LIVE UPDATES: Debat final Pilkada DKI Jakarta 2017

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

LIVE UPDATES: Debat final Pilkada DKI Jakarta 2017
Inilah terakhir kalinya para kandidat ‘menjual’ program serta visi misi mereka.

JAKARTA, Indonesia — Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan bertemu dalam acara debat Pilkada DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu malam, 12 April.

Ini akan menjadi panggung terakhir bagi Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk memikat hati warga Jakarta.

Debat akan dimulai pukul 19:30 WIB. Masing-masing pasangan calon diizinkan membawa 120 pendukung untuk menyemarakkan acara debat terakhir sebelum hari pencoblosan 19 April mendatang.

Berbeda dengan debat-debat sebelumnya, debat kali ini akan melibatkan perwakilan masyarakat. Mereka akan diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada masing-masing pasangan calon.

Debat sendiri akan dipandu oleh Dwi Noviratri Koesno alias Ira Koesno. Ira bukan nama yang asing. Ia pernah memimpin acara debat pertama pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Sehingga, bisa dibilang, debat pamungkas ini pasti akan berlangsung seru. Karena inilah terakhir kalinya para kandidat “menjual” program serta visi-misi mereka. 

Seperti apa jalannya debat bisa kamu ikuti di laman ini, karena kami akan terus meng-update perkembangan terbaru dari debat Pilkada DKI Jakarta terakhir ini:

Pertanyaan terakhir khusus bagi para cagub

Moderator: Pilkada DKI ini pengalaman luar biasa. Anda berdua saling sindir, saling serang. Ada perkataan yang bisa menyakiti hati bukan hanya Anda, tapi juga keluarga. Apa yang akan Anda ucapkan atas pernyataan selama ini?

Anies: Bantuan sosial berhenti. Proyek berhenti. Perda berdasarkan berdasarkan agama muncul jika gubernur baru muncul. Itu keliru. Gubernur baru akan antarkan Jakarta pada pemerintahan yang merangkul semuanya, termasuk pada mantan lawan ketika Pilkada. Semua yang diucapkan, bagian dari sejarah. Jika ada keliru, kami ucapkan permintaan maaf. Mantan lawan pun adalah warga yang kita hormati. Dulu pakai bambu runcing, sekarang gunakan paku. Tusuk sebelah kanan untuk perubahan Jakarta.

Ahok: Pertama, bersama Pak Djarot dan keluarga kami berdua, pada paslon 1 dan 3 beserta keluarga. Dalam perdebatan, secara kami petahana, kami uraikan apa yang kami kerjakan, seolah menihilkan ide paslon nomor 1 dan tidak. Ini kebetulan saja, kami sebagai petahana ini sudah sehari-hari kami lakukan. Saya sampaikan kepada warga Jakarta semoga kita bisa melihat Jakarta yang baru.

Segmen penghujung

Moderator: Ilustrasi video menggambarkan potensi konflik dalam bermasyarakat. Pertanyaannya, sampaikan langkah-langkah strategis yang akan Anda lakukan untuk meredakan ketegangan guna membangun Jakarta yang lebih damai.

Djarot: Kita lihat di masyarakat, memang ada beberapa pihak yang masih belum bisa memahami bahwa meskipun kita berbeda pilihan, kita itu satu warga Jakarta. Pilkada itu pesta demokrasi yang menggembirakan. Apa pun hasilnya, kami akan telepon Pak Anies-Pak Sandi. Kami juga akan menggandeng siapapun, apapun hasilnya. Kita akan ingatkan betul bahwa Pancasila betul-betul terlaksana. Apapun pilihan Bapak-Ibu, kita tetap satu saudara. Warga, tokoh-tokoh masyarakat akan kita datangi untuk menciptakan Jakarta yang sejuk.

Anies: Jangan sampai kebencian pada suatu kaum membuatmu tidak berbuat adil. Ajaran agama mengajarkan bersifat adil mendekatkan kita pada takwa. Kami adalah gubernur bagi semuanya. Lintas agama, lintas etnis. Kedua, ini bukan Anies-Sandi. Kami meneruskan tradisi perjuangan orang-orangtua kita mendirikan republik ini. Agar Indonesia ini tetap terbangun persatuannya. Kami akan lakukan itu karena ini tanggung jawab moral, bukan karena kami gubernur atau tidak. 

