Indonesia segera kirimkan bantuan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia segera kirimkan bantuan bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh
Indonesia tidak hanya membawa bantuan dari dalam negeri tetapi juga negara lainnya

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat akan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga etnis Rohingya yang kini tengah mengungsi di Bangladesh. Menurut data dari PBB, jumlah warga Rohingya yang telah mengungsi mencapai 313 ribu orang.

Padahal, sebelumnya, sudah ada sekitar 400 ribu warga etnis Rohingya yang mengungsi di sana sebelum kembali terjadi tindak kekerasan pada bulan Agustus lalu. Pemerintah Bangladesh pun mengaku sudah mulai kewalahan menerima mereka.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih terus merapatkan pemberian bantuan ini bersama Duta Besar Myanmar untuk Indonesia yang baru dilantik, Ei Ei Khin Aye dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Ketiganya sempat terekam kamera berdiskusi sekitar lima menit. Lalu kapan tepatnya Indonesia akan mengirimkan bantuan tersebut?

Retno mengaku semua persiapan tengah diurus, dimulai dari flight clearance hingga jenis bantuan yang akan dikirim.

“Kami tadi menyampaikan kepada Dubes Myanmar, salah satunya bahwa bantuan kemanusiaan yang didistribusikan Indonesia akan diberikan kepada semua orang, tanpa terkecuali. Kami tidak memandang latar belakang agama dan etnis,” kata Retno yang ditemui di Istana Kepresidenan pada Selasa pagi, 12 September.

Segala persiapan saat ini, ujar Retno, masih terus dirampungkan. Rencananya, Pemerintah Indonesia akan menjalin kerja sama dengan Badan Palang Merah Internasional (ICRC). Terkait dengan jenis bantuan yang akan didistribusikan, Indonesia masih menunggu respons dari Myanmar. Kendati begitu, pemerintah sudah memiliki bayangan kira-kira bantuan apa yang dibutuhkan oleh para pengungsi.

“Hal yang paling utama yang mereka butuhkan saat ini, antara lain beras, selimut, pakaian, dan alat-alat untuk kebersihan tubuh seperti shampo dan sabun. Selain itu, kami juga akan mengirimkan baju untuk anak-anak. Jadi, sekali lagi kami mengirimkan bantun sesuai dengan apa yang diperlukan di lapangan saat ini,” kata dia.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu menjelaskan tim advanced dari pemerintah sudah tiba di Bangladesh. Mereka harus memastikan pesawat yang mengangkut bantuan kemanusiaan bisa mendarat dengan mulus di Chittagong. Bantuan kemudian akan didistribusikan di kamp pengungsi di Cox Bazar.

Retno menjelaskan beberapa negara sudah menyatakan kesediaannya ikut menyumbang dan menitipkan bantuannya melalui Indonesia. Salah satunya datang dari Organisasi Konferensi Islam (OKI).

“Karena banyaknya minat dari berbagai pihak yang ingin menyumbang, maka kemungkinan besar bantuan tidak cukup hanya satu kali penerbangan. Sudah ada shortie kedua. Semuanya tergantung dari jumlah bantuan atau apa saja yang akan kita berikan ke para pengungsi di Bangladesh,” kata dia.

Berharap pulang ke Myanmar

Sementara, di dalam negerinya, parlemen Bangladesh sepakat untuk meloloskan mosi dan mendorong komunitas internasional agar terus memberikan tekanan kepada Myanmar. Pemerintah Bangladesh berharap Myanmar mau kembali menerima dengan tangan terbuka warga Rohingya dari Bangladesh.

Dia bahkan telah beberapa kali meminta kepada Pemerintah Myanmar agar mengambil kembali warga Rohingya dan mengangkatnya sebagai warga negara.

“Ada 145 etnis di masyarakat Myanmar, termasuk Rohingya. Pemerintah Myanmar telah memberikan warga etnis Rohingya hak yang setara seperti etnis lainnya. Tetapi, kemudian junta militer Myanmar malah mengambil alih hak tersebut. Saya tidak mengerti mengapa Pemerintah Myanmar melakukan hal itu kepada warga Rohingya,” ujar Perdana Menteri Sheikh Hasina di hadapan parlemen pada Selasa, 12 September seperti dikutip media.

Ia pun bertanya-tanya, apa sebenarnya yang ingin dicapai Pemerintah Myanmar dengan memaksa warga Rohingya terusir dari kampung halaman mereka. Hasina juga mempertanyakan kepada Pemerintah Myanmar, mengapa mereka tidak mengimplementasikan rekomendasi yang sudah dibuat oleh Komisi Penasihat di negara bagian Rakhine yang telah dipimpin Kofi Anan. Sebab, sejak awal toh Myanmar yang menciptakan permasalahan tersebut. Sehingga, mereka pula lah yang sepatutnya mencari solusi.

Hasina mengatakan tidak akan menghalang-halangi warga Rohingya yang ingin mengungsi ke Bangladesh. Tetapi, bukan berarti, Pemerintah Bangladesh mau menampung mereka selama-lamanya. Sebab, ia juga harus memberi makan 160 juta warga Bangladesh lainnya.

“Myanmar harus mempertimbangkan Rohingya sebagai warga negara mereka juga. Seorang Jenderal di Myanmar menyebut mereka ‘Bengali’. Tentu mereka ‘Bengali, tetapi juga ada ‘Bengali di India. Langkah yang kini kami tempuh hanya bersifat sementara. Myanmar harus menjemput kembali warga negara mereka,” kata Hasina. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!