Rekam jejak pemilik situs nikahsirri.com dalam Pilkada Banyumas

Irma Mufilikhah

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rekam jejak pemilik situs nikahsirri.com dalam Pilkada Banyumas
Aris mencoba menggaet pemilih mulai dari berkeliling dengan mobil bak terbuka hingga menggelar acara pencarian bakat

BANYUMAS, Indonesia – Kemunculan situs nikahsirri.com pada pekan lalu membuat publik heboh. Lantaran, di dalam situsnya ikut menawarkan layanan untuk mendapatkan calon pendamping yang masih perawan.

Sang pemilik dan pendiri Aris Wahyudi akhirnya ditangkap oleh personel Polda Metro Jaya pada Minggu, 24 September di kediamannya di Perumahan TNI AU Angkasa Puri, Jawa Barat. Ia dijerat dengan Undang-Undang (UU) Pornografi dan Tindak Pidana Perdagangan Manusia.

Usai ditangkap, istri Aris, Rani mengaku suaminya sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak tahun 2008 lalu pasca ia gagal dalam pertarungan Pilkada Banyumas, Jawa Tengah. Rappler berusaha menelusuri jejak Aris di Banyumas.

Dari penemuan kami, ternyata jauh sebelum dia mendirikan Partai Ponsel dan situs nikahsirri.com, Aris sempat terjun di dunia politik. Ketua Komisi Pemilihan Umum Banyumas Unggul Warsiadi membenarkan jika pria kelahiran Cilacap 12 Mei 1968 itu memang mencalonkan diri sebagai bupati Banyumas periode 2008-2013.

“Benar, dia pernah menjadi calon bupati di Banyumas. Saat itu, ia masih berstatus lajang sesuai data di profil,” kata Unggul yang ditemui Rappler pada Senin, 25 September.

Ketika itu, Aris berpasangan dengan Asroru Maula dan memantapkan diri untuk bersaing dengan tiga pasangan calon lain yang sebagian besar wajah lama di kancah perpolitikan Banyumas. Kehadiran Aris di arena pertarungan Pilkada Banyumas kala itu memberi warna baru.

Ia merupakan calon paling muda di antara calon lainnya. Kiprahnya di kancah politik Banyumas juga terbilang baru.

Kendati begitu, pemuda bergelar Bachelor of Engineering itu nyatanya berhasil meyakinkan partai terbesar di Banyumas kala itu, PDI Perjuangan untuk mengusungnya menjadi orang nomor satu di Banyumas. Tampilannya cukup parlente. Apalagi, ditambah perawakannya yang gagah dengan wajah segar. Gesture nya penuh kharisma dan berwibawa.

“Pokoknya kalau orang lihat dia sekilas, mungkin akan terpikat,” kata Unggul.

Selain tampilannya yang mengundang perhatian, gaya berkampanye Aris juga lain dari biasa. Ia biasa berkampanye dengan berdiri di bak mobil berkeliling desa sambil menyapa pendukungnya.

Yang paling berkesan bagi Unggul adalah, cara kampanye Aris menjelang hari pencoblosan yang dinilainya sensasional. Aris berkampanye dengan menaiki helikopter hingga membuat warga heboh.

Sambil terbang rendah di langit Kota Purwokerto, anak buahnya membentangkan spanduk bergambar paslon Aris-Maula sehingga terlihat jelas oleh warga yang menonton di bawahnya.

Cara demikian ternyata berhasil mengundang perhatian masyarakat yang tertarik menonton aksi kampanye unik tersebut.

“Dia kampanye pakai helikopter memutari kota, jadi banyak masyarakat yang lihat,” tutur Unggul.

Selama mengikuti tahapan Pilkada di Banyumas, Aris berkantor di Jalan R Suwatio Nomor 8 Kelurahan Teluk Pirwokerto Selatan. Sekretariat pemenangan Aris kini ternyata telah berpindah tangan. Ia rupanya hanya mengontrak bangunan di dekat terminal Bulu Pitu Purwokerto itu untuk hingga tahapan Pilkada berakhir.

Bangunan itu kini disewa oleh seorang pengusaha untuk digunakan sebagai toko bangunan. Roni, pemilik toko material bekas kantor pemenangan Aris membenarkan, ia meneruskan kontrak pemilik situs nikah sirri.com itu yang berakhir usai Pilkada.

