Resmikan patung Bung Karno, Megawati minta Pancasila masuk kurikulum

Eko Widianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Resmikan patung Bung Karno, Megawati minta Pancasila masuk kurikulum
Patung tidak dimaksudkan untuk mengkultuskan Sukarno

BLITAR, Indonesia — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Bung Karno ‘Putra Sang Fajar’ di Kota Blitar, Selasa 6 Juni 2017. Patung tersebut berdiri di pintu masuk Kota Blitar, Jalan Sudanco Supriadi, Bendogerit, Sanan Wetan. 

Patung setinggi sembilan meter ini dibuat oleh seniman asal Yogyakarta selama delapan bulan dengan menggunakan bahan baku berupa lima ton perunggu. Tak mengherankan jika biaya pembuatan patung mencapai Rp 2 miliar.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan membuka selubung kain penutup patung. “Mengenang Sukarno tak cukup dengan simbolis membuat patung. Tapi baca buku dan pikiran Bung Karno,” kata Megawati. “Buku, pikiran dan pidato Bung Karno sekarang dicari. Dulu, semua disembunyikan.”

Megawati mengatakan pembuatan patung ini bukan untuk mengkultuskan Bung Karno, tapi sebagai penghargaan terhadap pendiri bangsa. Semua negara maju, kata Megawati, mengagumi dan menghargai para pendiri bangsanya. 

Bung Karno, Megawati melanjutkan, pernah disingkirkan dan diasingkan oleh Orde Baru. Kini, lambat laun, rakyat kembali mengenang dan mencintai Presiden Sukarno.

Mengawati mengatakan setelah kejadian 1965, semua buku ajaran Bung Karno dibakar, disembunyikan. Rakyat ketakutan. Pikiran Bung Karno coba dihilangkan. “Orang tak melihat saya. Teman menjauh,” katanya.

Ketakutan rakyat, Megawati melanjutkan, juga terlihat saat dia terjun di partai politik. Saat menjadi calon legislatif di PDI daerah pemilihan Jawa Tengah, hanya dihadiri 50 orang. Semua orang takut, tak mau hadir karena Megawati merupakan putra Bung Karno.

“Tak bisa dipikir jernih. Tak ada yang berani menyampaikan kebenaran saat itu,” kata Megawati. Padahal, saat awal kemerdekaan Sukarno dipuji dan dihargai.

Megawati terlihat emosi saat menceritakan PDI Perjuangan dituduh menjadi sarang PKI. Menurutnya, dalam AD ART jelas, PDI Perjuangan berideologi Pancasila.

“Mbok ya berpikir yang jernih dan hati yang bersih. Bukan waktunya berpikir kacau dan gamang. Tunjukkan ke mana arah perjuanganmu,” kata Megawati dengan nada tinggi.

Dia meminta agar pendidikan Pancasila kembali masuk dalam kurikulum pendidikan. Agar anak muda mengetahui dan memahami Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila, katanya, digali dari jati diri rakyat. “Kalau diperas intisarinya adalah gotong royong,” katanya.

Wali Kota Blitar Saman Hudi Anwar menjelaskan jika 6 Juni merupakan hari kelahiran Bung Karno. Patung menghadap ke timur, sebagai simbol Bung Karno sebagai Putra Sang Fajar. “Ini patung Bung Karno ke lima di Blitar,” ujarnya.

Patung pertama berdiri di makam Bung Karno, kedua di Balai Kota, ketiga di istana gebang dan keempat di simpang empat jalan Sumatera. Patung Bung Karno Putra Sang Fajar, katanya, merupakan bentuk terimakasih rakyat Blitar kepada sang proklamator.

“Bukti kecintaan rakyat kepada pendiri bangsa. Semua PNS Blitar setiap hari mengenakan pin bung Karno,” katanya. Selama 15 tahun, warga Blitar rutin memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni. Dia bersyukur pemerintah menetapkan hari Pancasila sebagai hari libur nasional.

Selain itu, rakyat Blitar juga rutin menggelar haul Bung Karno. Selama ini rakyat berpartisipasi dalam haul. Mereka membawa tumpeng sendiri. “Ada ribuan tumpeng. Tumpeng berderet dari makam bung Karno sampai istana gebang,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!