TNI bantah bayar uang tebusan untuk pembebasan WNI dari Abu Sayyaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

TNI bantah bayar uang tebusan untuk pembebasan WNI dari Abu Sayyaf
Gatot menyebut pembebasan dua WNI bisa terealisasi berkat upaya diplomasi antara TNI dengan angkatan bersenjata Filipina

JAKARTA, Indonesia – Panglima TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa pembebasan dua warga Indonesia dari cengkeraman kelompok militan Abu Sayyaf tidak melibatkan uang tebusan. Pembebasan itu bisa terealisasi, kata Gatot, berkat kerja sama yang baik antara angkatan bersenjata Filipina dengan TNI.

“Tidak ditebus. Saya jamin tidak ditebus, tetapi itu upaya diplomasi dan kerja sama TNI dengan AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) sehingga bisa dibebaskan,” kata Gatot di Markas Besar TNI di Cilangkap pada Jumat, 8 September.

Dua WNI yang bebas itu diketahui bernama Saparuddin bin Koni dan Sawal bin Maryam. Keduanya berasal dari Majene, Sulawesi Barat.

Mereka diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia pada 19 November 2016. Saat itu mereka bekerja untuk kapal ikan berbendera Malaysia bernama Madai Dua Kunak.

Kedua WNI sudah dibawa ke markas AFP dan ditemui oleh pejabat Konsul Jenderal RI di Davao. Namun, masih ada lima sandera asal Indonesia lainnya yang berada di dalam cengkeraman Abu Sayyaf.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, mereka diculik di dua waktu berbeda. Pada 5 November 2016, Abu Sayyaf menculik dua WNI di perairan Kretam, Sabah. Kedua WNI diketahui bernama La Utu bin La Raali dan La Hadi bin La Edi. Mereka berasal dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Sementara, tiga WNI lainnya diculik pada 18 Januari 2017 di perairan Kepulauan Taganak, Sabah. Mereka diketahui bernama Hamdan bin Saleng, Sudarling Samansung asal Kepulauan Selayar dan Subandi bin Sattu. Ketiganya berasal dari Sulawesi Selatan.

Lalu, apa upaya TNI untuk membebaskan kelima WNI itu?

“Lima WNI masih dalam proses karena pembebasan sandera ini harus benar-benar dilakukan dengan teliti. Benar-benar aman dan jangan sampai keliru serta salah langkah,” kata dia.

Gatot pun memastikan tidak ada negosiasi untuk ganti rugi. Pernyataan Gatot selalu senada ketika ditanyakan mengenai proses pembebasan. Walaupun pada kenyataannya sulit membebaskan sandera dari Abu Sayyaf tanpa melibatkan uang tebusan. (BACA: Puluhan miliar rupiah uang tebusan dibayar untuk bebaskan sandera Indonesia)

Beberapa laporan dan saksi pun menguatkan dugaan tersebut. Apalagi Abu Sayyaf diketahui merupakan kelompok militan yang fokus pada “kidnapping for ransom” atau penculikan untuk memperoleh uang.

Untuk mencegah berulangnya aksi penculikan, militer dari Filipina, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk melakukan patroli terkoordinasi. Bahkan, TNI diizinkan untuk melakukan hot pursue ke area perairan negara lain, jika ditemukan ada indikasi penculikan di dekat teritorinya. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!