Polisi lucuti atribut anggota FPI saat hendak ke Ponpes Rembang

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi lucuti atribut anggota FPI saat hendak ke Ponpes Rembang
Polisi khawatir terjadi bentrok antara FPI dengan Banser NU di pondok pesantren milik Mbah Maimoen

SEMARANG, Indonesia – Personel kepolisian Kaliori Rembang, Jawa Tengah melucuti atribut laskar Front Pembela Islam (FPI) yang hendak bertandang ke Pondok Pesantren Al-Anwar milik KH Maimoen Zubair. Tindakan tersebut ditempuh personel kepolisian lantaran kedatangan anggota FPI dianggap berpotensi menimbulkan keresahan bagi masyarakat setempat.

Kepala Polisi Sektor Rembang, Ajun Komisaris Sugiarto mengatakan pelucutan atribut FPI dilakukan oleh petugas Polsek Kaliori pada Jumat, 9 Juni sekitar pukul 06:00 WIB. Petugas melihat ada gelagat kurang baik mengenai tujuan awal beberapa anggota ormas radikal itu ke pondok pesantren milik Mbah Maimoen, sapaan akrab KH Maimoen Zubair.

Selain itu, dia juga mendapat informasi bahwa kedatangan para anggota FPI tanpa seizin tuan rumah. Sugiarto khawatir akan terjadi konflik.

Sebab, dalam kurun waktu yang sama ratusan personel Banser telah memberikan pengamanan dalam acara bertajuk ‘Kebangsaan dan Pengamalan Pancasila’ yang digelar di pondok pesantren tersebut.

“(Kedatangan mereka) berpotensi menimbulkan gesekan dengan ormas lainnya dan juga tidak mengantongi izin. Maka kami meminta mereka melepas semua atribut FPI,” kata Sugiarto saat dihubungi Rappler, pada Sabtu pagi 10 Juni.

Saat dicegat di tengah jalan, Sugiarto juga mengimbau agar semua atribut FPI dititipkan kepada pihak Polsek Kaliori. Setelah itu, ia menggantinya dengan baju koko sehingga tetap ada unsur kesopanan saat hendak melanjutkan perjalanan lagi ke Pondok Al Anwar.

Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga kondusivitas keamanan yang ada di wilayahnya.

“Saya katakan kepada mereka bahwa Rembang sudah kondusif. Maka saya tidak mau ada kegiatan FPI di wilayah saya. Saya mengganti atribut mereka dengan kaos dan baju koko, jadi tidak ada masalah,” katanya.

Protes dilucuti

Upaya personel Polsek Kaliori yang melucuti atribut anggota FPI ditanggapi protes oleh Ketua Tim Advokasi FPI Jawa Tengah, Zainal Abidin Petir. Menurut Zainal, apa yang dilakukan oleh polisi sudah melalui batas kewajaran.

Ia berdalih kedatangan anggotanya ke Rembang sudah mendapat izin langsung dari Gus Wafi, yang tak lain putra Mbah Maimoen. Zainal menjelaskan dalam rombongan FPI itu terdapat Panglima FPI Jateng KH Sohibuddin dan KH Rofii. Keduanya, menumpang mobil yang berbeda.

“KH Rofii berada di barisan mobil paling depan bersama 30 anggota lainnya,” kata Zainal yang dihubungi melalui telepon pada hari ini.

Saat tiba di Jalan Raya Kaliori, mobil mereka tiba-tiba dihentikan oleh aparat kepolisian. Mereka lalu diminta turun untuk melepas seragam (uniform) yang melekat pada tubuh.

“Seragamnya dicopoti semua termasuk yang dipakai KH Rofii. Tentunya kami marah atas kejadian tersebut. Saya protes kepada Pak Kapolresnya, lah wong kami atas undangan Gus Wafi kok. Kenapa atribut kami dilucuti seperti atribut PKI. Mereka justru menzalimi kami, kami ini ormas pro Pancasila, itu sudah sesuai dengan ajaran Islam yang jelas-jelas menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasilais,” kata Zainal lagi.

Semula, ujar Zainal, anggota FPI hanya diberikan kaos oblong oleh personel kepolisian. Tetapi, kemudian Zainal mengaku menghubungi Polsek Kaliori untuk dibelikan baju koko bagi mereka.

“Saya memang marah betul sama Pak Kapolres. Masa mau ke acara pengajian malah diberi kaos oblong. Maka setelah saya telepon, yang bersangkutan akhirnya membelikan baju koko buat semua anggota, termasuk 30 orang yang dilucuti,” tutur dia.

Dia mengaku tidak habis pikir atas perlakuan personel kepolisian. Padahal, KH Sihabuddin dengan pengelola pondok punya hubungan sangat dekat.

“Masa kami mau berbuat anarkis. Lagipula ini atas undangan pribadi kok, mengapa yang dipersoalkan mengenai atributnya,” kata dia memprotes.

Ia mengatakan kejadian itu muncul lantaran adanya miskomunikasi antara personel kepolisian dengan anggotanya. Agar aksi pelucutan atributnya tak terulang lagi, ia meminta polisi selalu berkoordinasi dengan dirinya saat ada berbagai acara yang melibatkan FPI.

Ia menyampaikan setelah kejadian tersebut, anggota FPI tetap diperbolehkan meneruskan perjalanan sampai ke lokasi tujuan. Jaminan keamanan yang kondusif jadi garansi dari Gus Wafi saat FPI melakukan pengamanan bersama personel Banser NU. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!