Polisi tangkap dua napi yang kabur dari Lapas Nusakambangan

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polisi tangkap dua napi yang kabur dari Lapas Nusakambangan
Terpidana Agus sempat ditembak oleh polisi di bagian kaki kiri karena tetap kabur ketika diminta menyerahkan diri

SEMARANG, Indonesia – Petugas Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan akhirnya berhasil menangkap dua terpidana yang sempat kabur pada Minggu, 9 Juli kemarin. Kedua napi yang berhasil ditangkap itu diketahui bernama Agus Triadi dan Hendra bin Amin.

Agus dan Hendra kabur empat hari yang lalu dengan cara menjebol atap plafon ruang tahanannya. Kepala Divisi Lembaga Pemasyarakatan (Kadivpas) Kemenkumham Jateng dan Yogyakarta, Djoni Priyatno mengatakan, penangkapan keduanya berawal saat aparat gabungan dari unsur lapas dan Polres Cilacap menyusuri hutan belantara yang ada di belakang Lapas Besi.

“Saat ditelusuri, ternyata ada jejak dahan pohon yang dirusak oleh manusia. Bekasnya masih baru, begitu kami lakukan penyisiran ternyata dua narapidana itu tengah berada di situ,” ujar Djoni saat dihubungi Rappler pada Rabu, 12 Juli.

Penangkapan terbagi ke dalam dua titik. Agus ditembak di bagian kaki kiri oleh personel kepolisian saat lari menuju ke Kali Gladakan. Lokasi pelariannya berada di antara Lapas Kembang Kuning dengan Lapas Narkotika.

Sementara, Hendra dibekuk di hutan bakau dekat Lapas Besi. Keduanya merupakan narapidana kasus pencurian.

“Mereka yang sedang berbicara tidak tahu kalau kami sergap. Narapidana atas nama Agus Triadi berhasil kami lumpuhkan saat hendak lari. Sedangkan Hendra bin Amin menyerahkan diri setelah dikepung di hutan bakau yang berjarak 100 meter dari Lapas Besi,” kata dia.

Ia menjelaskan keduanya ditangkap dalam rentang waktu berbeda yakni sekitar pukul 11:30 WIB-14:00 WIB siang tadi. Mereka kini sudah berada di dalam Lapas Kelas I Batu.

Saat ini, polisi tengah memburu satu narapidana lainnya yang masih buron bernama Kadarmono alias Darmo bin Sukandar. Menurut Djoni, dia masih terdeteksi berada di kawasan Pulau Nusakambangan.

“Dari hasil penyisiran, Kadarmono berada di sekitar Nusakambangan. Dia belum bisa lari ke mana-mana. Tertahan di sana (Nusakambangan). Ruang geraknya sedang dipersempit agar segera ditangkap,” kata dia.

Kendati begitu, untuk bisa menangkap Kadarmono bukan perkara mudah. Sebab, dia dikenal licin dan lihai dari penyergapan aparat. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dia sengaja menyamar untuk mengelabuhi petugas.

“Sangat lihai dia saat nyaru di tengah pemukiman penduduk setempat. Karena itulah, kami mengerahkan setidaknya 15 personel gabungan untuk menangkap dia,” kata dia.

Rekam jejak buruk

Kaburnya Kadarmono dari Lapas Nusakambangan ternyata sudah terdengar hingga ke telinga para tetangganya di Kampung Cempaka Sari Timur II, Semarang. Di mata para tetangganya itu, Kadarmono dikenal sudah memiliki catatan kriminal sejak remaja.

Terakhir kali yang bersangkutan kelihatan di rumah setelah kepergok mencuri pakaian. Kejadian itu, seingatnya sudah berlangsung puluhan tahun silam.

“Sewaktu remaja dia pernah ditangkap gara-gara ngembat pakaian. Habis itu dia enggak pernah pulang ke rumah sampai sekarang,” kata Jumaiman, tokoh masyarakat setempat.

Belakangan dirinya baru tahu jika Kadarmono telah mempersunting seorang perempuan dan punya empat anak selama menetap di Boyolali.

“Pernah ada beberapa petugas intel dari Kartasura datang kemari mencari Kadarmono. Tapi memang orangnya enggak pernah pulang lagi,” kata Jumaiman.

Ketua RT setempat, Parwiyoto, mengaku terkejut ketika mengetahui Kadarmono kabur dari penjara. Dia mengatakan, sejak duduk di bangku SMP dan SMA, Kadarmono memang kerap berbuat ulah.

“Kemudian dia melalang buana sampai akhirnya kami tahu kalau dia kabur dari Nusakambangan,” katanya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!