Segmen 5: Anies-Ahok berdebat

Anies bertanya: Jakarta adalah dengan populasi penduduk muda cukup banyak. Masalah yang agak serius, 116.000 anak usia 16-18 di luar sekolah. Kalau mereka terus seperti ini, pengangguran akan muncul. Mereka harus miliki masa depan. Kita inginkan Jakarta jadi tempat setiap anak harus merasa bersyukur. Apa solusi Anda?

Ahok menjawab: Diakui banyak anak-anak tidak sekolah, tapi angka partisipasi kasar sekarang meningkat. Ada anak dipaksakan tidak mau sekolah. Tapi yang beruntung, kita merekrut mereka jadi pegawai harian lepas. Jadi tukang dengan gaji UMP di dinas kebersihan, perumahan, pekerjaan umum. Sehingga nanti dia akan pindah kerja profesional di perusahaan-perusahaan.

Anies: Pak Basuki melihat alatnya hanya pemerintah. Saya melihatnya alatnya pemerintah, civil society, dan perusahaan. KJP-Plus bukan hanya anak sekolah, tapi juga putus sekolah. Kedua, kita akn gerakkan sektor swasta untuk mengajak mereka terlibat kegaikegiatantan, bukan hanya pemerintah. KJP-Plus beserta pelatihan dan sektor swasta, anak akan dapat pengalaman lebih luas.

Ahok: Saya bingung kita disalahkan tidak libatkan swasta. Ketika libatkan, dituduh pro pengusaha. Cara yang kami lakukan, masukkan mereka jadi pegawai harian lepas. Mereka akan cari kerja di swasta nanti.

Anies: Beda sekali pendekatannya. Kami akan buat konsorsium pengelolaan CSR di Jakarta. Semua perusahaan akan punya akses yang sama, bukan hanya perusahaan yang kenal gubernurnya.

Ahok bertanya pada Anies: Reklamasi, saya punya kumpulan berita. Pada 13 Oktober Pak Anies menolak reklamasi. Tapi 8 Februari, Pak Anies mau alihkan fungsi menjadi lahan publik. Pada 17 Maret, kita akan ikuti pengadilan. Tadi, terang-terangan akan menolak reklamasi. Dari 17 pulau yang direklamasi, Pulau N sudah beroperasi. Kalau itu bisa kurangi biaya logistik, pulau yang sudah terlanjur dibangun, mau diapakan? Keputusan pemerintah pusat dari zaman Pak Harto, bagaimana mau kita batalkan? Padahal sudah menyerap 1,2 juta lahan kerja.

Anies: Reklamasi itu isu penting, tapi pendekatan kita berbeda. Keppres 52 Pasal 4, wewenang reklamasi ada pada gubernur. Ketika saya jadi gubernur, saya akan manfaatkan untuk kepentingan publik. Kedua, yang reklamasi dijalankan sekarang beda dengan Keppres ini.

Ahok: Jangan bohongi rakyat. Gambar peta reklamasi bukan dari saya. Seluruh hasil reklamasi, sertifikatnya milik DKI. 48 persen untuk DKI. 5 persen dari tanah yang dijual pengembang, bisa dipakai oleh nelayan. Sehingga kita akan mendapatkan dalam 10 tahun, ratusan juta rupiah untuk rakyat.

Anies: Memang jangan bohong saat kampanye. Warga Bukit Duri tahu persis saat dibohonogi pada masa kampanye. Warga dilindungi, jangan sampai ada banjir. Nanti efeknya banjir di jakarta. Soal lapangan pekerjaan lebih banyak tersedia bukan lewat reklamasi, tapi rehabilitasi 13 sungai di Jakarta. Ketika kita membangun pulau-pulau di sana lalu jadi pemukiman mewah, yang menikmati bukan nelayan.

