Menengok Masjid Raya Labui warisan Sultan Aceh

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menengok Masjid Raya Labui warisan Sultan Aceh
Masjid tua ini sempat akan dibongkar

PIDIE, Indonesia — Setiap masjid memiliki sejarahnya sendiri. Begitu juga dengan Masjid Masjid Raya Labui yang berdiri di sebelah barat dari Kota Pidie, Aceh.

Masjid ini cukup unik karena memiliki kubah besar berwarna biru. Konon masjid yang berlokasi sekitar 4 km dari Kota Sigli ini dibangun atas perintah langsung dari Sultan Iskandar Muda.

Artinya masjid ini dibangun antara 1607-1636, masa ketika Kesultanan Aceh Darussalam mencapai puncak kejayaannya. Hubungan antara Sultan Iskandar Muda dengan masjid ini dipaparkan langsung oleh pengurus masjid Teungku Muhammad Yasin Yunus.

Menurut kisah, begitu Muhammad Yasin Yunus bercerita, Sultan Iskandar Muda melakukan perjalanan ke daerah kekuasannya untuk memantau langsung kehidupan rakyat dengan menggunakan gajah putih. 

Saat tiba di wilayah Kerajaan Pedir (kerajaan kecil di bawah Kesultanan Aceh Darussalam yang kelak jadi Kabupaten Pidie), sultan memutuskan untuk berhenti. “Sultan singgah dalam waktu yang lama di Pedir (Pidie),” kata Yasin Yunus kepada Rappler, pertengahan pekan lalu.

Saat singgah itulah Sultan kemudian memerintahkan warga setempat untuk membangun masjid. Awalnya masjid ini dibangun hanya dengan menggunakan dinding kayu dan atap daun rumbia. 

Kemudian tahun 1612 M, Sultan Iskandar Muda atau Po Teumeureuhom membangun masjid ini dengan batu kapur. Ia bahkan mendatangkan arsitek dari Cina untuk pembangunannya.

Untuk mengakut batu kapur, sultan memerintahkan warga bergotong royong dengan pola satu kemukiman sehari kerja. Kemukiman adalah pemerintahan adat di Aceh di bawah Bupati.

Batu kapur diambil di wilayah Laweung, Pidie berjarak 30 km dari masjid. “Sehingga warga berdiri secara estafet dari Laweung ke Labui untuk mengangkut batu pembangunan masjid,” kata Yunus yang sudah 33 tahun jadi pengurus Masjid Raya Labui.

Selain masjid, kata Yunus, dari batu tersebut juga dibangun benteng pertahanan atau disebut diwai di sekeliling masjid. “Benteng itu saat ini telah diruntuhkan,” ujarnya.

Tongkat Po Teumeureuhom

Tongkat kuningan pemberian peninggalan Sultan Iskandar Muda. Foto oleh Habil Razali/Rappler

Selain membangun masjid, Sultan Iskandar Muda saat singgah di sana juga meninggalkan sebuah tongkat kuningan yang panjangnya 1,2 meter dan berat 5 kilogram serta bentuknya beruas-ruas seperti batang tebu.

Tongkat itu kini disimpan di dalam sebuah lemari di dalam masjid. Hingga kini tongkat tersebut masih digunakan sebagai pegangan khatib ketika menyampaikan khutbah jumat.

“Tongkat ini masih digunakan hingga sekarang saat khatib menyampaikan khutbah jumat. Selain hari Jumat, kita menyimpannya di lemari, kalau ada yang ingin melihat baru dikeluarkan,” jelas Yunus.

Satu lagi benda peninggalan sultan, adalah mimbar dari kayu berukir berusia ratusan tahun hasil karya pengrajin Cina. Mimbar ini masih digunakan hingga kini.

Hanya di bagian bawah mimbar yang ditambah beberapa meter sehingga mimbar tampak lebih tinggi. Selebihnya, mimbar masih sama dengan bentuk aslinya.

Mimbar yang sudah tua tersebut tidak tampak jika hanya dilihat sekilas saja. Hal ini dikarenakan selalu dicat coklat dan kuning emas sehingga tampak baru. 

“Mimbar aslinya hanya yang di atas. Bagian bawahnya kami tambah beberapa meter agar tampak lebih tinggi mengikuti model mimbar sekarang,” kata Yunus.

Masjid Raya Labui awalnya bernama Masjid Po Teumeureuhom. Kemudian pada tahun 1984 M, di lokasi masjid ini dibangun sebuah masjid baru yang kini bernama Masjid Raya Labui.

Sedangkan masjid pertamanya, Masjid Po Teumeureuhom, digeser ke samping beberapa meter. “Awalnya memang ingin dirobohkan masjid lama ini, namun karena ditentang berbagai pihak, masjid lama digeser ke samping beberapa meter,” kata Yunus.

Yunus mengatakan bukan lelucon jika masjid lama ini ingin dirobohkan, benteng pertahanan di sekeliling masjid saja telah dirobohkan untuk pembangunan masjid baru.

Kini, masjid peninggalan Sultan Iskandar Muda atau Po Teumeureuhom ini dikenal luas dengan nama Masjid Raya Labui, yang merupakan masjid baru di sampingnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!