Temui Kepala Kepolisian Australia, Tito fokus bahas pencegahan tindak terorisme

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Temui Kepala Kepolisian Australia, Tito fokus bahas pencegahan tindak terorisme

ANTARA FOTO

Kapolri dan Kepala AFP menyelidiki apakah ada jaringan antara warga Australia dan Indonesia yang berangkat ke Suriah.

YOGYAKARTA, Indonesia – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian melakukan pertemuan dengan Kepolisian Federal Australia (AFP) di Yogyakarta pada Rabu 26 April. Dalam pertemuan bilateral yang rutin dilakukan setiap tahun tersebut, Kapolri membicarakan lima bidang kerjasama dengan AFP, antara lain penanganan terorisme, kejahatan siber, narkotika, perdagangan manusia dan penanganan masalah korupsi.

Oleh sebab itu Polri dan AFP mengembangkan program kerjasama dalam Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) di Semarang memiliki jangkauan pembelajaran yang lebih luas. Menurut Tito, isu penanggulangan tindak terorisme menjadi prioritas yang dibahas kedua kepala kepolisian.

Yang difokuskan, kata Tito terutama menyangkut kaitannya dengan pemberantasan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kedua negara sama-sama menjadi korban dan kombatan dari kelompok pimpinan Abu Bakr Al-Baghadadi tersebut. Sama seperti Indonesia, puluhan warga Suriah juga diduga berangkat menuju ke Suriah.

“Kami melihat adakah hubungan jaringan di sana dengan (yang ada) di Indonesia. Juga masalah di Filipina selatan dan Timur Tengah juga kami bicarakan,” ujar Tito usai melakukan ramah tamah di Universitas Gadjah Mada pada Rabu, 26 April.

Isu kedua yang dibahas yakni menyangkut kejahatan siber. Tito mengatakan ada banyak penipuan online, pornografi serta penyebaran informasi hoax yang meresahkan serta muncul di dua negara.

“Karena kedua negara sama-sama memiliki pengalaman itu, maka kami sepakat bekerja sama. Kami juga melakukan tukar menukar teknologi,” kata dia.

Sementara, isu yang juga menjadi permasalahan tahunan bagi kedua negara yakni penyelundupan manusia juga dibahas dalam pertemuan tertutup di Hotel Grand Hyatt Yogyakarta. Jika tahun lalu menjadi isu prioritas, namun tahun ini fokus kepolisian kedua negara telah bergeser. Kendati begitu, mereka masih terus memantau pergerakan orang yang masuk ke Indonesia.

“Kini polanya ada orang dari daerah konflik yang ingin masuk ke Australia tetapi kemudian transit di Indonesia,” tutur Tito.

Isu lain yang dibahas yakni soal penanganan tindak pidana korupsi. Kepala kepolisian kedua negara mencari upaya bagaimana cara menekan dan bertukar informasi untuk memberantas tindak kejahatan itu. Walaupun upaya itu belum mencakup upaya mencari aset korupsi milik WNI yang kemungkinan dilarikan ke negara kanguru tersebut.

“Belum sampai ke arah sana, tetapi kami saling menjajaki sekaligus ada best practice pencegahan dan penindakan” katanya.

Tito menjelaskan dengan adanya JCLEC, maka kepolisian kedua negara bisa membangun jaringan untuk menangani berbagai isu. JCLEC merupakan program kerjasama antara Polri dan AFP untuk melatih aparat kepolisian dalam penanganan kejahatan lintas negara termasuk terorisme. Didirikan sejak tahun 2010, AFP turut berkontribusi dalam hal dana untuk operasional institusi tersebut. – Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!