Anies bertanya pada Ahok: Pilkada ini merupakan pilkada yang cukup dinamis. Konsekuensinya keterlibatan bukan hanya warga Jakarta, tapi nasional. Sebagai pemimpin, saya menyadari yang harus dirangkul bukan hanya birokrasi, tapi semuanya. Seorang gubernur bukan administrator, tapi pemimpin seluruh warga. Tugasnya bukan hanya melayani, tapi menggerakkan warga. Tantangan sesudah Pilkada, membangun persatuan. Pertanyaannya, apa strategi Anda?

Ahok: Saya sempat jadi bupati di tempat yang beragam. Ketika saya ikuti Pilkada, suasananya mirip. Ancaman yang tidak menyolatkan yang tidak memilih saya, ada di kampung saya. Jadi pemimpin itu cuma satu tantangannya, adil tidak terima suap dan tidak berpihak. Saya disumpah untuk adil.

Anies: Kuncinya adalah pada kepemimpinan yang diharuskan bisa merangkul semuanya. Berkomunikasi untuk menghasilkan suasana yang positif. Hari ini ada yang terkotak-kotak. Pertama, cagub-cawagub harus jadi jembatan. Kedua, mengatasi ketimpangan yang kaya dan prasejahtera. Rasa adil itu bukan di kata-kata tapi di programnya. Caranya, membereskan ketimpangan.

Ahok: Saya kira Pak Anies kurang terinformasi. Kata siapa, di Jakarta tidak adil? Di mana tidak adilnya? Dua tahun saya memimpin, orang bisa rasakan siapa yang nikmatin KJP? Yang makan daging Rp35 ribu? Yang naik bus murah siapa? Nelayan sekarang lebih baik, enggak?

Anies: Unik jika dikatakan Jakarta sudah adil. Datanglah ke kampung-kampung di Krukut. Bapak akan rasakan ketimpangan yang luar biasa. Pak Basuki sudah lakukan program ABCD, tapi PR nya masih ada. 

Ahok bertanya pada Anies: Saya penasaran, Anies-Sandi membingungkan soal 0% pembelian tanah untuk penghasilan Rp7 juta. Rumah yang bapak sediakan ini, rumah tapak atau rumah susun? Pak Sandi bilang, orang bergaji Rp4 juta ke bawah enggak mungkin beli rumah. Kami mengadministrasikan, mereka yang tinggal di tempat kumuh karena enggak bisa beli rumah, maka kami pindahkan.

Anies: Pemahaman bapak agak keliru. Kami tidak bicara bangun rumah. Yang bangun bisa pemerintah atau swasta. Yang  kami bicarakan instrumen pembiayaannya. Agar siapa saja bisa beli rumah, baik rumah tapak atau rumah susun, dengan range harga yang bervariasi. Berpihak pada rakyat kebanyakan, agar mereka bisa temukan solusi. Itu perbedaan mendasarnya.

Ahok: Tidak menjawab yang saya tanya sebenarnya. Di Kali Krukut, menurut penelitian PBB, rumah minimal itu ukuran 36. Kita enggak tega biarkan warga tak mampu beli rumah sendiri. Tidak mungkin rakyat miskin di Jakarta beli rumah ukuran 36 kalau bukan kami yang membikin.

Anies: Kami melihat ini sebagai problem dari awal. 49% warga Jakarta tidak punya rumah sendiri. Ini bisa dikerjakan. Rumahnya tersedia. Secara teknis, ini akan berkembang. Teknik pembiayaannya akan muncul variasinya.

Ahok: Saya jujur enggak menemukan jawabannya. Ini terlalu retorika. Itu kenapa kami ngotot di pulau reklamasi, setengahnya milik Pemprov DKI agar kami bisa bangun rumah untuk warga. 

Segmen 4: Debat antar cawagub — Djarot dan Sandiaga berdebat

Djarot bertanya: Wagub itu tugasnya  bukan hanya sekadar ban serep, tapi betul-betul memback-up gubernur. Tugas wagub itu salah satunya menyusun KUA-BPAS.

Sandi: KUA-PPAS itu apa?

Djarot: Kebijakan Umum Anggaran. Bagaimana menyusunnya?

