Curhat Dedi Mulyadi yang ‘digantung’ Golkar

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Curhat Dedi Mulyadi yang ‘digantung’ Golkar
Keputusan rapat untuk menunjuk Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur tidak dituangkan dalam surat keputusan

BANDUNG, Indonesia – Surat dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat telah dinyatakan hoax, namun kabar Golkar akan mendukung Wali Kota Bandung itu masih terdengar beberapa hari terakhir.

Dan rumor itu bertiup semakin kencang karena Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham sempat memberikan sinyal mendukung Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil. Emil dinilai Idrus lebih memiliki peluang menang karena elektabilitasnya selalu tertinggi dalam berbagai survei. 

Lalu bagaimana nasib Ketua DPD Jabar Partai Golkar Dedi Mulyadi?

Kepada Rappler, Dedi menuturkan pencalonan dirinya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur di Pilkada Jabar 2018, sebetulnya sudah ditetapkan dalam rapat Tim Pilkada Pusat Partai Golkar yang dilaksanakan pada  1 Agustus 2017.  Rapat itu juga dihadiri unsur pimpinan DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.

Namun yang membuat Dedi bingung, hasil rapat itu tidak dituangkan dalam sebuah surat keputusan.

“Pada tanggal 1 Agustus 2017 memutuskan saya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur dari Partai Golkar itu keputusannya, yang setelah diputuskan tidak menjadi surat,” tutur Dedi melalui sambungan telefon pada Jumat malam, 22 September 2017

Dalam perjalanannya, kata Dedi, penetapan dirinya sebagai calon kepala daerah dari Partai Golkar pun menjadi bias.  Dedi menilai pengurus pusat membuat pencalonan dirinya menjadi tidak pasti. Ia mengaku tidak mengetahui alasan di balik semua itu. Padahal, Dedi merasa telah memenuhi kriteria untuk dicalonkan sebagai kontestan di Pilgub Jabar. 

“Tanya saja sama  DPP (Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar). Kan sudah jelas, yang pertama saya kader di DPP.  Yang kedua, tren elektabilitas saya baik,” kata Bupati Purwakarta itu.

Yang mengherankan, lanjut Dedi, muncul nama yang bahkan tidak pernah muncul di survei.  Pernyataan Dedi itu merujuk pada nama Daniel Mutaqien Syafiuddin, anak kedua Irianto MS Syafiuddin atau Yance, Ketua DPD Partai Golkar periode 2009-2016.  Nama Daniel juga muncul dalam surat dukungan Partai Golkar yang dinyatakan bodong.  Dalam surat itu, Daniel dipasangkan dengan Ridwan Kamil sebagai calon wakil kepala daerah.

“Tidak pernah muncul nama Daneil Mutaqien. Nol persen pun gak ada.  Tapi tiba-tba digadang-gadang.  (Di rapat-rapat) gak ada nama itu.  Nama itu hanya diusung oleh beberapa orang yang di luar struktur pleno partai,” ujar Dedi.

Penyebutan nama Daniel oleh Dedi seolah-olah membenarkan validitas pencalonan Ridwan Kamil dan Daniel  seperti yang tercantum dalam surat dukungan Partai Golkar yang telah dinyatakan hoax.  Ketika dikonfirmasi mengenai hal itu, Dedi tetap mengatakan surat tersebut bohong.

“Kalau suratnya hoax kata sekjen.  Kalau hoax yah sudah.  Makanya untuk membuktikan, DPD  Golkar Jabar perlu tahu penyebar hoax itu.  Untuk menjaga kewibawaan organisasi.  Kan Partai Golkar itu partai besar,” ujar Dedi yang akan melaporkan beredarnya surat hoax itu ke polisi.

Dedi mengatakan hingga kini masih menunggu  tindak lanjut pengurus pusat Partai Golkar terkait penetapan dirinya sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat.  Dedi mengaku komunikasi dengan pengurus di tingkat pusat masih berjalan dengan baik, namun ia tidak paham komunikasi  lebih lanjut yang dijalin pengurus pusat dengan PDI Perjuangan dan Hanura, partai politik yang sebelumnya mendukung pencalonan dirinya.

“Sebenarnya kan sudah (sepakat).  PDI Perjuangan dan Golkar itu sudah ada kesepahaman-kesepahaman yang dibangun, dengan Partai  Hanura malah jadi tiga.  Tetapi seluruh kesepahaman itu kan ada di DPP.  Pada tingkat  DPP-nya ini, sampai sekarang  kita tidak paham kesepahaman apa yang akan dibawa,” ungkap Bupati Purwakarta dua periode ini.

Sampai sejauh ini, Dedi masih memegang hasil keputusan rapat pada 1 Agustus 2017 yang menetapkan dirinya sebagai calon gubernur di Pilkada Jabar 2018.  Apalagi, Dedi mengklaim keputusan itu menyerap aspirasi dari seluruh perangkat Partai Golkar dari tingkat satu sampai kelurahan. 

Sementara mengenai kemungkinan dirinya dicalonkan sebagai wakil gubernur, Dedi mengaku belum memikirkan pilihan tersebut.  Hingga kini, ia masih menginginkan maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat.

“Dicalonkan jadi gubernur itu saja.  Sampai hari ini, itu aja dulu,” kata Dedi. – Rappler.com 

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!