Walau dihantui letusan Gunung Agung, Bali tetap aman dikunjungi

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Walau dihantui letusan Gunung Agung, Bali tetap aman dikunjungi

ANTARA FOTO

Namun, wisatawan diminta menjauhi area di dekat Gunung Agung dan Pura Besakih

JAKARTA, Indonesia – Kalian berpikir untuk berwisata ke Bali dan sekitarnya dalam waktu dekat? Maka, kalian tidak perlu khawatir, termasuk dengan aktivitas Gunung Agung. Sebab, Pulau Bali masih dinyatakan aman untuk dikunjungi para wisatawan.

Wisatawan masih dapat berpetualang di Bali menggunakan transportasi apapun. Namun, memang ada area yang dilarang oleh wisatawan untuk didekati. Dua di antaranya adalah Gunung Agung dan Pura Besakih. Hal tersebut dikarenakan daerah tersebut masuk ke dalam kawasan rawan bencana.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menegaskan radius yang harus dihindari adalah 9 kilometer, ditambah 12 kilometer dari sektor utara-timur luat dan tenggara-selatan-barat daya. Sutopo pun menyadari sudah ada beberapa negara yang mengeluarkan travel advice bagi warganya yang tengah berada di Bali. Namun, hingga saat ini ia berani mengatakan Bali tetap aman.

“Beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Australia dan Singapura sudah menyampaikan peringatan kepada warganya untuk tidak memasuki kawasan gunung Agung,” kata Sutopo ketika memberikan keterangan pers pada Senin, 25 September di gedung BNPB.

Apalagi isu ancaman bencana di Bali menjadi permasalahan yang sensitif. Hal itu lantaran upaya Pemerintah Indonesia dalam menargetkan target wisatawan mancanegara sebanyak 5,5 juta orang pada tahun 2017.

“Antara pariwisata dan bencana, memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Kami mendapat banyak pertanyaan dari Duta Besar dan masyarakat langsung, wisatawan di sana, untuk menanyakan informasi yang detail tentang Gunung Agung,” kata Sutopo menambahkan.

Hingga saat ini Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar masih tetap beroperasi. Tetapi, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan rencana kontigensi seandainya Gunung Agung benar-benar meletus.

Ada dua rencana kontigensi yang telah disiapkan yaitu

  • Mengalihkan penerbangan yang seharusnya mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai ke tujuh bandara lain yakni berada di kota Surabaya, Lombok, Semarang, Solo, Yogyakarta, Balikpapan dan Makassar
  • Jalur darat dan kapal ferry dialihkan melalui Pelabuhan Gilimanuk dan Lembar, Padang Bai

Kemenhub menggandeng BMKG dan Pemerintah Australia untuk melakukan pengawasan sebaran abu yang cukup detail. Hal tersebut nantinya berdampak kepada keputusan apakah bandara di Bali akan dibuka atau ditutup.

Aktivitas abu vulkanik di Gunung Agung, kata Sutopo, menyesuaikan arah angin. Jika terjadi penyebaran abu vulkanik dari sekarang hingga Oktober, angin akan dominan ke arah Barat Daya, yaitu wilayah Jawa Timur. Namun jika terjadi dari November hingga Januari, maka abu akan menyebar ke arah Timur, yaitu NTB dan NTT.

DIHINDARI. Area radius 9 dan 12 kilometer yang harus dijauhi oleh warga yang bermukim di sekitar Gunung Agung. Ilustrasi Rappler

Sebelumnya, banyak wisatawan yang khawatir terhadap situasi di Pulau Bali. Mereka khawatir dapat terjebak di situasi darurat ketika Gunung Agung meletus.

Namun, Sutopo mengimbau agar wisatawan tidak panik. Ia mengatakan hanya ada dua area yang patut dijauhi yakni Pura Besakih dan area dekat Gunung Agung.

Sutopo juga mengingatkan agar para wisatawan tidak mudah termakan informasi yang beredar di media sosial. Hal itu lantaran, media sosial dipenuhi informasi hoax mengenai situasi Gunung Agung. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!