Strategi manajemen Bandara Ahmad Yani jika Gunung Agung meletus

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Strategi manajemen Bandara Ahmad Yani jika Gunung Agung meletus
Walau Gunung Agung dapat meletus sewaktu-waktu, namun tidak mengurangi antusiasme warga Semarang mengunjungi Pulau Bali

SEMARANG, Indonesia – General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Kolonel (Cpn) Maryanto mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi jika Gunung Agung benar-benar meletus. Pihaknya akan mengalihkan rute penerbangan dari Semarang ke Denpasar untuk mendarat di tempat lain.

Namun, mereka harus menunggu aba-aba dari Kementerian Perhubungan terkait penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.

“Jika sewaktu-waktu (Bandara Ngurah Rai) Denpasar ditutup, maka pesawat akan kembali ke Semarang atau bisa juga dialihkan ke Makassar dengan pertimbangan lokasinya yang berdekatan dengan Bali,” ujar Maryanto ketika meninjau keberangkatan penumpang pesawat di Bandara Ahmad Yani pada Rabu, 27 September.

Namun, sayangnya Bandara Ahmad Yani tidak sanggup menampung pesawat dengan badan lebar. Oleh sebab itu, mereka akan mengalihkan pesawat jenis itu ke bandara yang lebih besar.

“Karena panjang landasan di (Bandara) Ahmad Yani mentok hanya 2.650 kilometer,” kata dia.

Maryanto mengaku tengah berancang-ancang untuk meningkatkan layanan penumpang selama 24 jam non stop. Semua petugasnya dikerahkan untuk mengantisipasi kondisi penerbangan darurat terkait keadaan Gunung Agung. Opsi lain yang ia lakukan untuk mengantisipasi Gunung Agung meletus yakni dengan meningkatkan koordinasi untuk melayani pengembalian tiket (refund) bagi calon penumpang pesawat rute Semarang-Bali.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat. Gunung dengan tinggi 3.000 meter lebih itu sudah mengalami 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam dan 56 kali gempa lokal. Statusnya pun dinaikan dari semula waspada menjadi awas.

Namun, hingga saat ini aktivitas penerbangan di dua rute itu masih terpantau normal. Untuk rute Semarang-Bali PP, Bandara Ahmad Yani melayani empat kali jadwal penerbangan setiap pekan.

Maryanto mengatakan kendati status Gunung Agung sudah dinaikan menjadi awas, namun hal itu tidak mempengaruhi jumlah penumpang yang ingin ke Bali. Malah dalam dua hari terakhir, penerbangan ke Bali selalu dipadati penumpang.

Menurutnya tak ada gangguan berarti hingga saat ini.

“Masih relatif aman untuk penerbangan. Dari Bali ke Semarang juga sama saja,” katanya.

Penumpang khawatir

Rappler pun mendapati para penumpang pesawat rute Semarang-Bali di Bandara Ahmad Yani cukup padat pada Kamis, 28 September sekitar pukul 07:00 WIB. Para penumpang masih memadati loket maskapai Wings Air maupun Garuda Indonesia yan melayani jalur menuju ke Bali.

Nurul Khatijah, seorang penumpang Wings Air rute Semarang-Bali mengatakan walaupun dirinya mulai was-was dengan kondisi Gunung Agung, tetapi ia tidak bisa berbuat banyak lantaran sudah terlanjur membeli tiket untuk terbang ke Pulau Dewata.

“Mau dikembalikan tiketnya juga eman-eman (sayang). Ini kan saya bawa keluarga besar. Ada enam orang,” katanya kepada Rappler.

Ia pun mengaku justru akan lebih repot jika penerbangannya ke Bali ditunda atau dialihkan untuk mendarat di kota lain.

“Saya jadi tambah repot dong (jika penerbangan ditunda). Mudah-mudahan kondisi di udara tetap aman,” katanya berharap. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!