Anies optimistis program DP 0 rupiah akan diminati warga DKI

Rika Kurniawati

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Anies optimistis program DP 0 rupiah akan diminati warga DKI
"Kami yakin yang sebelumnya menganggap program itu tidak realistis akan berpikir kembali usai melihat tetangganya ikut mendaftar," ujar Anies.

JAKARTA, Indonesia – Rekapitulasi resmi KPU DKI Jakarta belum juga usai. Tetapi, pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sudah mengklaim unggul dalam Pilkada DKI putaran kedua yang digelar pada 19 April lalu. 

Hal itu diperkuat dengan hasil hitung cepat yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga survei. Rata-rata menyebut paslon nomor urut tiga memperoleh suara sebesar 58 persen. Sementara, paslon petahana Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat hanya meraih 42 persen.

Maka, tak heran jika publik kini mulai menagih kembali janji Anies-Sandi ketika berkampanye dulu. Salah satu program yang populer dibicarakan yakni mengenai program kepemilikan DP 0 rupiah.

Sejak awal dikampanyekan oleh keduanya, sebagian besar warga DKI bersikap pesimitis bahkan mencemooh program tersebut. Bagaimana mungkin publik bisa membeli rumah tanpa disertai uang muka? Belum lagi konsep rumah dan realisasi untuk mewujudkan janji kampanye itu hingga saat ini masih kabur.

Kendati demikian, mantan Menteri Pendidikan itu mengaku yakin bisa membalikan rasa pesimistis publik terhadap program pembiayaan rumah DP 0 rupiah. 

“Kami yakin yang sebelumnya menganggap program itu tidak realistis ketika melihat tetangganya mendaftar tentu dia akan ikut juga,” ujar Anies yang ditemui media di acara syukuran bersama pada Selasa, 25 April lalu. 

Bahkan, pihak pengembang swasta pun diklaim Anies melihat adanya peluang dari program andalannya itu. Lippo Group sempat heboh disebut bersedia mewujudkan konsep program Anies. Namun, belakangan mereka membantahnya.

Tetapi, bagi Anies adanya respons dari pengembang swasta merupakan sinyalemen positif. 

“Ketika pemerintah mengambil arah begitu (ingin mewujudkan rumah dengan DP 0 rupiah), maka swasta biasanya kick in,” ujar Anies lagi.

Justri dia mempertanyakan kembali kepada Pemprov, mengapa dari dulu tidak membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil. 

“Karena kami yakin sektor swasta punya banyak skemanya. Ini tidak hanya berlaku di Indonesia, karena sudah ada di tempat lain juga,” kata dia.

Tetapi, Anies berharap setelah nantinya resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilu oleh KPU DKI, semakin banyak lagi pihak yang ingin terlibat dalam mewujudkan program rumah DP 0 rupiah. 

“Makin cepat semua terlibat, bukan hanya BUMD dan pemerintah, tetapi juga sektor swasta, maka peluang warga DKI untuk memiliki rumah akan semakin cepat,” tutur dia. 

Realisasi program 

Sudah jamak diketahui umum bahwa program DP nol rupiah tidak sepenuhnya menghapuskan uang muka tersebut. Anies hanya mengganti prasyarat yang mengharuskan menyediakan uang muka dalam jumlah yang sangat mahal dengan konsistensi jumlah saldo tabungan di bank selama 6 bulan terakhir. 

Warga yang memiliki KTP DKI diminta untuk menabung selama 6 bulan di bank milik Pemda Jakarta. Uang hasil tabungannya itu harus mencapai 10 persen dari harga rumah. 

Sementara, cicilan jangka panjangnya bisa mencapai 30-35 tahun. 

“Jadi, warga menabung dulu di bank selama 6 bulan yang tabungannya bisa mencapai nilai 10 persen dari rumah yang ingin dibeli. Dari situ dihargai sebagai pengganti DP-nya,” ujar Anies dalam kampanyenya beberapa waktu lalu. 

Warga bisa memilih untuk membeli rumah di mana pun. Untuk luas rumah pun tidak ada batasan tertentu. Tetapi, rumah yang dibeli bukan termasuk hunian menengah ke atas

“Secara umum mereka yang punya rumah besar tidak akan pakai fasilitas seperti ini,” tutur dia.

Anies menegaskan bahwa programnya ini bukan berarti menyediakan rumah. Tetapi, hanya sebatas kredit rumah tanpa perlu menyediakan uang muka. 

Namun, program Anies bertentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia PBI nomor 18/16/PBI/2016 mengenai rasio loan to value untuk kredit properti. Dalam ketentuan tersebut, uang muka yang harus dibayarkan dari jenis rumah yang diakuisisi minimal 15 persen.

Aturan tersebut diberlakukan oleh BI untuk menghindari potensi kredit macet yang tinggi. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!