34 warga Demak tersandera di Papua

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

34 warga Demak tersandera di Papua
"Ada sekitar 34 warga desanya yang bekerja di Tembagapura dan sampai sekarang tidak bisa dikontak."
SEMARANG, Indonesia — Kepolisian Daerah Jawa Tengah siap mengerahkan personelnya untuk membantu proses pembebasan puluhan warga asal Kabupaten Demak yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura, Papua. Proses pembebasan juga akan melibatkan tim gabungan dari Mabes Polri serta Polres Tembagapura yang dibantu personel TNI melalui jalur negosiasi dengan pimpinan KKB. “Karena lokasinya yang berada di Papua, tentunya kami harus meningkatkan koordinasi dengan aparat setempat,” ungkap AKBP Agus Triadmaja, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jateng, saat dikontak Rappler, Senin 13 November. Agus mengatakan sejauh ini terdapat 34 warga Demak yang masih tertahan di Tembagapura. Mereka kebanyakan berasal dari Desa Kedondong, Kecamatan Kota, Demak. Menurutnya proses pembebasan harus dilakukan hati-hati mengingat anggota KKB menggunakan senjata api. Jika bisa dibebaskan, pihaknya berjanji akan segera memulangkan para sandera ke kampung halamannya masing-masing. Untuk saat ini, pihak keluarga sudah diberi tahu ihwal kasus penyanderaan tersebut. “Aparat kepolisian dalam waktu dekat siap membantu kepulangannya termasuk dari aspek pengamanannya,” kata Agus. Putus komunikasi Sementara itu, seorang warga Desa Kedondong, Kecamatan Kota Demak, Tri Atmi, mengaku cemas setelah tahu anaknya menjadi salah satu yang disandera oleh kelompok bersenjata di Pegunungan Tembagapura. Ia menyebut anaknya selama ini bekerja sebagai pekerja tambang milik PT Freeport. Pekerjaan tersebut sudah dilakoni anaknya sejak empat tahun belakangan ini. “Biasanya dia nelepon-nelepon ke rumah. Tapi akhir-akhir ini ndak pernah hubungi saya lagi. Karena saya ndak tahu harus ngapain, ya saya kemudian wadul sama kepala desa yang ada di sini,” tuturnya. “Tempat kerja anak saya juga di Mimika. Makanya saya kalut pas tahu ada penyanderaan,” sambungnya. Ia mengungkapkan anaknya biasanya pulang kampung dua tahun sekali. Pada tahun ini, putra kesayangannya baru pulang sekali. “Makanya saya minta kepada polisi untuk memastikan seperti apa kondisi anak saya di sana. Saya kepengin dia kembali ke rumah,” kata Tri lagi. Di lain pihak, Kepala Polisi Resor Demak AKBP Sonny Irawan menyebut telah mendapati laporan adanya 34 warga yang masih disandera di Tembagapura. Laporan itu ia terima sekitar tiga hari yang lalu. “Saya dapat informasi awal dari Kades Kedondong. Dia bilang kalau memang ada sekitar 34 warga desanya yang bekerja di Tembagapura dan sampai sekarang tidak bisa dikontak,” ujarnya. Setelah dikroscek databasenya, katanya nama-nama warga yang disodorkan oleh kepala desa, cocok dengan identitas warga yang tidak bisa keluar dari kawasan Tembagapura. Pemerintah Provinsi Papua bersama tokoh adat setempat, Sonny melanjutkan masih mengupayakan lobi-lobi dengan komandan KKB agar dapat membebaskan semua warga Tembagapura. “Tolong sabar dulu. Masih kita upayakan terus. Semoga ada hasil positifnya,” katanya. —Rappler.com 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!