66 ribu personel gabungan akan amankan Pilkada DKI

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

66 ribu personel gabungan akan amankan Pilkada DKI

ANTARA FOTO

Untuk mencegah potensi tindakan intimidasi, setiap TPS akan dijaga oleh empat personel keamanan.

JAKARTA, Indonesia – Dua hari lagi Pilgub DKI akan digelar. Demi menjaga keamanan, polisi dan TNI mengerahkan 66 ribu personel gabungan untuk mengawasi jalannya proses pencoblosan.

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengatakan sebanyak 20 ribu personel berasal dari unsur kepolisian, 15 ribu orang lainnya dari TNI dan sisanya merupakan personel linmas dari Kemendagri dan Pemda. Tito menjamin dengan besarnya jumlah personel keamanan, maka masyarakat Jakarta bisa menggunakan hak pilihnya bebas sesuai pilihan masing-masing dan aman.

Sementara, Polri sendiri telah mengeluarkan maklumat kepada seluruh Kapolda di Pulau Jawa dan Sumatera. Isinya polisi memiliki kewenangan diskresi yang dilindungi UU untuk mengecek jika ada pengerahan massa dari luar daerah menuju Jakarta.

“Saya sudah memerintahkan kepada mereka untuk melakukan pemeriksaan tujuannya apa (datang ke Jakarta) termasuk pemeriksaan senjata tajam dan lain-lain,” ujar Tito yang ditemui di Istana Kepresidenan pada Senin, 17 April.

Pengerahan massa yang dirujuk ini salah satunya merupakan aktivitas bernama Tamasya Al-Maidah. Ketua Panitia Tamasya Al-Maidah, Ustadz Ansufri Idrus mengatakan setiap TPS rencananya akan dijaga oleh sekitar 100 orang. Maka dengan jumlah TPS di seluruh DKI yang mencapai 15.059, Ansufri berencana mengerahkan 1,3 juta orang ke Jakarta pada tanggal 19 April mendatang.

Orang-orang tersebut rencananya akan dikerahkan dari luar kota Jakarta. Sementara, menurut Tito, pengerahan massa seperti yang dilakukan oleh panitia Tamasya Al-Maidah merupakan sesuatu yang tidak perlu. Sebab, mekanisme pemilu sudah ada. Apalagi di Jakarta.

“Di Jakarta mekanismenya sudah melibatkan Bawaslu, saksi-saksi hingga pengamat independen. Belum lagi media juga ikut dilibatkan,” kata Tito menyebut pihak-pihak yang ikut terlibat dalam proses Pilkada DKI 2017.

Melihat hal tersebut, maka tak masuk akal perlu ada ratusan orang lainnya yang datang dari luar kota dan ikut mengawasi jalannya proses pencoblosan di setiap TPS. Tetapi, Tito mengaku informasi yang dia terima jumlah orang yang akan dikerahkan tidak mencapai 1,3 juta. Bahkan, TPS yang dijaga tidak sekitar 15 ribu TPS yang tersebar di wilayah DKI.

“Mereka mengatakan massa dikerahkan ke beberapa TPS tertentu yang potensial menimbulkan kecurangan di situ,” katanya lagi.

Tetapi, Tito menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan jika ada oknum yang berniat untuk melakukan intimidasi kepada pemilih. Polri kata Tito memiliki diskresi untuk dapat melakukan penegakan hukum.

“Bahkan, dalam bahasa yang lebih tegas kita dapat mengamankan yang bersangkutan paling tidak selama 24 jam. Tindakan tegas akan langsung diambil jika ada yang terbukti membawa senjata tajam dan melakukan tindak kekerasan,” kata mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Prosedur pengamanan TPS

Sementara, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah preventif terhadap potensi tindakan intimidasi. Polri akan menempatkan empat personelnya di setiap TPS di seluruh wilayah DKI.

“Sekarang ini (terdiri dari) satu polisi, satu TNI dan dua linmas (di TPS),” kata Boy.

Selain itu, Polri juga menyiagakan satu regu yang berkisar 20 personel dan akan bergerak secara mobile di seluruh area Jakarta. Hal itu dilakukan untuk mencegah potensi-potensi konflik yang tidak diinginkan.

“Jumlah personelnya itu setingkat satu regu, itu secara mobile akan melakukan pengamanan di luar dari petugas yang juga ada di TPS. Jadi sifatnya represif, preventif, dan deteksi dini semua berjalan,” tutur dia. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!