Pilkada Jabar: Empat partai bentuk koalisi Poros Baru

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pilkada Jabar: Empat partai bentuk koalisi Poros Baru
Deddy Mizwar dan PKS tak masuk koalisi

BANDUNG, Indonesia — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baru akan digelar di Jawa Barat secara serentak pada 2018. Namun sejumlah partai telah mulai bermanuver. Kemarin, misalnya, empat partai politik sepakat membentuk koalisi yang diberi nama Poros Baru.

Keempat partai tersebut yakni Partai Gerakan Indonesia Baru (Gerindra), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat. “Ini penting ditegaskan sebagai bagian dari upaya kami mencari yang terbaik,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi di Kantor DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Rabu 11 Oktober 2017.

Khusus untuk Pilgub Jabar 2018 mendatang, masing-masing parpol Poros Baru telah mengantongi sejumlah nama yang bakal diusung sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur.

PAN mengusulkan Desy Ratnasari, mantan artis yang juga kader partai berlambang matahari ini. Sementara, Partai Demokrat mengusulkan tiga kadernya, yakni Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf, Ketua DPD Partai Demokrat Jabar Iwan Sulandjana, dan Anggota Komisi IV DPR RI Herman Khaeron.

Adapun PPP mengajukan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Anggota DPR RI Asep Ahmad Maoshul Affandy.  Dan Partai Gerindra mengusulkan Ketua DPD Gerindra Jawa Barat Mulyadi dan mantan menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid Burhanuddin Abdullah, yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Mulyadi menyebutkan pengajuan nama Burhanuddin Abdullah merupakan perintah langsung dari Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.“Gerindra ingin parameternya adalah kader,” kata Mulyadi.

Di antara deretan nama yang diusulkan itu, tidak ada nama Deddy Mizwar yang sebelumnya sempat diusung Gerindra. Mulyadi menjelaskan, Deddy Mizwar memang tidak diusulkan sebagai kandidat cagub atau cawagub Poros Baru.

“Untuk Poros Baru tidak ada nama itu. Jadi kami sepakat dulu tadi bahwa nama-nama yang didedikasikan oleh masing-masing partai di daerah nama yang tadi kita sebutkan,” kata Mulyadi yang dalam kesempatan itu ditunjuk sebagai juru bicara Poros Baru.

Guna menentukan calon resmi yang akan diusung pada Pilgub Jabar nanti, Poros Baru akan memilih lembaga survei yang dianggap kredibel.  Lembaga survei terpilih akan diberi tugas melakukan survei terhadap kandidat yang diusulkan masing-masing partai.

Koalisi empat parpol ini juga akan menunjuk tim teknis yang bertugas membuat formulasi koalisi yang lebih mengerucut dan parameter-parameter kandidat yang direkomendasikan.  

Selain itu, Poros Baru akan mengundang sejumlah stockholders dari berbagai unsur di Jawa Barat untuk memberi masukan sekaligus mengusulkan parameter kandidat.  Bisa jadi, parameter hasil kajian tersebut memunculkan figur baru di luar nama-nama yang diusulkan sebelumnya.

“Parameter yang dibuat nanti dalam kajian, tidak menutup kemungkinan, misalnya nama-nama yang sudah muncul di permukaan masuk juga,  karena (kandidat) masih cair.  Tapi untuk sementara, nama-nama ini adalah nama-nama yang didedikasikan oleh masing-masing partai,” jelas Mulyadi.

Lebih lanjut Mulyadi mengatakan, parameter kandidat dibuat agar calon yang bakal diusung nanti betul-betul mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.  

Pihaknya tidak mau terjebak memilih calon hanya mengacu pada faktor elektabilitas semata.  Karena itu, Mulyadi optimis calon yang diusung Poros Baru akan memenangkan kursi Jabar satu.“Mudah-mudahan kandidat kami, konon katanya, jadi kuda hitam,” kata Mulyadi berharap.

Sementara itu Mulyadi mengklaim telah mendapat dukungan dari parpol nonparlemen yang siap mendukung Poros Baru.  Parpol nonparlemen yang dimaksud adalah Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Idaman.

Mengenai absennya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sempat berkoalisi dengan Gerindra, Mulyadi menjelaskan, pihaknya dengan senang hati menerima kehadiran partai tersebut.  Namun tentunya dengan sebuah syarat.

“Kami sepakat bahwa kita tidak mau untuk mengunci kandidat.  Kalau PKS bisa hadir bersama kami, kami dengan senang hati menerima, asal tidak kemudian kami terpaksa dalam tanda petik, untuk mengusung yang diskenariokan PKS,” ungkap Mulyadi.  —Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!