Cerita Nadya Meiza, WNI yang berhasil selamat dari teror bom di Manchester

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita Nadya Meiza, WNI yang berhasil selamat dari teror bom di Manchester
Nadya mengingat seorang penonton laki-laki sempat berteriak minta tolong akibat mengalami pendarahan yang hebat

JAKARTA, Indonesia – Nadya Meiza tidak menyangka konser Ariana Grande yang dia tonton di Manchester Arena pada Senin, 22 Mei berakhir dengan mimpi buruk. Ketika Ariana pamit mundur ke belakang panggung sebagai tanda berakhirnya konser, di bagian pintu masuk justru terdengar suara ledakan yang sangat keras.

Nadya, salah satu dari tiga WNI yang tengah berada di area konser tidak menyadari jika suara tersebut berasal dari ledakan bom. Tetapi, dia tetap merasa panik karena mengira itu suara tembakan.

“Saya cuma berpikir mungkin itu suara gunshot. Saya langsung panik dan keluar dari arena, berusaha secepatnya pulang ke rumah. Begitu tiba di rumah, saya coba cari tahu lewat internet apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Nadya yang dihubungi Rappler melalui pesan pendek pada Minggu malam, 28 Mei.

Dia pun terkejut menyaksikan apa yang dibacanya di dunia maya. Suara ledakan itu bukan berasal dari gunshot melainkan bom bunuh diri.

Nadya mengaku tidak melihat ledakan atau benda yang terbakar. Sebab, ledakan itu terjadi di dekat pintu masuk Manchester Arena. Namun, dia melihat penonton lain panik dan berlari ke luar area konser.

Suasana saat itu begitu chaos. Banyak pengunjung yang berteriak karena panik. Mahasiswi Manchester University itu bahkan menyaksikan seorang pengunjung lelaki yang terluka dan mengalami pendarahan hebat di bagian luar Manchester Arena.

“Dia sempat berteriak dan meminta pertolongan,” kata Nadya.

Khawatir keselamatannya merasa terancam, Nadya hanya memikirkan satu hal yakni tiba di rumah. Apalagi dia menonton konser tersebut hanya seorang diri. Kendati ada dua WNI lainnya di dalam gedung pertunjukkan, namun Nadya tidak mengenali mereka.

“Saya enggak mengenali mereka sama sekali,” ujarnya.

Dia mengatakan tidak ada yang aneh sebelum dan selama pertunjukan konser. Para penonton larut dalam konser bintang pop ternama asal Amerika Serikat itu.

Nadya bahkan bisa menyaksikan penyanyi favoritnya itu dalam jarak yang cukup dekat. Dia mengaku duduk di bagian bawah sebelah kanan panggung.

“Saya bisa melihat Ariana cukup jelas karena duduk di samping panggung,” katanya.

Untuk bisa memasuki Manchester Arena, Nadya mengingat tidak ada pengamanan yang begitu ketat. Dia mengaku masuk melalui pintu utama gedung konser yang dilalui oleh pelaku bom bunuh diri, Salman Abedi Ramadan.

“Pemeriksaan untuk masuk ke gedung konser hanya ala kadarnya saja. Tiket yang dibawa penonton dipindai, lalu tas dan barang bawaannya diperiksa. Tidak ada body checking atau metal detector,” tutur dia.

Menurutnya, insiden semacam bom bunuh diri baru kali pertama di kota Manchester. Sehari-hari kota kecil yang berjarak sekitar 262 kilometer dari London itu selalu adem ayem. Itu pula kemungkinan penyebab pengamanan di Manchester Arena tidak terlalu ketat.

Spekulasi Nadya terbukti ketika diketahui Ramadan bisa masuk ke gedung konser walau tidak memiliki tiket.

“Saya saja mikirnya enggak mungkin gitu di kota Manchester ini ada bom, apalagi bom bunuh diri teroris. Benar-benar enggak kepikiran sama sekali. Makanya saat baca berita saya kaget banget,” katanya.

Tidak alami trauma

ANTUSIAS. Para penonton terlihat antusias ketika menghadiri konser bintang pop Ariana Grande di Manchester Arena pada Senin, 22 Mei. Foto oleh Nadya Meiza/Rappler

Sembilan hari pasca kejadian itu, Nadya mengaku tidak merasa trauma. Dia memastikan dan mengabari kepada keluarga di Indonesia dalam keadaan baik-baik saja.

“Saya sudah kembali ke rutinitas biasanya kok,” kata dia.

Kota Manchester saat ini sudah mulai kondusif, walaupun mobil polisi dan ambulans masih kerap berseliweran. Status keamanan di kota tersebut.

Perdana Menteri Inggris Theresa May juga telah menurunkan status pengamanan negara yang dia pimpin dari “kritis” menjadi “serius”. Artinya, personel militer Inggris yang semula dikerahkan ke jalan-jalan ditarik sejak Senin malam kemarin.

Dalam jumpa pers May mengatakan otoritasnya telah menangkap sekitar 11 orang yang diduga terkait dengan aksi bom bunuh diri di Manchester Arena.

Sementara, pasca diteror bom, warga Manchester justru semakin solid. Pada Senin kemarin, keluarga korban mengadakan doa bersama untuk menghormati 22 korban tewas dan ratusan korban luka. Rasa solidaritas ini membuat Nadya kagum.

“Bisa dilihat kalau para Manchunian (sebutan untuk warga Manchester) peduli satu sama lain dan sangat solid dalam menghadapi musibah ini. Jadi ikut bangga melihatnya,” kata dia.

Rasa solidaritas itu juga yang semakin menguatkannya untuk tetap fokus menyelesaikan program masternya di bidang Proyek Manajemen. Dia berencana untuk lulus tahun ini.

Berhasil bangkit dari teror bom bunuh diri, Nadya berbagi tips bagi kalian jika mengalami situasi serupa. Dia menyarankan agar tidak panik ketika berada dalam situasi teror.

“Jangan mengambil keputusan yang terburu-buru. Tetapi prioritaskan untuk secepatnya keluar dari area yang berbahaya dan menyelamatkan diri lebih dulu,” ujarnya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!