Sandi: Saya dan pak Anies telah bagi tugas. Bagian ekonomi dan infrastruktur, saya akan fokus di sana karena ada pengalaman. Mas Anies, di bidang SDM dan kesejahteraan. Dulu saya kelola usaha. Alhamdulillah usaha saya maju karena keuangannya rapi. Kita pastikan laporan keuangan yang wajar tanpa pengecualian.

Djarot: Berbeda anggaran pemerintah dan perusahaan. KUA itu harus rapat-rapat dengan SKPD. Bagaimana Pak Sandi bisa menjabarkan dengan baik?

Sandi: Saya pernah kelola 28 unit SKPD. Konsepnya adalah bagaimana kita kelola komunikasi dengan bawahan. Saya enggak pernah ada di kantor, terus ke kantor anak-anak buah saya. Saya menyamaratakan.

Djarot: Dalam menyusun KUA, itu harus berembuk dengan Musrenbang. Orientasinya bukan profit. Itu beda.

Sandi bertanya pada Djarot: Banyak warga Jakarta yang harap-harap cemas. Karena mau masuk masa Lebaran dan biasanya harga melonjak tinggi. Sejak 18 bulan lalu, harga cabai Rp15 ribu. Per hari ini harga pernah mencapai Rp200 ribu. Warga mengeluh karena Pemprov belum bisa hadirkan solusi untuk harga sembako terjangkau. Saya ingin meminta wisdom dari Bapak, untuk ebrikan strategi.

Djarot: Satu persoalan melonjaknya harga bawang merah dan cabai. Kami kerjasama dengan Jawa Tengah untuk ambil bawang merah dan cabai. Kami juga bangun container pengawet untuk bawang merah dan cabai agar harga bisa distabilitasi. Kami juga punya BUMD untuk jadi distributor melawan tengkulak. Saya yakin harga bisa dikendalikan dengan sistem seperti itu.

Sandi: Tapi kenyataannya, itu hanya janji. Yang merasakan itu warga, terutama UMKM. Biaya hidup semakin meningkat. Harga sembako perlahan naik. Pengamat ekonomi mengatakan, watch food inflation. Kelas menengah ke atas tak merasakn, tapi menengah ke bawah menantikan solusi. Solusi bapak bagus di gambar, tapi kita perlu lebih dari itu.

Djarot: Yang kita lakukan adalah subsidi kelompok menengah ke bawah mealui BBUMD lakukan operasi pasar. Kami berusaha inflasi mendekati Idulfitri betul bisa kita jaga. Kita bentuk tim inflasi daerah. Container pengawet ini sedang kita bangun. Pasar grosir juga sedang kita bangun di Kramat Jati.

Sandi: Kuncinya adalah memastikan pasokan bahan-bahan makanan yang masuk ke Jakarta. Kedua, penyederhanaan distribusi. 

Pertanyaan bagian 3 dari komunitas

Pertanyaan dari komunitas nelayan (Bapak Iwan): Kami nelayan sudah tinggal di Pantai Jakarta turun temurun. Apakah kehidupan kami sebenarnya diakui oleh tidak? Apakah cagub akan perbaiki kehidupan nelayan dan hentikan reklamasi?

Anies menjawab: Ada 12.000 nelayan di Jakarta. Sayangnya, di Jakarta dalam statistik tidak ada profesi nelayan. Kami akan pastikan nelayan meningkat kesejahteraannya. Kami tolak reklamasi karena beri dampak buruk pada nelayan. Reklamasi juga beri dampak buruk bagi lingkungan. Ada sungai yang tercemar. Juga bisa berakibat banjir.

Untuk nelayan, kami akan tingkatkan kapasitas nelayan dengan berikan modal. Di Kepulauan Seribu, pelatihan untuk nelayan amat minim. Untuk itu, kami akan tingkatkan SMK di sana.

Ahok menjawab: Tunjukkan gambar rusun nelayan Muara Angke dan rusun Muara Baru. Kami tolak perluasan wilayah untuk pembagunan rumah mewah, agar nelayan miliki tempat pengolahan ikan. Jakarta harus selesaikan pembangunan tanggul. Kami sedang mengerjakan tanggul dari Cilincing hingga Tanjung Priok, untuk agar ada tambatan bagi perahu. Perumahan akan ada di tepi tanggul.

