Hangatnya halalbihalal WNI di Canberra, meski suhu minus 2 derajat

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Hangatnya halalbihalal WNI di Canberra, meski suhu minus 2 derajat
Ketupat, lontong sayur, opor ayam, rendang, sate ayam jadi hidangan halalbihalal di Canberra

JAKARTA, Indonesia — Suhu di kota Canberra, Australia, pada Senin kemarin mencapai minus dua derajat Celicus. Namun dingin ternyata tak menyurutkan para warga negara Indonesia di sana untuk merayakan hari raya Idulfitri.

Mereka berkumpul di kediaman resmi Dubes RI Wisma Indonesia Y. Kristiarto S. Legowo. Acara halalbihalal yang dihadiri sekitar 500 WNI yang bermukim di Kota Canberra itu pun berlangsung hangat dan meriah. 

Momentum Lebaran dan silaturahim di kediaman Dubes RI di Canberra memang selalu ditunggu-tunggu warga Indonesia yang terdiri dari tokoh agama, kalangan profesional, dosen, peneliti, mahasiswa dan pelajar, diaspora, hingga ibu rumah tangga. 

Tak heran jika meski acaranya dimulai pukul 12 siang waktu setempat, sebagian masyarakat tampak datang lebih awal. Sejumlah WNI bahkan memilih untuk mengambil cuti demi silaturahim mengingat acaranya digelar saat hari kerja di Australia.

Uniknya, tidak sedikit warga negara Australia yang turut hadir agar dapat merasakan suasana lebaran, seperti Ketua Australia-Indonesia Association (AIA)-Canberra, Les Boag, Ketua Balai Bahasa Indonesia (BBI) Canberra, Heath McMichael, Ketua National Australia-Indonesia Language Awards (NAILA), Sally Hill dan beberapa mantan diplomat Australia. 

Duta Besar negara anggota ASEAN dan Timor Leste secara khusus juga menyempatkan diri untuk menghadiri acara silaturahim tersebut.

Menurut Dubes Kristiarto, acara silaturahim Lebaran di kediamannya ini merupakan upaya untuk melestarikan tradisi yang sangat baik dan tertanam kuat di kalangan masyarakat Indonesia. 

“Tradisi halalbihalal menjadi momentum yang sangat baik dalam menjaga dan memperkuat keharmonisan, persatuan dan kesatuan antar masyarakat Indonesia,” katanya.

Hidangan yang disajikan pun semuanya khas Indonesia, seperti ketupat, lontong sayur, opor ayam, rendang, sate ayam, siomay bandung, asinan bogor, mie ayam, kue lapis surabaya, kerupuk hingga wedang jahe. 

Sehari sebelumnya, yakni pada tanggal 25 Juni 2017, juga digelar Salat Ied di Balai Kartini KBRI Canberra yang diselenggarakan oleh masyarakat Muslim di Canberra melalui suatu Panitia Bersama yang terdiri dari Australia-Indonesia Muslim Foundation-ACT (AIMFACT), Pengajian Keluarga, Pengajian Khataman, UCKUM, TPA-Ceria dan KBRI Canberra. —dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!