Empat hal tentang Kopassus

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Empat hal tentang Kopassus
Tanggal 16 April diperingati sebagai Hari Kopassus

JAKARTA, Indonesia — Setiap tanggal 16 April diperingati sebagai Hari Kopassus (Komandan Pasukan Khusus) yakni salah satu bagian dari Komando Utama (Kotama) tempur dari TNI Angkatan Darat.

Sejak 1952, Kopassus telah menjalankan tugas sebagai penjaga negara dengan motto Berani, Benar, Berhasil.

Apa saja tugas Kopassus dan apa saja yang telah mereka lakukan sejak 65 tahun yang lalu? Berikut empat hal tentang Kopassus:

Dikenal dengan berbagai nama

Sebelum tahun 1986, Kopassus dikenal dengan berbagai nama. Saat pertama kali lahir pada 1952, pasukan Kolonel A.E. Kawilarang membentuk satuan khusus yang bernama Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT).

Kopassus juga pernah dikenal dengan nama KKAD (Korps Komando Angkatan Darat), RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat), dan Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha).

Baru pada tahun 1986, bersamaan dengan adanya resturkturusasi di tubuh ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), akhirnya pasykan ini dinamakan Kopassus.

Mengemban tugas rahasia

Disebutkan dalam situs resminya http://kopassus.mil.id/tugas Kopassus adalah “membantu KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam membina fungsi dan kesiapan operasional pasukan khusus serta menyelenggaran Operasi Komando, Operasi Sandi Yudha, dan Operasi Penanggulangan Teror sesuai perintah Panglima TNI dalam rangka mendukung Tugas Pokok TNI.

Untuk melakukan tugas-tugas tersebut, sering kali pekerjaan yang dilakukan para Kopassus bersifat rahasia. 

Diduga melakukan berbagai pelanggaran HAM

Karena bersifat rahasia tersebut, Kopassus kerap diduga melakukan berbagai pelanggaran HAM. Salah satunya adalah dugaan penyiksaan terhadap masyarakat Papua yang dilaporkan oleh Human Rights Watch pada tahun 2009. 

Dugaan pelanggaran HAM juga terjadi puluhan tahun lalu. Salah satunya adalah kasus Danjen Kopassus Mayjen TNI Sriyanto yang dituntut 10 tahun penjara setelah terbukti terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat dalam peristiwa Tanjungpriok tahun 1984 silam.

Pimpinan saat ini

Saat ini Kopassus dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Madsuni, seorang lulusan Akademi Militer tahun 1988. Ia bertugas sebagai Komandan Jenderal Kopassus menggantikan Mayjen TNI Muhammad Herindra sejak 16 September 2016 lalu.

Madsuni diangkat sebagai Danjen Kopassus setelah sebelumnya baru dua bulan menjabat sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopassus.

Suami dari Retno Lusiawati ini bukanlah orang baru di Korps Baret Merah. Saat lulus dari Akademi Militer, ia pertama kali menjabat sebagai Komandan Unit Kopassus. Setelah itu ia juga pernah menjadi Asops Danjen Kopassus dan Inspektorat Kopassus.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!