Untuk Muara Angke, kami sedang bangun restoran apung agar ibu-ibu nelayan bisa kontribusi. Desain semua sudah jadi. Hubungannya dengan reklamasi, nelayan bisa tinggal di sana. Karena 50% lahan itu milik Pemprov DKI.

Sandi menanggapi: Bapak Iwan adalah bagian dari kami. Bapak akan diperhatikan, diebrrikan solusi agar Bapak naik kelas. Kami miliki program yang berpihak pada nelayan. Kami tolak reklamasi karena tidak berkeadilan pada nelayan. Kami berpihak pada 24.000 nelayan di pesisir Jakarta. Saya ingin kerjasama dengan nelayan. Ibu [Menteri Kelautan dan Perikanan] Susi miliki program yang baik. Kami akan kolaborasi agar bisa tingkatkan taraf hidup para nelayan.

Djarot menanggapi: Pak Iwan adalah bagian dari kita. Maka tidak layak, nelayan hidup dengan rumah-rumah seperti itu. Kami sudah sampaikan konsepnya untuk bangun rumah seperti itu. Agar anak-anak nelayan bisa berhak kehidupan yang lebih baik. Mereka makan ikan setiap hari, anak-anak nelayan itu cerdas. Kami ke Muara Angke, berdiskusi dengan rekan-rekan nelayan. Nelayan berhak untuk hidup yang lebih baik. 

Pertanyaan dari komunitas rumah susun dan toilet untuk semua keluarga (Sukarto): Kami ini warga rusun Jatinegara yang direlokasi akibat normalisasi Kali Ciliwung. Kami menderita tidak secara ekonomi saja, tapi juga mental. Kami saat ini tinggal di rusun yang sering bocor, padahal kami terus menanggung biaya. Jika terpilih, apakah bapak tega membebani biaya rusun ini?

Ahok menjawab: Harus kita akui, beberapa rusun dengan kontraktor yang maling, berakibat seperti itu. Sekarang kami perlambat, dengan perhatikan kualitas yang lebih baik. Rusun itu tidak bayar. Ini hanya kontribusi untuk pemeliharaan linkungan. Yang tidak bayar kami bantu lewat bantu operasional. Ini sedang kita bantu.

Saat kita pindahkan, harus kami akui, ada unsur sosial yang tidak kami perhatikan. Dulu tetangga terpisahkan, sekarang tetangga bisa tinggal di satu lantai di rusun. Selain itu, kios dagang bisa di pinggir jalan sehingga mobil bisa mampir. Saya mohon maaf dan saya harap bapak bisa bersabar..

Anies menjawab: Hamzah dari Bukit Duri yang pindah ke rumah susun. Penderitaan dimulai ketika pindah ke rusun. Konsep kita, dalam memimpin ketika memindahkan dengan hati. Penderitaan rakyat ini penderitaan gubernurnya. Ini bukan statistik. Kami ingin hadir dengan memimpin dengan hati.

Kami buat program dengan DP 0% agar warga yang tinggal di kampung-kampung sempit, kita tata ulang. Mereka diberikan akses pada pembiayaan. Bukan dipindahkan ke tempat jauh. Tapi diberikan rumah dengan 0 rupiah DP-nya.

Djarot menanggapi: Kami sudah ke rusun Jatinegara. Memang ada beberapa yang komplain. Kita bandingkan, kondisi Kampung Pulo sudah indah. Mereka yang pindah ke Jatinegara, sudah bagus, ada KJP, KJS gratis. Ada feeder bus. Kami tidak bisa puaskan semura orang. Mohon maaf jika ada yang bocor, tapi kami tanggung jawab untuk perbaiki.

Anies menanggapi: Yang dibutuhkan warga solusinya, kita melihat persoalan ini, sebut warga tinggal di Jakarta 40 tahun sebelumnya. Di tempat itu, di rusun, yang tinggal di sana manajemennya baik. Artinya, ada transparansi. Ke depan, lewat program OK OCE, ada peningkataan kesejahteraan. Dari situ ada peningkatan, yaitu memiliki rumah, baik rumah tapak maupun rumah susun. 

