Menkominfo akan buka 11 DNS Telegram berbasis web

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menkominfo akan buka 11 DNS Telegram berbasis web
“Minggu ini akan segera dipulihkan.”

JAKARTA, Indonesia — Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Samuel A Pangerapan mengatakan pihaknya akan membuka kembali 11 DNS Telegram berbasis web yang sempat diblokir.

“Minggu ini akan segera dipulihkan,” kata Samuel A Pangerapan dalam keterangan tertulis yang diterima Rappler, Selasa 1 Agustus 2017.

Samuel mengatakan pemulihan terhadap 11 DNS Telegram berbasis web tersebut akan dibuka karena kini telah ada itikad baik dan komitmen dari Telegram untuk mengelola dan menangani isu-isu yang mengancam negara, seperti terorisme.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika menonaktifkan 11 Domain Name System (DNS) layanan Telegram berbasis web pada 14 Juli 2017. 

Sebelum memblokir 11 DNS Telegram berbasis web tersebut, Kemeninfo telah mengirimkan permintaan melalui email agar Telegram menutup ribuan konten terorisme dan radikalisasi yang tersebar dalam 11 DNS tersebut. 

Namun permintaan tersebut tidak mendapatkan tanggapan. Sehingga pemerintah kemudian memutuskan untuk memblokir ke-11 DNS Telegram berbasis web tersebut.

Hari ini CEO Telegram Pavel Durov telah bertemu dengan Menkominfo Rudiantara untuk membahas penutupan 11 DNS Telegram berbasis web tersebut. Keduanya bahkan sempat makan siang bersama.

“Saya mengapresiasi Telegram yang sangat responsif dalam menyikapi isu ini,” kata Rudiantara. 

Pavel Durov mengatakan Telegram sangat peduli terhadap ancaman terorisme global, terutama untuk negara seperti Indonesia. “Penting buat Pemerintah Indonesia dan Telegram untuk membuat Joint Statement terkait hal ini.” kata Durov.

Sebagai tindak lanjut dari komitmen ini, Kemenkominfo dan Telegram sepakat untuk mengatur dan mengelola prosesnya. Karena untuk menghadapi ancaman terorisme dan radikalisasi dibutuhkan kecepatan bertindak. 

Untuk itu, baik Rudiantara dan Pavel Durov sepakat prosesnya akan dibahas dalam pertemuan yang melibatkan tim teknis. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!