Gunakan sarung, dua napi Nusakambangan berhasil kabur

Irma Mufilikhah

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Gunakan sarung, dua napi Nusakambangan berhasil kabur
Tahun ini setidaknya lima napi kabur dari Nusakambangan

 

CILACAP, Indonesia — Dua narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, melarikan diri pada Minggu siang, 9 Juli 2017.  

Kedua napi itu adalah Hendra bin Amin, warga Jerong Sebrang Timur, Kewalian Kota Baru Kecamatan Kota Baru Kabupaten Dharmasyaraya, Sumatera Barat dan Agus Triyadi bin Masimun, warga Jl Stasiun RT 02/4 Kroya Kabupaten Cilacap.

Hendra divonis 19 tahun penjara atas kasus tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Sementara masa hukuman Agus Triyadi baru akan berakhir pada 2026 karena kasus pencurian.

Koordinator Lapas Nusakambangan Abdul Aris mengatakan kedua napi tersebut kabur setelah apel siang. Keduanya sempat meminta izin agar diperbolehkan membersihkan beberapa bagian ruangan Lapas. 

Namun, alih-alih membersihkan ruangan Lapas, mereka justru melarikan diri. Pelarian keduanya baru diketahui setelah seorang napi lain berteriak memberitahukan petugas. Dari napi tersebut diketahui Hendra dan Agus kabur dengan cara memanjat  atap kamar mandi.   

Keduanya menjebol plafon serta atap kamar mandi lama Lapas Besi. “Mereka lalu melompati pagar berduri dengan bantuan kain sarung,” katanya. Setelah masuk ke hutan, jejak keduanya lenyap. 

Pengejaran pun dilakukan. Aris mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat Kepolisian dan TNI untuk memburu kedua napi tersebut. Namun sampai Senin sore ini, jejak keduanya belum juga terendus. 

Padahal pencarian telah dilakukan dengan menyisir wilayah darat dan perairan Nusakambangan. Petugas juga meyebar foto keduanya kepada masyarakat dan nelayan di sekitar perairan. “Kami masih lakukan perburuan. Tim akan mengejar dan menangkap napi untuk dikembalikan ke Lapas,” katanya.

Kondisi bangunan Lapas rapuh

“Mereka lalu melompati pagar berduri dengan bantuan kain sarung,”

Kaburnya dua narapidana ini membuat Kanwil Kemenkum HAM Jateng bereaksi. Mereka segera mengevaluasi Lapas Besi Pulau Nusakambangan pada Minggu siang ini.  

Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jateng Bambang Sumardiono bahkan mengatakan pihaknya telah membentuk tim internal untuk menyelidiki kasus tersebut. “Yang jelas kami telah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mengejar napi kabur,” kata Bambang Sumardiono, Senin (10/7). 

Selain terus melakukan pencarian, pihaknya juga akan mengevaluasi kondisi fisik Lapas karena mudah dibobol napi untuk meloloskan diri. Menurutnya kondisi fisik bangunan Lapas Besi memang butuh perhatian. 

Sebab bangunan di sana berusia sangat tua karena merupakan produk peninggalan masa kolonial Belanda. Wajar jika pada beberapa bagian bangunan itu rapuh sehingga mudah dibobol. 

Ia akan usul ke pemerintah pusat agar bangunan Lapas yang sudah tidak layak bisa diperbarui. Selain menyoroti  fisik Lapas, pihaknya juga akan mengevaluasi kinerja petugas Lapas. 

Menurut Bambang, jumlah petugas Lapas Nusakambangan saat ini jauh dari kata ideal. Keterbatasan jumlah petugas menyebabkan pengawasan napi tak maksimal. 

Penambahan jumlah napi selama ini tak diimbangi dengan perekrutan petugas. “Kami akan evaluasi kondisi bangunan Lapas yang mudah dijebol napi, sekaligus mengevaluasi petugas,” katanya

Bukan kasus pertama

Kaburnya napi dari lapas Nusakambangan bukan kali ini terjadi. Pada Januari 2017 lalu, dua napi kasus narkotika, yakni Husein dan Syarjani, kabur dari Lapas Batu Nusakambangan. Namun keduanya berhasil ditangkap kembali oleh petugas lapas. 

Hampir lima bulan berselang, kasus napi kabur kembali terjadi di Nusakambangan. Napi bernama Kadarmono diketahui kabur pada Juni lalu dari Lapas Permisan Nusakambangan. 

Ia kabur dengan memanfaatkan program asimilasi dengan bekerja menggembala sapi di sekitar Lapas. Sapi-sapi ditemukan di dalam hutan, sementara Kadarmono yang ditahan lantaran kasus perampokan lenyap. 

Belum selesai perburuan terhadap Kadarmono, kini tim gabungan kembali harus memburu dua napi lainnya, yakni Hendra dan Agus. Berbeda dengan kedua napi narkotika yang berhasil ditangkap, ketiga napi ini dianggap lebih licin. 

Sebab pengalaman sebagai perampok membuat mereka lebih lihai mencari celah serta lebih mampu bertahan hidup di hutan liar Nusakambangan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!