Pertanyaan dari komunitas masyarakat transportasi (Bapak Daryono): Sekarang masih banyak warga yang penghasilan di bawah UMP. Mahalnya ongkos transportasi buat kesulitan. Ada yang rencanakan tarif Rp5.000 untuk semua gabungan. Tarif TransJakarta Rp3.500. Sementara online, tawarkan tarif potongan. Apakah akan ada penggratisan transportasi untuk warga yang kurang mampu?

Anies: 30% biaya hidup dialokasikan untuk transportasi di Jakarta. Kita akan integrasikan dalam program yang ktia sebut OK O-Trip. Seluruh mode transportasi diintegrasikan dari mikro bus, bus, MRT hingga LRT.

Biaya, Rp5.000 semuanya. Termasuk dari Kepualauan Seribu, dari kapal hingga seluruhnya.
Kedua, manajemennya terintegrasi.

Ketiga, kesehteraan penyelenggara juga harus terjamin. Subsidi bukan hanya untuk TransJakarta, tapi untuk seluruh. Hari ini, yang banyak menerima hanya TransJakarta.

Ahok: Kami sejak 2 tahun lalu, “memaksa” warga Jakarta gunakan e-ticket. Agar kami tahu warga naik-turunnya di mana. Intinya di e-ticketing. Kami sebenarnya sudah mnggratiskan naik bus. Kalau gajinya UMP, Bapak-Ibu laporkan gajinya di Bank DKI, maka  bisa gratis. Hanya memang busnya yang perlu kami tambah. Rute juga kami tambah. Lansia juga bisa kami jemput dengan TransJakarta Care. Hanya tinggal telepon satu hari sebelumnya, kita jemput. Soal integrasi, kami sudah integrasi MRT dan LRT.

Anies menanggapi: Integrasi kita melihat mobilitas penduduk. Terakhir studi dilakukan pada 2007. Cara kita mengatur rute hari ini tidak sesuai kebutuhan warga.

Kedua, kita akan ajak lebih jauh dari penyedia transportasi online untuk terlibat, terutama dalam fase membangun integrasi itu.

Ketiga, proses ini tidak top-down tapi bottom-up. Selama ini penyelenggara minim diajak. Anda akan bantu diajak.

Ahok menanggapi: Kadang saya suka heran kami dianggap tidak bottom-up. Ketika Anda menempel tiket, itu bottom-up. Kami tahu Anda turun di mana. Ini belasan juta penumpang butuh data. Dengan pola seperti ini, kami sajikan data. Bus kami ini berkelas dunia. Kita kurangi 20% kapasitas kursi sehingga bisa hadap depan. Supaya perempuan bisa nyaman. Tapi kenapa lambat? Karena kami ingin semua karoserinya lokal.

Komunitas UMKM (Ibu Hermawati) bertanya: Pak Cagub, kami pengusaha kecil dari dulu selalu miliki masalah permodalan meski saat ini ada program KUR dengan bunga rendah. Tapi kenyataannya, kami tidak bisa dapatkan KUR karena bank tetap minta agunan. Kalau bapak terpilih, program apa yang bapak lakukan untuk bantu kami?

Ahok: 2 tahun terakhir, kami memaksa semua pelaku usaha untuk buka rekening bank. Untuk pelajari arus kas usahanya. Kadang UMKM minta kredit, tapi tidak punya arus kas perbankan.

Bagi kami memberikan kredit bukan soal jaminan, tapi soal usaha Bapak-Ibu. Di tempat RPTRA, kami membangun pupuk. Intinya, kami ingin semurah mungkin bagi hasilnya 80, buat kami 20. Syaratnya, semua uang dimasukkan ke bank.

