Gara-gara tolak kehadiran anggota FPI, Gubernur Kalbar diusir di Aceh

Aseanty Pahlevi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gara-gara tolak kehadiran anggota FPI, Gubernur Kalbar diusir di Aceh
Cornelis dianggap intoleran dan menentang nilai Pancasila dengan menolak kehadiran anggota FPI di Kalimantan Barat.

PONTIANAK, Indonesia – Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis ditolak kehadirannya pada Sabtu, 6 Mei di Aceh untuk melakukan kunjungan kerja. Massa sudah berkumpul di depan Hotel Hermes, tempat Cornelis menginap.

Keberadaan Cornelis di Aceh dalam rangka mengikuti acara Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan ke-15 tahun 2017 yang diselenggarakan di Aceh. Presiden Joko “Jokowi” Widodo membuka acara tersebut.

Lalu, apa yang menjadi pangkal Cornelis ditolak kehadirannya di Aceh? Rupanya hal itu bermula dari sikap penolakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut terhadap rencana kedatangan pimpin Front Pembela Islam, Rizieq Shihab pada Jumat kemarin. Rencana kunjungan Rizieq ke Kalbar sudah berhembus beberapa pekan sebelumnya. Bahkan, spanduk besar sudah dibentang beberapa hari sebelumnya untuk menyambut kedatangan Rizieq.

Tetapi, pada Jumat kemarin, Rizieq justru tidak hadir dan diwakilkan oleh dua anggotanya, Ahmad Shabri Lubis dan Hidayat Quaiandri Batangtaris. Sebagian publik menduga batalnya Rizieq hadir di Kalbar karena penolakan dari Cornelis. Apalagi beberapa pekan sebelumnya, Cornelis sempat menyampaikan secara jelas dalam pidato bahwa dia menolak Rizieq dan konsep Islam yang disebarnya.

Menurut Cornelis, Rizieq merupakan sosok yang akan memecah belah kebhinnekaan di Kalbar. Sikap penolakan Cornelis itu seolah memperoleh dukungan, karena ormas Dayak pun berpendapat hal yang serupa.

“Islam itu tidak seperti yang ditawarkan Rizieq, karena kalau dia datang kita usir,” ujar Cornelis ketika berpidato dan terekam dalam sebuah video.

Video ini kemudian viral di media sosial dengan berbagai sudut pandang. Besar kemungkinan video yang telah melenceng dari konteks yang sesungguhnya sehingga dapat memicu kemarahan publik.

Padahal, untuk menjaga kedatangan dua anggota FPI, kepolisian resor kota Pontianak telah mengerahkan ribuan aparat. Mereka bercermin dari kejadian penolakan serupa yang pernah menimpa Ustadz Tengku Zulkarnain ketika berkunjung ke Kabupaten Mempawah tempo hari.

Kapolres kota Pontianak, Kombes Polisi Iwan Imam Susilo mengatakan telah mengerahkan 2.780 personel.

“Sudah dijaga dititik-titik tertentu,” ujarnya pada Sabtu, 6 Mei.

Jumlah personel yang ada terdiri dari 1.480 polisi dan 1.300 anggota TNI. Penjagaan itu sudah dilakukan sejak hari Jumat. Bahkan, polisi juga sudah menyiapkan kendaraan berat taktis di jalan-jalan protokol.

Anggota FPI Jakarta datang ke Pontianak untuk melantik Ketua FPI Mempawah.

Aksi unjuk rasa di Aceh baru berhenti, setelah massa mengetahui Cornelis sudah check out dari hotel tempatnya menginap.

Lukai umat Islam

Eskalasi dari kejadian itu terus bertambah ketika satu ormas meminta kepada DPRD untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada Cornelis. Tuntutan itu datang dari Ketua Persatuan Orang Melayu Kalbar, Agus Setiadi. Menurut Agus, apa yang disampaikan Cornelis di dalam pidatonya telah melukai umat Islam.

Sikap Cornelis yang menolak kehadiran pimpinan FPI dianggap intoleran dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan, dia mengajak warga untuk turun dan berdemonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei.

“DPRD Kalbar harus membuat mosi tidak percaya kepada Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis. Terlebih video pada saat dia pidato isinya merupakan provokasi,” ujar Agus.

Tetapi di tempat terpisah, Ketua Musyawarah Adat Budaya Melayu Kalbar, Chairil Anwar, mengimbau semua pihak untuk dapat mengendalikan diri.

“Jangan mudah terprovokasi, harus cerdas dalam memahami akar persoalan, dan duduk bersama,” kata dia.

Chairil mengingatkan bahwa hidup dalam kegaduhan sangat tidak menyenangkan. Menurut dia, pihak penguasa tidak boleh menekan. Sementara, rakyat tidak harus cepat marah.

Dia mengharapkan, lembaga-lembaga keagamaan di Kalimantan Barat segera bergerak untuk mengantisipasi hal ini. Chairil ingin ada ruang dialog yang dimoderatori oleh pihak kepolisian mengenai tindak lanjut dari isu tersebut. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!