Jokowi akan jamu Obama makan siang di Istana Bogor

Yanwar Arifin

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi akan jamu Obama makan siang di Istana Bogor
Obama juga akan memberikan pidato kunci dalam Konferensi Diaspora Indonesia di Kota Kasablanka

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — “Pulang kampung nih”. Itu lah kalimat yang disampaikan oleh Barack Obama ketika mengunjungi Indonesia tahun 2010 lalu. Ketika itu Obama yang masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat menyampaikan pidatonya di Universitas Indonesia yang berjudul “Indonesia’s Example to the World” di hadapan ribuan orang.

Tujuh tahun kemudian, Obama akan kembali berkunjung ke Indonesia. Namun, kali ini tidak lagi dalam kapasitas sebagai orang nomor satu di Negeri Paman Sam, melainkan atas nama pribadi. 

Menurut informasi, Obama dan keluarga akan tiba di Indonesia pada 23 Juni atas undangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, undangan disampaikan ketika Jokowi melakukan kunjungan bilateral ke AS tahun 2015 lalu. 

“Saat kunjungan tersebut, Presiden Barack Obama diundang untuk berlibur ke Indonesia jika sudah memiliki lebih banyak waktu luang,” ujar Arrmanatha kepada Rappler melalui pesan pendek pada Selasa, 13 Juni. 

Rupanya undangan itu ditindak lanjuti Obama. Sebelum nantinya bertemu Jokowi di Istana Bogor, Obama dan keluarga akan berlibur. Bali dan Yogyakarta diketahui menjadi salah satu tujuan mereka. Bali bukan merupakan tempat yang asing bagi Obama, karena dia sudah pernah ke sana untuk menghadiri KTT East Asia Summit tahun 2011.

Setelah berlibur, pada 30 Juni, Jokowi dijadwalkan akan menyambut Obama di Istana Bogor. Dia akan dijamu makan siang. Menurut juru bicara kepresidenan Johan Budi, tidak ada agenda khusus yang dibahas oleh kedua pemimpin. 

“Saya rasa ini kan kunjungan biasa dan tidak ada agenda khusus. Tetapi, memang Presiden Jokowi akan makan siang dengan Obama,” ujar Johan yang dihubungi Rappler melalui telepon pada siang tadi. 

Lantaran Obama berkunjung ke Indonesia dalam kapasitas pribadi, maka agendanya tidak ingin diekspos ke publik. Walaupun hal itu tidak bisa dihindari lantaran pernah menjadi orang nomor satu di AS selama dua periode berturut-turut. 

Selain itu, pada 1 Juli, Obama dijadwalkan membuka Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Kota Kasablanka. Kepastian ini disampaikan oleh Ketua Board of Trustees Indonesian Diaspora Network Global Dino Patti Djalal.

“Kami merasa terhormat dapat menyambut Presiden Obama kembali ke Jakarta untuk menyampaikan pidato keynote di Konvensi,” kata Dino Pati Djalal dalam konferensi pers mengenai Kongres Diaspora Indonesia di Bengkel Diplomasi  FPCI di gedung Mayapada, Senin 12 Juni 2017.

Dia mengatakan ini akan akan menjadi pidato pertama Obama di Asia sejak lengser dari kursi Presiden. Namun, untuk bisa menghadiri kongres itu tidak bisa sembarang orang. Obama pun meminta pidatonya tidak diliput oleh media.

“Media nantinya akan hadir sebagai tamu undangan. Itu permintaan dari kantor Obama,” tutur Dino. 

Kongres Diaspora Indonesia adalah perhelatan yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Tema kongres kali ini adalah ‘Bersinergi Bangun Negeri’ dan menjadi yang terbesar sejak diselenggarakan pertama kali 2012 lalu.

Tahun ini, Kongres Diaspora Indonesia akan digelar di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, pada 1-4 Juli 2017. “Kami targetkan ada 5000 pengunjung, namun saat ini sudah ada 6090 orang yang mendaftar,” katanya.

Konvensi Diaspora Indonesia kali ini akan terdiri atas 12 sesi di antaranya “Belajar, Bekerja, dan Bersaing di Luar Negeri”, “Inovasi Keren Diaspora Indonesia”, dan masih banyak lagi. Sebanyak 42 pembicara dari berbagai latar belakang akan menyampaikan pidato mereka.

Selain sesi diskusi, kongres diaspora Indonesia ini akan diisi dengan berbagai acara seperti Diaspora Fair, Education Fair, Job Fair, serta Photo Diaspora Exhibition.

Tak ada kepentingan politik

KETERANGAN PERS. Ketua Board of Trustees Indonesian Diaspora Network Global Dino Pati Djalal (di tengah) ketika memberikan konferensi pers mengenai Kongres Diaspora Indonesia di Bengkel Diplomasi FPCI di gedung Mayapada, Senin, 12 Juni Foto oleh Yanwar Arifin/Rappler

Sayangnya, di tengah upaya untuk menunjukkan kontribusi diaspora kepada Indonesia, acara kongres tersebut diliputi konflik. Sebagian diaspora lainnya turut menggelar kongres serupa di bulan Agustus. Lalu, apakah ada perpecahan di dalam kepengurusan diaspora?

Dino membantah hal itu. Dia mengatakan jika diaspora Indonesia tetap kompak. Namun, dia tidak menutupi ada pihak yang ingin membuat acara yang berbeda.

“Bagi saya sah-sah saja jika ada kegiatan lainnya. Justru, bagi kami lebih banyak acara lebih bagus,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di Amerika Serikat itu kemarin.

Tentu, kata Dino, ada perbedaan antara kongres diaspora yang dia gawangi dengan yang diselenggarakan satu bulan sesudahnya di AS.

“Kalau acara di bulan Juli kan berupa konferensi dan melibatkan dialog sektoral. Sementara, untuk kegiatan di bulan Agustus turut melibatkan satuan tugas. Tetapi, saya belum lihat realisasinya seperti apa acara yang digelar bulan Agustus,” katanya.

Dino menyebut masing-masing diaspora dibebaskan untuk membuat kegiatan selama positif. Lagipula, diaspora bukan satu organisasi hierarki.

Dalam kesempatan itu, Dino turut membantah menggunakan kegiatan diaspora untuk kepentingan politik. Dia mengakui memang pernah terlibat politik praktis dengan ikut dalam konvensi Partai Demokrat untuk maju sebagai calon Presiden pada tahun 2014 Tetapi, demi mengejar karier politik tersebut, Dino terpaksa meninggalkan diaspora.

“Karena ketika itu saya tidak mau membawa diaspora ke ruang politik. Saya baru kembali ke diaspora setelah keluar dari panggung politik,” katanya.

Dino mengaku tidak akan memusingkan pendapat semacam itu. Sebab, dia yakin kepada penilaian diaspora yang pernah bekerja dengannya selama ini.

“Dan mereka tahu bahwa saya sebagai pendiri organisasi diaspora tidak perna menggunakan ini untuk politik. Apa pun yang dikatakan orang tidak akan menghentikan kontribusi saya untuk diaspora,” kata dia. — dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!