Sandi: Hampir 15 tahun lebih, saya mendalami UMKM, permasalahannya:

  1. Lahan usaha. OK OCE memastikan lahan usaha bagi UMKM

  2. Pemasaran. Dengan OK OCE, kami bisa memasarkan di OK OCE Mart. Kita bisa berpihak pada pedagang kecil

  3. Permodalan. OK OCE melihat bagaimana memberikan kredit khusus bagi perempuan tanpa jaminan dan mentoring.

Djarot menanggapi Paslon 3: Yang saya baca, untuk bikin OK OCE Mart, butuh dana Rp200 juta. Bagaimana UMKM bisa dapatkan dana 200 juta itu? Oleh karena itu, kami berikan dana pada UMKM dengan bagi hasil. Kami tidak bisa sediakan anggaran untuk satu OK OCE Mart. Tapi kami dorong pengusaha kecil untuk dapatkan barang dengan harga murah. Ini sudah dilakukan di RPTRA dengan PKK Mart. Dengan cara itu masyarakat bisa dapatkan keuntungan dengan harga murah.

Pertanyaan bagian 2 dari panelis

Moderator: Saat ini untuk lindungi kesehatan, ada beragam program, tapi belum ada program yang efektif. Data BPS tahun 2015 menyebutkan belum ada warga Jakarta yang berjamban sehat. Laporan Koalisi Smoke Free Jakarta, ada sekitar 70% tempat umum yang melanggar Perda kawasan dilarang merokok. Untuk Paslon 3, terobosan apa yang akan dilakukan agar masalah kesehatan bisa diobatkan dari akarnya?

Anies: Kita menginginkan setiap warga di Jakarta bahwa tinggal di Jakarta buat keluarga jadi sehat. Pentingnya gaya hidup sehat, baru bicara pengobatan bila sakit. Kita fokusnya adalah kesehatan warga dan linkungan. Kita akan rekrut tenaga-tenaga medis yang berkeliling di kampung-kampung agar keluarga dan lingkungannya sehat.

Tidak boleh di Jakarta, ada anak yang kelaparan. Saya datang ke Koja, Jakarta Utara, ketika ditemui, ia bilang, ‘Lapar saya, Pak’.

Kedua, pemerintah akan memastikan ada daya personalia. Konsentrasinya memastikan warga sehat, keluarga sehat, dan memiliki personalia.

Djarot menanggapi: Program yang sudah kita kerjakan adalah ketuk pintu, layani dengan hati. Puskesmas sebagai garis terdepan harus kedepankan aspek preventif. Setiap saat petugas akan mengetuk rumah warga apakah ada yang TBC atau semacamnya.

Kedua, membangun sanitasi yang baik melalui program bedah rumah. Tiga, dengan mengefektikan PKK dan dasa wisma dengan berikan penyuluhan bagi masyarakat-masyarakat yang rentan. Sekarang kami punya data yang valid. Dengan data ini memudahkan kami.

Terakhir, dengan membangun RPTRA di masing-masing wilayah. Setiap RW nanti akan kami bangun.

Sandi tanggapi: Nama programnya, OK O-Care. Kita sudah identifikasi lebih dari 100.000 peserta baksos di seluruh Jakarta. Dana program Jakarta lebih banyak ke kuratif. Sekarang promotif dan preventif.

Contoh, Ibu Dahlia Alwi yang promosikan gaya hidup sehat dengan makan makanan sehat. Dengan OK Care ia sukses.

Selain itu kita bisa promosikan gaya hidup sehat. Kalau kita memiliki semangat pola hidup sehat, kita akan mampu biayai kurangi penyakit-penyakit karena pola hidup.

Pertanyaan bagian 1 dari panelis

Moderator: APBD yang disusun Pemda harus dapat persetujuan DPRD. Dari kasus sebelumnya, alotnya pembahasan datang dari oknum DPRD yang minta kompensasi untk menggolkan proyek. Bagaimana Anda akan menyikapi hal tersebut agar program Anda tak terhambat fraksi di DPRD?

Ahok: Bagi kami, tidak susah karena kami alami sendiri kejadian tahun 2015. Yang paling penting adalah buat transparasi. Dari usulan masyarakat, jadi semua data bisa dilihat di Smart City, sehingga pas naik ke kecamatan tidak bisa hilang.

Kita tidak bisa suudzon kepada anggota dewan, hanya oknum saja yang ada kepentingan. Dulu, APBD DKI habiskan banyak uang, tapi masyarakat tidak bisa merasakan.

