Gencatan senjata berakhir, perang kembali meletus di Marawi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gencatan senjata berakhir, perang kembali meletus di Marawi
Buronan yang dicari militer Isnilon Hapilon diduga sudah tidak berada di Marawi

JAKARTA, Indonesia – Gencatan senjata selama delapan jam yang diberlakukan oleh Pemerintah Filipina di Marawi resmi berakhir pada Minggu sore kemarin. Peperangan kembali meletus pukul 14:00.

Militer kembali membombardir melalui udara tempat-tempat yang diduga digunakan oleh kelompok militan Maute untuk bersembunyi. Walau berlangsung singkat, gencatan senjata tersebut cukup ampuh memberikan waktu bagi lima pemimpin Muslim untuk memasuki zona peperangan.

Mereka bernegosiasi dengan kelompok Maute dan meminta agar warga sipil yang tengah disandera dibebaskan. Militer fokus untuk membebaskan anak-anak dan perempuan yang masih disekao oleh Maute.

“Ini sudah lebih dari 30 hari (peperangan) dan kami menerima laporan sebagian dari mereka belum makan sama sekali,” ujar komandan militer regional Letnan Jenderal Carlito Galvez.

Pemimpin Muslim itu berhasil membebaskan lima warga sipil termasuk seorang ibu dan putrinya yang baru berusia 16 bulan. Perempuan itu mengaku kepada polisi bahwa dia baru saja melahirkan anak keduanya dua pekan lalu di tengah peperangan. Tetapi putra laki-lakinya itu akhirnya meninggal akibat kekuarangan nutrisi.

Sebuah video dirilis oleh militer dan menunjukkan proses evakuasi warga yang terlihat ketakutan, pucat dan tirus. Panglima militer Filipina Jenderal Eduardo Ano sebelumnya memerintahkan agar personelnya memberlakukan jeda kemanusiaan selama hari raya Idul Fitri di Marawi.

“Kami menyatakan jeda dalam operasi saat ini di Marawi pada hari di mana kami menyatakan rasa hormat tertinggi kami kepada para pemeluk agama Islam,” kata Ano dalam sebuah pernyataan.

Terjebak

Sementara, juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan masih ada sekitar 500 warga sipil lainnya yang terjebak di zona peperangan. Personel militer kesulitan menumpas anggota kelompok militan karena mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng.

Sejauh ini, selama operasi militer berlangsung, hampir 300 anggota kelompok militan dan 67 personel militer tewas terbunuh. Anggota kelompok militan itu ternyata tidak hanya warga Filipina melainkan juga berasal dari luar negara, seperti dari Chechnya, Indonesia dan Malaysia. Mereka diketahui ikut tewas dalam pertempuran tersebut.

Sementara, seorang komandan militer senior pada Sabtu kemarin mengatakan jika Isnilon Hapilon, yang selama ini diburu militer Filipina, kemungkinan sudah meninggalkan Marawi. Juru bicara militer regional Letnan Kolonel Jo-ar Herrera pada Minggu kemarin mengatakan militer masih memeriksa laporan tersebut.

“Dia (Hapilon) tidak terdengar atau termonitor oleh pasukan di lapangan,” kata Herrera di Marawi.

Pemerintah Australia ikut turun tangan dengan mengirimkan dua pesawat pengintai canggih untuk membantu pasukan Filipina di Marawi. Ini merupakan bantuan kedua dari negara asing setelah sebelumnya Amerika Serikat juga memberi bantuan. – dengan laporan AFP/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!