Presiden Jokowi soal isu Rohingya: Perlu aksi nyata bukan kecaman

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Presiden Jokowi soal isu Rohingya: Perlu aksi nyata bukan kecaman
Presiden Jokowi meminta agar krisis kemanusiaan di Myanmar dihentikan

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengirimkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai utusan khusus Indonesia untuk membantu mengatasi krisis di Myanmar. Selain membawa pesan dari Presiden Jokowi, Retno juga membawa bantuan berupa makanan dan obat-obatan senilai US$ 2 juta.

Sebelumnya, pada tahun lalu, Pemerintah Indonesia sudah mengirimkan bantuan 10 kontainer yang berisi sarung dan bahan pokok. Bantuan itu berasal dari masyarakat yakni dari pemerintah dan pengusaha. (BACA: Bantu Rohingya, Presiden Jokowi kirim 10 kontainer bantuan)

Pengiriman Retno merupakan respons Jokowi setelah desakan dari berbagai pihak di dalam negeri meminta agar Indonesia segera mengambil tindakan terhadap tragedi Rohingya. Namun, pemerintah tetap pada kebijakannya untuk menggunakan pendekatan non megaphone diplomacy. Sebab, hanya dengan begitu Myanmar bersedia menerima kehadiran Indonesia.

Mantan Gubernur DKI itu juga menyesalkan beragam aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.

“Perlu sebuah aksi nyata bukan hanya pernyataan berisi kecaman-kecaman. Pemerintah terus berkomitmen untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuataan masyarakat sipil di Indonesia dan masyarakat internasional,” ujar Jokowi ketika memberikan keterangan pers di Istana Merdeka pada Minggu malam, 3 September.

Sebelum berangkat ke Myanmar, Retno mengaku telah berkomunikasi melalui telepon dengan berbagai pihak antara lain Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine State Kofi Annan, Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun, Menlu Bangladesh Abul Hassan MA dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.

Dengan restu dari Jokowi, Retno kemudian bertolak ke Myanmar pada sore kemarin dan tiba di Yangon pada Senin dini hari. Ia rencananya akan bertemu dengan Aung San Suu Kyi yang bertindak sebagai State Counsellor dan Menlu Myanmar. Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya yang diterima oleh Myanmar.

Pada tahun lalu, Malaysia mencoba untuk membantu mengatasi isu ini, namun ditolak Myanmar, lantaran terlalu keras mengecam mereka. Pendekatan megaphone diplomacy yang digunakan Perdana Menteri Najib Tun Razak justru menjadi bumerang untuk pemerintahan mereka sendiri.

Selain memberikan bantuan dalam bentuk makanan, Indonesia juga membantu memberi akses pendidikan dan kesehatan bagi berbagai golongan di Rakhine State. Indonesia sudah membangun enam sekolah dasar di area Rakhine State, di mana masing-masing sekolah memiliki kapasitas untuk menampung antara 250-300 siswa.

Sementara, terkait pengungsi Rohingya, Jokowi mengatakan Indonesia sudah menampung 959 orang. Mereka melarikan diri pada tahun 2016 lalu karena memperoleh tindak kekerasan dari rezim militer. Mereka tersebar di empat lokasi yakni di Jakarta, Medan, Makassar dan Aceh. (BACA: Melihat nasib Rohingya, anak tiri di Indonesia)

“Indonesia juga telah menampung pengungsi dan memberikan bantuan yang terbaik,” kata Jokowi.

Selain bertolak ke Myanmar, Jokowi juga meminta agar Retno terbang ke Bangladesh. Tujuannya agar menyiapkan bantuan kemanusiaan yang diperlukan para pengungsi di Bangladesh.

“Sekali lagi, krisis kemanusiaan ini harus segera dihentikan,” katanya.

Krisis di Rohingya kembali membetot perhatian publik pada pekan lalu usai terjadi aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh rezim militer. Akibatnya, sebanyak 30 ribu warga etnis Rohingya memilih mengungsi ke Bangladesh. Dari data Kepala Militer Myanmar ada 400 orang yang dilaporkan tewas di Rakhine State. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!