Aktivitas kegempaan Gunung Agung menurun tak ubah status awas

Bram Setiawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Aktivitas kegempaan Gunung Agung menurun tak ubah status awas
Sementara, di saat yang bersamaan, aktivitas Gunung Sinabung juga terus meningkat

KARANGASEM, Indonesia – Gunung Agung sudah satu bulan berstatus awas atau level IV. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghitung jumlah aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Agung, Bali mencapai 25 ribu kali.

Jumlah tersebut berdasarkan penghitungan bulan September-Oktober. Adapun jumlah kegempaan vulkanik sejumlah 25 ribu itu dinilai sangat besar bila dibandingkan dengan gunung api lainnya di Indonesia.

Saat ini aktivitas kegempaan vulkanik gunung yang berada di Kabupaten Karangasem itu mulai menurun. Menurut Kepala PVMBG Kasbani meskipun aktivitas gempa menurun, bukan berarti Gunung Agung berubah status.

“Gunung Agung masih berstatus awas,” kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem pada Sabtu, 21 Oktober.

Berdasarkan data PVMBG, pada 20 Oktober, kegempaan vulkanik mengalami penurunan, yaitu 379 kali per hari. Adapun kegempaan vulkanik hari ini periode pukul 00.00-06.00 terekam 96 kali. Bila ditinjau selama sebulan lalu sejak penetapan status awas jumlah kegempaan vulkanik per hari berfluktuasi antara 500-1.000 kali.

Meskipun aktivitas gempa vulkanik saat ini menurun, Kasbani mengimbau agar tetap berhati-hati. Kasbani mencontohkan Gunung Merapi yang meletus pada 2006.

Saat letusan, aktivitas kegempaan vulkanik di Merapi sedang turun. Adapun Gunung Sinabung meletus saat berstatus siaga.

“Ini (penurunan aktivitas gempa) baru sesaat, belum bisa dijadikan pegangan. Ini pun (gempa Gunung Agung) yang terendah masih lebih besar dari gunung-gunung tersebut (Merapi dan Sinabung),” ujarnya.

Penurunan aktivitas kegempaan kemarin pun, ujar dia, dianggap masih relatif tinggi bila dibandingkan Gunung Agung saat berstatus waspada dan siaga.

Tahapan aktivitas Gunung Agung dari masing-masing status cenderung melonjak besar. Pada 14 September terekam 13 kali gempa vulkanik, sehingga PVMBG menaikkan status Gunung Agung dari status normal ke waspada.

Setelah naik ke status waspada kegempaan mengalami peningkatan eksponensial. Pada 18 September jumlah gempa mencapai 366 kali, PVMBG meningkatkan status menjadi siaga. Peningkatan kegempaan pada 22 September berjumlah 720 kali per hari, kemudian status Gunung Agung menjadi awas, atau level IV.

Magnitudo gempa-gempa yang terekam seismik selama periode krisis ini dianalisis untuk membuat estimasi volume magma yang bergerak. Kasbani menjelaskan sampai saat ini setidaknya sudah lebih dari 18 juta meter kubik magma yang bergerak di kedalaman menuju permukaan. Namun volume tersebut tidak mencerminkan total magma yang berpotensi dikeluarkan.

Kasbani menjelaskan PVMBG menentukan status bukan hanya dari aktivitas kegempaan maupun data seismik. Tetapi, melalui analisis komprehensif, yaitu deformasi, geokimia hingga penginderaan jauh satelit.

“Status itu bukan dari saya, tapi informasi dari gunung itu,” kata dia.

Sementara, jumlah pengungsi tetap tinggi. Berdasarkan pemaparan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, dari 28 desa, terdapat 185.865 yang mengungsi. Sekitar 30 ribu di antaranya kini hidup bersama kerabat dan keluarganya. Sementara, sisanya tersebar di tempat-tempat evakuasi di seluruh Pulau Bali.

Pastika mengatakan untuk membantu mengelola krisis secara lebih baik, Pemda akan mengeluarkan kartu identitas. Mereka sudah mengungsi sekitar satu bulan dan belum mengetahui dengan jelas hingga kapan harus berada di tempat pengungsian. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!