Sebuah pamflet bergambar Paslon Aris-Maula yang tertempel di dinding toko itu jadi saksi bisu pernah ada kegiatan politik di tempat tersebut. Kaca jendela toko yang pecah disebutnya juga warisan dari pengontrak terdahulu.

“Saya sampai diwanti-wanti agar tidak telat bayar tagihan. Pemilik kontrakan mengeluhkan penyewa sebelumnya,” katanya.

Akademi Banyumas Idola (ABI)

Aris Wahyudi cukup cerdik dalam mendongkrak popularitas. Ia yang sebelumnya tak dikenal masyarakat Banyumas mendadak tersohor, terutama di kalangan pemilih pemula atau remaja.

Sebelum ditetapkan sebagai calon oleh KPU, Aris membuat gebrakan untuk pencitraan dirinya kala itu. Aris menyelenggarakan ajang pencarian bakat dengan nama Akademi Banyumas Idola (ABI). ABI sekaligus plesetan dari Aris Wahyudi Banyumas Idola.

Ajang itu dimanfaatkan untuk menjaring pemuda berbakat yang ingin meniti karier sebagai penyanyi.

Aris pandai memanfaatkan momentum di mana masyarakat saat itu tengah mengidolakan acara televisi bertajuk ajang pencarian bakat, semisal Indonesian Idol atau Akademi Fantasi Indosiar (AFI).

Salah seorang peserta yang sempat lolos di 27 besar ABI, Lukito Wardoyo mengungkapkan, ajang pencarian bakat yang digagas Aris Wahyudi disambut antusias warga, terutama kalangan pemuda.

Apalagi, menurut Lukito, iming-iming hadiah bagi pemenang cukup menggiurkan. Sang jawara dijanjikan mendapat uang puluhan juta hingga berlibur ke Hong Kong.

“Pesertanya dari 27 kecamatan. Ramai sekali saat itu. Karena banyak masyarakat yang terobsesi ingin jadi artis,” ujar Lukito.

Pada kesempatan tertentu pada gelaran itu, kata Lukito, Aris Wahyudi biasa muncul di tengah-tengah peserta dan mengobrol dengan mereka.

Meski berkesempatan bertemu banyak peserta, kata Lukito, Aris tidak pernah mengarahkan mereka untuk mendukungnya dalam pertarungan Pilkada.

Aris dinilainya bisa menempatkan diri dalam hal ini. Kendati tidak berkampanye di acara itu, para peserta mengetahui, inisiator ABI itu hendak mencalonkan diri sebagai bupati Banyumas.

“Dia biasa pakai mobil mewah. Turun dari mobil lalu ngobrol dan makan dengan peserta, kemudian pergi. Meski tak kampanye, tapi semua sudah tahu kalau dia nyalon,”katanya

Kalah Pilkada

BEKAS SEKRETARIAT. Bangunan yang dulu digunakan Aris dan Asroru sebagai pos pemenangan Pilkada Banyumas tahun 2008. Foto oleh Irma Muflikah/Rappler

Meski berbagai cara telah ditempuh untuk memenangi Pilkada, Aris harus menerima kenyataan pahit. Ia kalah telak dalam perolehan suara.

Berdasarkan data KPU Banyumas, Aris dan pasangannya Asroru Maula
bahkan menempati posisi juru kunci di antara paslon lainnya dengan perolehan suara sebanyak 96.493 atau 10.92 persen dari total suara yang ada.

Pilkada itu dimenangkan oleh Paslon Mardjoko dan Akhmad Husein dengan perolehan suara sebanyak 321.105 atau 36.34 persen dari total suara.

Aris-Maula juga kalah suara dari Paslon Singgih Wiranto dan Laili Sofia, serta Bambang Priyono dan HM Tossy Aryanto yang menempati peringkat kedua dan ketiga. Kekalahan telak Aris-Maula dalam Pilkada ini di luar dugaan.

Bagaimana tidak, pasangan itu diusung oleh partai peraih kursi terbanyak di legislatif yakni PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan kala itu memperoleh jatah 16 kursi di legislatif karena sukses meraih 311.540 suara pada Pemilihan Umum tahun 2004. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!