Cerita Obama belajar toleransi dari ayah tirinya

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cerita Obama belajar toleransi dari ayah tirinya
Obama mengaku masa-masa yang dihabiskan di Indonesia membuatnya lebih menghargai perbedaan di antara sesama manusia

JAKARTA, Indonesia – “Ini yang saya percayai. Jika Anda penganut agama yang taat,  maka tak perlu khawatir tentang penganut agama lain,” ujar Barack Obama.

Ucapan presiden AS ke-44 itu disambut dengan tepuk-tangan meriah dan seruan dukungan dari ribuan hadirin yang datang dalam sesi pidato inspirasional di acara Konvensi Diaspora ke-4 Indonesia di sebuah mal di Jakarta pada Sabtu, 1 Juli. Obama yang pernah melewatkan waktu kecilnya di Indonesia itu mengajak mereka yang peduli dan percaya pentingnya toleransi beragama untuk bersuara, berjuang mendukung nilai-nilai toleransi dan melawan promosi intoleransi.  

Menurut Presiden ke-44 Amerika Serikat tersebut, hal itu penting bagi Indonesia dan juga dunia.  Karena jika orang tidak respek dan bersikap toleran, akan muncul perang dan konflik, dan cepat atau lambat hal ini akan membuat masyarakat terpecah belah.

“Karena tidak semua orang setuju sepenuhnya  bagaimana cara berdoa, tidak semua setuju bagaimana mempraktikkan cara  beragama dan beribadah. Kalau (kita) tidak bisa menghormati satu sama lain dalam perbedaan, maka kemanusiaan tidak akan berjalan,” ujar Obama.

Obama mengatakan dirinya adalah penganut agama Kristiani yang taat dan bangga dengan agamanya.  Tetapi hal itu tidak membuatnya keberatan dengan pemeluk agama lain yang menjalankan agama secara terhormat, baik itu warga muslim maupun pemeluk agama lainnya.

Obama mengajak mereka yang percaya pentingnya nilai-nilai toleransi untuk membangun koalisi lintas batas, termasuk batas negara. Obama juga menyinggung soal demokrasi yang sering kali terasa sulit, tetapi adalah pilihan terbaik.  

Mantan senator yang mewakili negara bagian Illinois, AS itu mengatakan bahwa Obama Foundation, yang bermarkas di Chicago, siap mendukung berbagai proyek termasuk kerja sama dengan pihak-pihak di kawasan Asia Tenggara.  

“Tentu saja kami berharap dapat mendukung proyek-proyek di Indonesia. Tujuannya adalah memberikan dukungan bagi mereka untuk mencari solusi atas persoalan lokal, sekaligus masalah dunia,” kata dia. (BACA: Presiden Obama mengaku tak prediksi terjadi krisis Arab Spring)

Pada bagian lain dari pidato di forum resmi yang pertama kalinya sejak dia mengakhiri masa jabatannya yang kedua, 20 Januari 2017, Obama mengingatkan pentingnya menghormati hak-hak individu, komitmen terhadap martabat dan hak-hak asasi bagi semua manusia tanpa memperhatikan apakah rasnya serta bagaimana dia beragama.  

“Kita harus mempromosikan nilai-nilai ini setiap hari, apalagi Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, suku dan dialeknya,” tuturnya. 

Obama mengaku bahwa masa-masa yang dilaluinya di Indonesia membuatnya lebih menghargai perbedaan di antara sesama manusia.  

“Ayah tiri saya (Lolo Soetoro), ayahnya Maya, sebagaimana kebanyakan orang Indonesia, dibesarkan sebagai muslim. Dia menghormati orang beragama Hindu, beragama Buddha, beragama Kristiani,” kata Obama.

Saat berkunjung ke Candi Borobudur pekan ini, Obama menyaksikan betapa candi terbesar bagi pemeluk agama Buddha itu berdiri kokoh di tengah sebuah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Begitu juga ketika berkunjung ke Candi Prambanan, salah satu candi bagi penganut agama Hindu, juga dipelihara dengan baik oleh Indonesia dengan masyarakat muslimnya.  

“Wayang kulit dan tari Ramayana berkembang di negara muslim ini dan menjadi bagian dari kultur dasar masyarakat Indonesia,” kata Obama yang mengaku kagum.

Melihat itu, Obama mengingatkan bahwa salah satu semangat penting di Indonesia adalah semangat toleransi. Semangat ini dijamin oleh konstitusi Indonesia dan ditunjukkan dengan bangunan masjid, candi dan gereja yang berdampingan, warga hidup di sekitarnya dalam damai, saling respek dan harmoni.

“Semangat toleransi adalah yang paling mendasar tentang Indonesia, salah satu karakteristik penting untuk menjadi contoh bagi negara muslim lain di dunia,” kata Obama, seraya mengutip semboyan Bhinneka Tunggal Ika. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!