Mahasiswi sekolah teologi tewas tertimpa talut

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mahasiswi sekolah teologi tewas tertimpa talut
Seluruh penghuni STT Sangkakala kini telah dievakuasi ke gedung aula yang tak jauh dari sekolahnya

SEMARANG, Indonesia — Seorang mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi (STT) Sangkakala, Kabupaten Semarang, meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan talut bangunan sekolahnya yang roboh akibat guyuran hujan yang terjadi, pada Senin 13 November.

Dalam peristiwa tersebut, mahasiswi yang teridentifikasi bernama Ressi, asal Palangkaraya Kalimantan Tengah, itu sedang tertidur pulas di kamar asrama sekolahnya yang terletak di Dusun Kenteng, Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan.

Pembantu Ketua I STT Sangkakala Febri Jati Nugroho mengatakan talut yang ambrol tersebut menimpa delapan kamar yang berada tepat di bawah tebing pondasi bangunan yang baru dikerjakan oleh pihak sekolah.

“Ada empat kamar asrama putra dan empat kamar putri yang rusak karena tertimpa material reruntuhan talut,” ujarnya kepada Rappler, Selasa 14 November.

“Kebetulan ketika kejadian, ada tiga orang yang sedang berada di dua kamar, dua orang bisa diselamatkan tetapi seorang lagi ditemukan meninggal dunia,” kata dia lagi.

Dua orang yang selamat itu yakni Marcelina, wanita berusia 19 tahun asal Waingapu Sumba Timur dan Imenuel Nuban, mahasiswa asli Noebera, Kecamatan Khanfatu Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Keduanya luka ringan pada tangan dan kakinya. “Saat ini, mereka sudah dibawa ke RS Paru Paru Ario Wirawan Salatiga. Korban meninggal sudah dibawa oleh pihak keluarganya,” jelasnya.

Ia menyatakan ambrolnya talut lantaran tak kuat menahan intensitas curah hujam yang mengguyur Desa Getasan seharian. Menurutnya hujan terjadi sejak siang hingga malam hari.

Pada pukul 20:15 WIB, kata Febri, beberapa penghuni asrama semula mendengar suara gemuruh yang cukup kencang dari balik bangunan asrama putri.

Saat itu, para penghuni langsung panik dan berhamburan keluar kamar. Para pengelola sekolah juga berupaya menyelamatkan semua murid dengan mengarahkan mereka menuju lokasi yang aman.

“Tidak lama setelah itu, bangunan pondasi belakang Mess Putri Mahasiswi STT Sangkakala roboh menimpa kamar putri. Kondisinya sudah rusak parah setelah kena bebatuan, tanah dan besi bangunan,” cetusnya.

Mengungsi

Staf Bagian Administrasi Akademik Agung Dian mengatakan talut yang ambrol sekitar 30 meter. Ia menuturkan sebenarnya talut itu baru selesai dikerjakan pada Februari kemarin. Ia menduga akibat semen dan tanah yang masih baru, membuat talut tidak kuat menahan guyuran hujan.

“Baru rampung digarap. Kami mengucapkan belasungkawa atas peristiwa yang terjadi di sekolahan kami,” terangnya.

Rappler memantau petugas Polres Salatiga sudah mendatangi lokasi kejadian untuk meminta keterangan para saksi.

Siswanti dan Wilson Taimenas, dua mahasiswa STT Sangkakala, sempat dimintai keterangan ihwal kejadian yang merenggut nyawa seorang temannya itu.

“Sewaktu saya masuk kamar, tiba-tiba terdengar gemuruh dari belakang. Saya menengok ke jendela, ada bebatuan yang berjatuhan, lalu saya minta tolong ke teman-teman lainnya,” kata Wilson, sembari mengingat kejadian nahas tersebut.

Seluruh penghuni STT Sangkakala kini telah dievakuasi ke gedung aula yang tak jauh dari sekolahnya. Aparat kepolisian telah memasang garis pembatas sambil menunggu proses pembersihan material selesai dikerjakan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!