Bripda Imam Gilang: Pendiam yang menjadi harapan keluarga

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Bripda Imam Gilang: Pendiam yang menjadi harapan keluarga
Bersama dua anggota Polri lainnya, Bripda Imam Gilang tewas terkena ledakan

JAKARTA, Indonesia — Salah satu korban tewas akibat ledakan bom di Kampung Melayu, Bripda Imam Gilang Adinata, dikenal sebagai orang yang pendiam.

“Tidak banyak ngomong. Kadang-kadang saja dia ngomong kalau lagi ada dinas.” kata Mohammad Rifki, paman Bripda Imam Gilang, di rumah duka di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis 25 November 2017.

Bripda Imam Gilang diketahui menjadi satu dari tiga anggota Polri yang tewas terkena ledakan yang terjadi di Terminal Kampung Melayu pada Rabu malam, 24 Mei 2017, sekitar pukul 21.00 WIB.

Saat itu Bripda Imam Gilang bersama rekan-rekannya sedang mengawal pawai obor yang dilakukan sekelompok masyarakat untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Namun dua ledakan tiba-tiba terdengar dari Terminal Kampung Melayu. Bripda Gilang bersama dua anggota Polri lainnya, yakni Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Taufan Tsunami, tewas terkena ledakan.  

Ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri itu juga menewaskan dua orang lainnya yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri. Selain itu, ledakan juga menyebabkan lima anggota Polri dan 5 warga sipil terluka.

Saat ini jenazah Bripda Imam Gilang Adinata telah dibawa ke Klaten untuk dimakamkan. Rifki mengatakan Bribda Gilang adalah anak pertama dari dua bersaudara. 

Sehingga ia praktis menjadi tulang punggung dan harapan keluarga. “Dia sebenarnya harapan orang tuanya. Mereka ingin sekali anaknya jadi polisi.” kata Rifki. —Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!