Temui Menteri Imam, Menpora Malaysia sampaikan permintaan maaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Temui Menteri Imam, Menpora Malaysia sampaikan permintaan maaf
Menurut Menpora Malaysia terbaliknya warna bendera merah putih karena kesalahan percetakan

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) —  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kerajaan Malaysia Khairy Jamaluddin hari ini menemui Menteri Pemuda dan Olaharga Imam Nahrawi untuk menyampaikan permintaan maaf Malaysia atas terbaliknya warna bendera merah putih dalam buku panduan pembukaan SEA Games 2017.

“Baru sahaja berjumpa @imam_nahrawi untuk memohon maaf secara rasmi kepada rakyat Indonesia atas kesilapan percetakan bendera RI. Tkasih Bpk,” demikian tulis Khairy Jamaluddin melalui akun twitter resminya @Khairykj, Minggu 20 Agustus.

Satu jam setelah memposting cuitan tersebut, sebanyak 6,9 ribu pengguna twiter langsung melakukan retweet dan 3.500 lainnya memberikan tanda suka. Cuitan ini juga dikomentari tak kurang dari 394 orang.

Khairy menjelaskan kepada Imam, bahwa pencantuman warna bendera Indonesia di buku souvenir tersebut merupakan sesuatu yang tidak disengaja. Ia pun mengamini bahwa hal tersebut merupakan kesalahan besar dan tidak dapat ditoleransi. 

Dalam pertemuan itu, juga disepakati bahwa Pemerintah Malaysia akan menghentikan peredaran buku cenderamata yang sempat dibagikan kepada publik selama upacara pembukaan SEA Games di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.  

“Kami akan melakukan koreksi terhadap buku baru yang dibuat dan diedarkan,” katanya lagi. 

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam buku panduan Upacara Pembukaan SEA Games 2017, panitia mencantumkan warna bendera Indonesia terbalik. Seharusnya, warna bendera Indonesia dicetak merah putih, namun yang terjadi justru sebaliknya putih merah.

Insiden ini langsung direspon oleh Menteri Imam Nahrawi. Hari ini, Menteri Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan persoalan ini harus diselesaikan secara diplomatik karena menyangkut simbol negara.

“Saya sudah melihat surat itu, tapi saya sayangkan surat tersebut tidak ada tanda tangan resminya siapa yang bertanggungjawab. Jadi kami masih menunggu jalur resmi,” kata Puan. —Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!