Deretan serangan ISIS selama 1 tahun terakhir

Bernadinus Adi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Deretan serangan ISIS selama 1 tahun terakhir

MAST IRHAM

Korban yang bergelimpangan akibat serangan teror kelompok tersebut sudah banyak

JAKARTA, Indonesia — Dari awal tahun 2017, sejumlah serangan teror dilancarkan oleh kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Korban yang bergelimpangan akibat serangan teror kelompok tersebut sudah banyak.

Tak hanya warga sipil, sejumlah pihak aparat juga harus meregang nyawa akibat serangan yang dilancarkan ISIS tersebut. 

Berikut Rappler merangkum serangan teror yang dilakukan ISIS selama periode setahun terakhir:

15 September 2017

Aksi teror ini dilakukan dengan menggunakan bom buatan yang menyasar sebuah kereta bawah tanah di Parson Greens, Inggris.

Dari 29 korban yang mengalami luka-luka, sebagian besar mengalami luka bakar, sementara tidak ada korban yang meninggal dalam teror ini. Pasca kejadian itu, Pemerintah Inggris langsung meningkatkan status keamanan di dari ‘severe’ menjadi ‘critical’. 

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan otoritas setempat sudah mengerahkan 1.000 personel polisi dan militer untuk meningkatkan rasa keamanan di sana. 

Kelompok ISIS mengklaim mereka bertanggungjawab atas aksi teror ini. Menurut laporan BBC, ini merupakan serangan pertama ke Inggris di tahun 2017, yang tidak menyebabkan korban tewas.

Dari analisa mereka, bom tersebut diracik dengan resep yang keliru, sehingga gagal membuat ledakan hebat.

17 Agustus 2017

Teror dilakukan dengan menggunakan mobil van di daerah Las Rambas, Barcelona, Spanyol. Pengemudi van tersebut menabrak sejumlah orang dan mengakibatkan 13 tewas, dan 100 orang lainnya luka-luka.

Menurut data yang dimiliki oleh Menteri Dalam Negeri Joaquim Forn, 13 orang tewas dan 100 orang lainnya terluka. Korban berasal dari 18 negara, seperti Prancis, Venezuela, Australia, Irlandia, Peru, Aljazair, dan Tiongkok.

Pihak Yunani juga mengatakan ada 3 warga negaranya yang menjadi korban. Sementara dari Belgia, ada 1 warganya yang menjadi korban. 

Belanda juga mengklaim memiliki 3 warga yang menjadi korban teror di Las Rambas tersebut. Tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam aksi terror ini.

ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan mobil van tersebut melalui majalah propagandanya, Amaq. 

Polisi mengumumkan telah menahan dua tersangka, yang diketahui merupakan warga Spanyol dan warga Moroko. Namun, pengemudi mobil van masih terus diburu.

7 Juni 2017

Gedung Parlemen Iran dan Makam Ayatollah Khomeini diserang sekelompok orang bersenjatakan Kalashnikov. Menurut laporan media Iran, total pelaku teror mencapai empat orang. 

Pada Rabu pagi mereka menenteng senjata jenis Kalashnikovs dan memasuki komplek parlemen. Menurut laporan, mereka bisa masuk ke dalam kompleks itu melalui pintu masuk bagi warga umum. Mereka mengenakan pakaian perempuan. Dengan demikian petugas keamanan laki-laki tidak akan memeriksa mereka.

Ledakan bom bunuh diri juga dilakukan oleh salah satu pelaku di makam Ruhollah Khomeini. Diduga pelaku bom bunuh diri adalah perempuan.

12 orang dilaporkan tewas. Tidak diketahui apakah itu termasuk empat pelaku teror. Belum diketahui dengan jelas pula apakah angka 12 orang tewas hanya ditemukan di satu lokasi yakni di gedung parlemen atau di dua lokasi. Selain itu, sekitar 40 orang dilaporkan mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit.

KBRI Tehran melaporkan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden itu. 

Kembal, ISIS mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pihaknya. “Para pejuang dari ISIS telah menyerang makam Khomeini dan gedung parlemen di Tehran,” kata mereka di majalah propagandanya, Amaq.