Dengan penghematan uang seperti ini, uang anak-anak bisa ditingkatkan. Satu anak bisa dapatkan Rp1,7 jutaan per tahun. Prinsip kami, ada satu pasal yang kami lakukan di 2015. Ketika tidak ada kesepakatan dengan dewan, ada UU yang mengatur, kepala daerah bisa keluarkan Pergub. Jadi kami sepakat untuk sama-sama dengan DPRD buat Perda.

Anies: Sebagai gubernur yang berinteraksi dengan DPRD, maka Jakarta bukan satu-satunya gubernur. Apa yang terjadi, prinsip utama dalam menyusun APBD.

Nomor satu, lihat RPJMD.

Dua, lihat aspirasi warga.

Tiga, dalam proses penyusunannya, transparansi, komunikasi, saling menghormati. Dalam menegosiasikan konten APBD, kita bisa tunjukkan peran warga.

Yang sering terjadi, bukan perdebatan satu-dua orang. Itu ada di mana-mana. Yang jadi masalah adalah bagaimana pemimpin bisa merangkul. Kami nanti akan merangkul DPRD. Penjaga terbaik, adalah menyampaikan kepada publik tanpa merendahkan pada siapapun.

Djarot menanggapi: Kita sudah sepakati bersama, sistem penganggaran kita harus transparan dengan gunakan teknologi elektronik. Untuk jamin pemerintahan yang bersih dari korupsi. APBD itu uang rakyat. Ketika kita komunikasi dengan teman-teman di legislatif, kebiasaan lama yang dulu ada, misalnya ambil alokasi anggaran yang tidak berkepentingan bagi masyarakat, harus dihentikan.

Kita harus bertanggung jawab kepada rakyat, untuk membantu rakyat, terutama warga miskin. Dengan APBD ini kita bisa membantu anak-anak yang mendapat KJP dan masyarakat yang mendapat kartu jaminan sosial. Perubahan sudah kita lakukan dan akan kita selesaikan dengan baik.

Sambutan Ketua KPUD Jakarta Sumarno

Dalam sambutan pembukanya, Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengatakan:

  1. Tema debat kali ini sedikit berbeda. Begitu juga dengan format. Tema sekarang mengangkat dari masyarakat untuk Jakarta. Oleh karena itu, kita hadirkan sebagian masyarakat untuk menyampaikan pesan mereka kepada para pasangan calon. Oleh karena itu, ada sedikit perubahan format dari debat yang selama ini kita lakukan.
  2. Berkaca dari Pilkada DKI putaran pertama, kami mendengar perlunya perbaikan kualitas Pilkada. KPUD telah lakukan penyempurnaan daftar pemilih dan peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggara hingga level terendah.
  3. Keinginan kita mewujudkan Pilkada yang demokratis tidak mungkin dibebankan di pundak KPUD, tapi para stakeholders terkait, termasuk peserta pilkada, tim sukses, dan para pendukungnya. Kami berharap semua pihak memiliki komitmen yang sama agar hadir dengan kualitas yang lebih baik. Terlalu mahal harganya jika Pilkada DKI putaran kedua tercederai.
  4. Selama penyelenggaraan Pilkada banyak pihak yang telah berkontribusi, KPUD mengucapkan terima kasih kepada para panelis yang merumuskan format debat dan pertanyaan-pertanyaan. Juga kepada pada komunitas yang hadir pada hari ini agar tidak ada afiliasi terhadap salah satu paslon.

Menghadirkan representasi publik

Debat ini berbeda karena ada representasi publik:

 

  • Komunitas UMKM
  • Komunitas transportasi
  • Komunitas permukiman dan rumah susun
  • Komunitas nelayan
  • Komunitas pendidikan dan disabilitas

 

Debat menghadirkan 7 panelis

Panelis dibentuk KPUD DKI Jakarta, ada 7, lebih banyak dari debat-debat sebelumnya yang hanya berjumlah 4 orang:

  1. Siti Zuhro, pengamat politik

  2. Prijono Tjiptoherianto, ekonom

  3. Enny Sri Hartati, ekonom

  4. Gun Gun Haryanto, ahli komunikasi politik

  5. Meuthia Ganie Rochman, sosiolog

  6. Yayat Supriyatna, ahli tata kota dan wilayah

  7. Imam Prasodjo, sosiolog

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!