Pilkada Jabar: Elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi naik, Deddy Mizwar turun

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pilkada Jabar: Elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi naik, Deddy Mizwar turun
Menurut peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli, tren elektabilitas Dedi Mulyadi naik karena masyarakat suka dengan figurnya yang merakyat.

BANDUNG, Indonesia –  Tren elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terus mengalami kenaikan dalam survei bakal calon gubernur dan wakil gubernur untuk pemilihan gubernur 2018 mendatang.

Berdasarkan hasil survei Indo Barometer, posisi elektabilitas Ridwan Kamil berada di atas 40 persen. Dari berbagai simulasi yang dilakukan dengan sejumlah calon gubernur lainnya, Emil, nama panggilan Ridwan Kamil, konsisten berada di peringkat atas.

Misalnya, simulasi terhadap 8 nama calon gubernur dengan metode pertanyaan tertutup, tingkat keterpilihan Ridwan Kamil mencapai 41,6 persen, jauh di atas Dedi Mulyadi dengan elektabilitas 18,9 persen, Deddy Mizwar 14,2 persen, Dede Yusuf  2,9 persen, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) 2,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,3 persen, Puti Guntur Soekarnoputri 0,5 persen, dan Rieke Diah Pitaloka 0,3 persen. Sedangkan yang belum memutuskan mencapai 14,1 persen.

Begitu juga ketika simulasi 4 nama dan  3 nama calon gubernur, tingkat elektabilitas  Ridwan Kamil tetap di atas 40 persen.

“Kalau hari ini yang kami lihat, memang Ridwan Kamil yang paling potensial (memenangkan Pilgub Jabar),” kata Hadi Suprapto Rusli, peneliti Indo Barometer, saat jumpa pers di Bandung pada Jumat, 3 November 2017.

Tren kenaikan elektabilitas Ridwan Kamil terlihat dari hasil 3 kali survei yang dilakukan Indo Barometer.  Pada survei pertama bulan Februari dan  Maret  2017, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil baru 29,1 persen, kemudian naik pada survei kedua di bulan Mei dengan angka 35,5 persen, dan pada survei ketiga di bulan Oktober, tingkat elektabilitas Ridwan Kamil mencapai 46,4 persen.

“Ridwan Kamil itu kenaikannya cukup besar.  Selisih sekarang dengan calon yang lain hampir 20-an persen.   Kalau Golkar kepentingannya untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat, maka salah satu alasannya dukungan ke Ridwan Kamil, saya rasa itu,” beber Hadi.

Sementara itu, Dedi Mulyadi yang posisinya di Golkar “direbut” Ridwan Kamil, tren elektabilitasnya juga naik.  Tingkat elektabilitas Bupati Purwakarta itu terus merangkak naik di 3 survei Indo Barometer.  Pada survei pertama, tingkat keterpilihan Dedi hanya 8,3 persen.  Angka itu naik menjadi 14,8 persen di survei yang kedua.  Kemudian pada survei ketiga, tingkat elektabilitas Dedi menjadi 16,9 persen.

“Dedi Mulyadi di bawah cukup kencang, kemudian door to doornya juga jalan, gerakan-gerakan politiknya juga jalan, sehingga posisi Dedi Mulyadi trennya naik,” ujar Hadi.

Yang menarik, tren elektabilitas Deddy Mizwar justru turun.  Dari 25,8 persen pada survei pertama, turun menjadi 22,5 persen pada survei kedua, kemudian di angka 19,2 persen pada survei ketiga.

Menurut Hadi, penurunan tingkat elektabilitas Deddy akibat kinerjanya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat yang dinilai publik kurang bagus.

Secara umum, kepuasan publik terhadap kinerja Jenderal Naga Bonar itu hanya 57,3 persen dan hanya sebesar 31,6 persen pemilih yang menginginkan Deddy menjadi Gubernur Provinsi Jawa Barat.  Ini cukup mengherankan karena kepuasan publik terhadap kinerja Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat cukup tinggi, yakni 60,3 persen.  Menurut Hadi, biasanya limpahan kepuasan publik atas kinerja incumbent lari ke wakilnya.  Namun hal itu tidak terjadi dengan Deddy Mizwar.

“Deddy Mizwar gagal dalam meraih tingkat kepuasan publik terhadap kinerja incumbent hari ini.  Orang yang puas dengan kinerja incumbent,  walaupun puas dengan kinerja Ahmad Heryawan, tapi kepuasannya biasanya ke wakilnya karena orang puas dengan kinerja pemerintahan.  Tapi untuk saat ini tingkat kepuasan kinerja incumbent  justru lari pilihannya ke Ridwan Kamil,” ungkap Hadi.

Jika di-breakdown kepuasan publik terhadap kinerja Ahmad Heryawan, kata Hadi, publik yang puas lebih banyak mendukung Ridwan Kamil sebanyak 41,7 persen, sedangkan Deddy Mizwar hanya mendapat dukungan 30,7 persen.  Publik yang tidak puas terhadap Ahmad Heryawan pun menjatuhkan pilihannya kepada Ridwan Kamil dengan jumlah 55,8 persen, sedangkan 25,5 persen mendukung Dedi Mulyadi.

Meski memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi, namun popularitas Ridwan Kamil masih kalah dengan figur lainnya.  Lima kandidat dengan tingkat pengenalan tertinggi adalah Abdullah Gymnastiar 98,6 persen, Deddy Mizwar 97,5 persen, Desi Ratnasari 93,1 persen, Ridwan Kamil 91,1 persen, dan Dede Yusuf 90,6 persen.

Tapi di tingkat kesukaan, Ridwan Kamil berada di atas dengan 90,1 persen, Dedi Mulyadi 83,1 persen, Abdullah Gymnastiar 79,6 persen, Deddy Mizwar 76 persen, dan Dede Yusuf 75,4 persen.

“Dedi Mulyadi tren elektabilitasnya naik karena masyarakat suka dengan figurnya yang merakyat.   Merakyat, biasanya calon yang rajin blusukan.  Yang jelas dari temuan survei, beliau ini rajin blusukan,” ujarnya.

Survei Indo Barometer yang berjudul Peta dan Profil Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 2018 di jawa Barat ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Jawa Barat pada 11-15 Oktober 2017.  Jumlah responden 800 orang yang merupakan warga Jawa Barat yang sudah mempunyai hak pilih.  Metode penarikan sample yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error ±3,46 persen.  – Rappler.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!