3 Juni 2017

Terjadi penabrakan dan penusukan di jembatan London dan Borough Market. Pelaku berjumlah 3 orang yang bernama Khuram Shazad Butt, Rachid Redouane, dan Youssef Zaghba. Butt diketahui menjadi pemimpin dari kelompok tersebut dan menabrak para pejalan kaki di Jembatan London. 

Aksi mereka dimulai dengan ketiga pelaku menumpang sebuah mobil van. Lalu, salah satu pelaku yang mengendarai mobil itu menabrak para pejalan kaki yang tengah berada di Jembatan London dengan posisi zig-zag.

Kemudian, ketiganya keluar dan menuju ke Borough Market. Secara acak, pelaku kemudian menyerang dan menusuk orang-orang yang ada di sana menggunakan pisau. Salah seorang saksi mata bernama Eric mengatakan kepada stasiun berita BBC pelaku menyerang korban sambil berteriak “Ini untuk Allah”. 

Akibat aksi teror tersebut, 7 orang tewas dan 48 lainnya dirawat di rumah sakit. Diketahui diantaranya ada 1 warga negara Kanada, dan 7 warga negara Perancis. Sementara tidak ditemukan warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam aksi terror ini.

ISIS mengeluarkan pernyataan terhadap aksi teror di Inggris tersebut. “Sebuah detasemen para pejuang ISIS melakukan serangan di London kemarin,” klaim ISIS seperti tertulis di Majalah Amaq.

26 Mei 2017

Puluhan umat Kristen Koptik di Mesir ditembak mati oleh sekelompok orang bersenjata. Sekelompok orang tersebut mengenakan topeng, dan memberhentikan bus yang mengangkut umat Kristen Koptik. Pelaku berjumlah 8 sampai 10 orang dan mengenakan pakaian militer.

25 korban mengalami luka-luka, dan 23 lainnya tewas. Meski tidak ada klaim dari ISIS, dugaan kuat mengarah kepada kelompok teroris ini karena sebelumnya ISIS bertanggungjawab terhadap ledakan gereja di Alexandria dan Tanta pada 9 April 2017.

22 Mei 2017

Sebuah ledakan terjadi pada saat konser bintang pop asal Amerika Serikat, Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris. Dari bom bunuh diri tersebut, 22 orang tewas sementara 59 lainnya luka-luka.

Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dari 22 korban tewas, tidak ada satu pun warga Indonesia di dalamnya. Berdasarkan laporan yang dia terima dari Duta Besar Rizal Sukma, anak-anak pun ikut menjadi korban tewas. 

Kepolisian Inggris pada Selasa pagi kemarin menyampaikan pelaku bom bunuh diri adalah Salman Abedi dan berusia 22 tahun. Abedi lahir pada tahun 1994 di Manchester dari kedua orang tua asal Libya.

Sementara, pasca ledakan itu kelompok teroris ISISmerayakan “kemenangan” mereka lantaran misi bom bunuh diri tersebut berhasil membuat korban jiwa di Inggris.

22 Maret 2017

Penabrakan dan penusukan terjadi di Westminster Bridge, Inggris. Dari penabrakan dan penusukan tersebut, 3 orang polisi dan 1 siswa tewas. 

Polisi mengumumkan Khalid Masood sebagai pelaku teror. Dia berusia 52 tahun dan merupakan warga Inggris. Berdasarkan laporan intelijen, Masood tidak masuk ke dalam subjek pemantauan mereka selama ini. 

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bahwa Masood merupakan salah satu pasukan mereka. Informasi itu disampaikan ISIS melalui media propaganda mereka, AMAQ. Ini menjadi kali pertama ISIS mengklaim sebuah serangan terjadi di tanah Inggris.

“Pelaku dari serangan kemarin di depan gedung parlemen Inggris merupakan seorang pasukan ISIS dan operasi itu dilakukan untuk merespons seruan untuk menyasar negara-negara koalisi (melawan ISIS),” tulis Majalah Amaq. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!