Menjelang perayaan kemerdekaan, penjualan bendera di Banda Aceh mulai menggeliat

Habil Razali

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menjelang perayaan kemerdekaan, penjualan bendera di Banda Aceh mulai menggeliat
Bendera dan umbul-umbul dibawa dari Bandung

BANDA ACEH, Indonesia — Rano tersenyum lepas menyambut seorang perempuan berhenti di lapak jualannya. Tak lama setelah tawar-menawar, dua helai bendera merah putih dibawa pulang oleh perempuan itu. 

Menyambut peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, pria berumur 28 tahun tersebut membuka lapak jualan bendera di Jalan Muhammad Hasan, Batoh, Banda Aceh.

Tak hanya Rano, penjual umbul-umbul dan bendera untuk peringatan hari kemerdakaan sudah menjamur di jalanan Banda Aceh. Hal ini juga disebabkan oleh semakin ramainya permintaan.

Rano yang hari-hari biasanya berjualan bubur ayam, sejak 1 Agustus lalu beralih menjual umbul-umbul dan bendera. Dari jualannya itu, ia memperoleh keuntungan 400 ribu hingga jutaan rupiah.

Rano mengatakan umbul-umbul dan bendera itu ia bawa langsung dari Bandung, Jawa Barat. “Kami ada beberapa kelompok di sini. Masing-masing ada lapak jualannya sendiri,” kata Rano.

Selain Batoh, terdapat beberapa titik lain yang juga membuka lapak jualan musiman itu. Misalnya, di depan Taman Budaya Banda Aceh dan Jalan T Nyak Arief.

Rano menuturkan bahwa penjualannya mulai meningkat sejak dua hari terakhir. Hal itu dikarenakan semakin dekatnya tanggal 17 Agustus, yang merupakan puncak perayaan 72 tahun Indonesia Merdeka.

“Sekarang pembeli mulai ramai karena udah dekat tujuh belasan. Pertama sekali membuka lapak pada satu Agustus lalu masih sepi,” ujar Rano. Pembeli, kata Rano, lebih banyak memilih bendera ukuran satu meter. “Biasanya yang membeli bandir atau backrop ialah orang kantoran, polisi dan TNI.”

Bandir adalah umbul-umbul yang dipasang memanjang ke atas. Biasanya digunakan di samping pintu atau gerbang, dijual 60 ribu perhelai . Backdrop sejenis bendera sepanjang 10 meter, biasanya dipakai di pagar, dan dijual seharga 400 ribu perhelai. Untuk bendera dari ukuran kecil hingga semeter dijual dengan harga bervariasi, mulai 30-80 ribu perhelainya.

Rano sudah empat tahun melakoni pekerjaan sampingannya itu. Bulan Agustus, boleh dibilang ‘merdeka’ sebentar pendapatannya. Ia akan terus berjualan hingga 16 Agustus ke depan. Setelahnya, Rano mengaku kembali berjualan bubur ayam.

“Semoga tidak hanya Agustus, di bulan lain pun saya lebih ‘merdeka’ rezekinya,” tuturnya sambil berlalu melayani seorang pria yang datang membeli. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!