Festival Kampung Riung Ria, sodorkan alternatif program menggusur

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Festival Kampung Riung Ria, sodorkan alternatif program menggusur
Komunitas Anak Kali Ciliwung dibantu masyarakat sipil dan arsitek menata pinggiran kali agar lebih nyaman dihuni. Warga menjaga kali dengan penghijauan dan tidak buang sampah.

JAKARTA, Indonesia – “Ayo, dicobain ini. Masakan dari Bugis. Isinya teri nasi dan serutan mangga muda. Seger.” Sapaan ramah dari para ibu yang meladeni seratusan anak muda itu disambut gembira.  Waktunya makan siang, pada hari Senin, 24 April.  

Perut keroncongan, angin sepoi-sepoi di tepi anak kali Ciliwung di kawasan Jalan Lodan membuat terik matahari tak begitu menyiksa. Acara Festival Kampung Riung Ria Kota Tua dalam rangkaian acara Bhinneka Kota Tua itu melibatkan warga tiga kampung, yaitu Kampung Tongkol, Kampung Lodan dan Kampung Kerapu.

Makan siang bersama dengan menu ala Bugis dan Sunda yang dimasak ibu-ibu warga setempat.  Ada tiga tumpeng kuning lengkap dengan lauk-pauk.  

Peserta datang dari kota-kota lain juga, penggiat masyarakat sipil dari Aceh, Pontianak, Surabaya, Semarang, sampai Bogor.  

“Kami berkumpul di sini untuk duduk bareng membicarakan masalah perkotaan dan mencari solusinya. Warga di pinggiran anak kali Ciliwung di sini terbukti bisa menata pemukiman yang tadinya kumuh, menjadi layak huni dan bersih,” kata Andesh, arsitek muda dari Rujak Center for Urban Studies, lembaga yang lebih dari sewindu menggeluti masalah perkotaan.

Pak Salijan, Sekretaris Jenderal Komunitas Anak Kali Ciliwung membuka acara dengan menceritakan berdirinya komunitas yang dia pimpin. Komunitas tersebut didirikan untuk memberikan usulan kepada pemerintah yang akan menggusur kampung di awal tahun 2015.

“Kami membuat komunitas untuk negosiasi dan memberikan usulan penataan kota. Dari rencana membebaskan 15 meter dari pinggir kali, kami usul mundur 5 meter. Pemukiman ditata lebih rapi, dibantu teman-teman dari arsitek Sans Frontier. Sampah tidak lagi dibuang ke kaki tapi dibuat kompos,” kata Salijan.

Pinggiran kali dibuat menghijau dengan beragam tanaman yang bermanfaat bagi warga.  Rumah contoh dibuat dengan memanfaatkan bahan baku bambu karena lebih murah dan ramah lingkungan. Rumah dibuat bertingkat lantai memanfaatkan lahan sempit. Hasilnya, Kampung Tongkol jadi lebih nyaman bagi warga. 

Sekarang warga menjalankan program kurangi sampah. Acara makan siang di festival juga memanfaatkan piring kayu dilapis daun. Minuman dari tabung galon dan gelas plastik yang bisa digunakan lagi. Diupayakan tak ada sampah plastik.  

Acara Festival Bhinnneka Kota Tua yang diinisiasi Rujak Center berlangsung dari tanggal 23 – 29 April.  Selain festival kampung tua, panitia menghadirkan acara lain seperti simposium Kampung Kota Kita, riset data kolaboratif, dan ada juga program menyusuri Kali Ciliwung. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!