Nasib tragis nelayan yang terbakar di Pati

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Nasib tragis nelayan yang terbakar di Pati
Sekujur tubuhnya tampak menghitam setelah mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya

SEMARANG, Indonesia — Edi Siswanto hanya bisa tergolek lemah di Bangsal Rajawali II, RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Senin pagi, 17 Juli 2017.

Dengan ditemani ibunya, Edi sapaan akrabnya, beberapa kali merintih menahan sakit saat terbaring di tempat tidur. Sudah tiga hari terakhir ini Edi mendapat perawatan intensif di RSUP Dr Kariadi. 

Sekujur tubuhnya tampak menghitam setelah mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya. Edi merupakan salah satu korban kapal yang terbakar di muara Sungai Kenongo, Utara Pulau Seprapat dekat Pelabuhan Juwana, Kabupaten Pati pada Sabtu kemarin. 

Saat itu, terdapat sekitar 14 kapal nelayan pengangkut alat tangkap cantrang yang ludes dilalap api hanya dalam rentang waktu dua jam. Pria yang tinggal di Desa Trimulyo Juwana tersebut saat kejadian sedang sibuk melakukan pengelasan di dalam kapalnya.

“Dia sudah jadi tulang lunggung keluarga. Di desa kami, semua orang bekerja jadi nelayan. Makanya ketika tahu dia menjadi salah satu korban kebakaran kapal, saya sedih sekali,” kata.

Jamiatun, ibunda Edi Siswanto saat ditemui Rappler di Bangsal Rajawali II. Ia mengatakan kondisi anaknya saat ini mulai berangsur membaik. Putra kesayangannya kini sedang mendapat terapi khusus untuk memulihkan luka bakar pada tubuhnya.

Ia berharap anaknya lekas sembuh supaya dapat menafkahi anggota keluarganya. “Saya enggak nyangka dengan kejadian ini. Karena dia pamitnya mau memperbaiki kapalnya yang rusak. Kebanyakan nelayan Trimulyo memang libur sejak Lebaran dan baru beraktivitas pertengahan bulan ini,” jelasnya.

Jamiatun menyatakan selain anaknya, seorang tetangganya yang bernama Karbani juga jadi korban dalam peristiwa kebakaran kapal cantrang. Walau begitu, Karbani, menurutnya harus dirawat di IGD sebelum dipindah ke HCU karena luka bakarnya mencapai 58 persen.

Sedangkan Rusdi, Pegawai Penanggungjawab Bangsal Rajawali Bedah Pria menyatakan masih memantau perkembangan kondisi dua nelayan cantrang yang dirawat di rumah sakitnya.

Ia bilang Edi Siswanto mengalami luka bakar 42 persen sehingga membuat kulit luar dan sel jaringan dalamnya melepuh. Ia mengatakan butuh penanganan lebih lanjut untuk menyembuhkan luka pada pasien tersebut.

“Upaya penanganan yang kita lakukan dengan memberikan sejumlah terapi syaraf untuk mengurangi nyeri pada tubuh sambil rutin mengecek tekanan suhu tubuhnya. Sebab tubuhnya rawan terkena dehidrasi dan infeksi dalam tubuhnya,” ungkapnya.

Untuk saat ini, pihaknya sedang menunggu hasil observasi dari tim dokter bedah kulit untuk mengetahui apakah pasien perlu menjalani operasi kulit atau tidak.

“Yang jelas proses pemulihannya tergantung pada luka bakar korban. Pasien saat ini mengalami luka bakar pada bagian wajah, tangan, dada sampai kedua kaki,” tuturnya.

Sedangkan Juru Bicara RSUP Dr Kariadi, Parna memastikan kesehatan kedua nelayan cantrang tersebut kini sudah stabil. Keduanya sudah sadar dan sedang didampingi kerabat keluarganya.

Ia menambahkan semua biaya perawatan kedua pasien telah ditanggung oleh layanan BPJS. Pasalnya mereka termasuk golongan warga kurang mampu.

“Kami sementara ini memantau perkembangannya terlebih dahulu. Jika perkembangannya semakin membaik maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan operasi skala kecil untuk memulihkan kembali luka pada kulitnya yang mengalami luka bakar,” tandasnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!