel Baswedan tiba untuk menjalani perawatan di RS Jakarta Eye Center, Jakarta, Selasa, 11 April. Foto oleh Akbar Nugroho Gumay/ANTARA

Novel dijadikan sasaran tabrak lari. Walaupun belakangan diketahui yang ditabrak bukan Novel, melainkan penyidik KPK lainnya yakni Dwi Samayo.  Novel ketika itu tengah mendalami peran besar dalam kasus cek pelawat. Cek tersebut diberikan oleh istri mantan Wakapolri, Nunun Nurbaeti kepada 39 anggota DPR periode 1999-2004 sebesar Rp 20,8 miliar untuk memenangkan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia tahun 2004 lalu. 

Nunun yang sempat buron akhirnya berhasil dibawa ke Indonesia dan menjalani persidangan. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor akhirnya menjatuhkan vonis penjara 2 tahun dan 6 bulan serta denda Rp 150 juta.

Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto dalam keterangan pers pada Selasa malam, 11 April mengatakan menanti sikap tegas pemerintah untuk mencari dalang serangan teror terhadap Novel. Sebab, biasanya serangan teror yang dialamatkan kepada penyidik tidak pernah diusut secara tuntas.

Sementara, Kapolri Tito Karnavian langsung menindak lanjuti perintah Presiden Jokowi dengan membentuk tim khusus untuk mencari dalang di balik aksi penyerangan Novel. 

“Saya sudah memerintahkan Polda Metro Jaya untuk membentuk tim khusus nanti diback-up dari Mabes Polri untuk mencari dan mengungkap pelakunya,” kata Tito di Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri, Lembang Kabupaten Bandung Barat pada Selasa kemarin. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!