Kisah Gamal Albinsaid, ‘pengelola’ sampah yang bertemu Presiden Putin

Eko Widianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah Gamal Albinsaid, ‘pengelola’ sampah yang bertemu Presiden Putin
Gamal diundang Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara 19th World Festival of Youth and Students di Moscow dan Sochi

 

MALANG, Indonesia — Sekitar sepuluhan pemuda sibuk di depan komputer. Tangan mereka aktif bergerak di atas papan keyboard. Mulai pagi, mereka sibuk mengawasi

perbincangan di media sosial dan memantau aplikasi homedika.com, sebuah sistem layanan kesehatan dengan aplikasi berbasis android yang dikembangkan Indonesia Medika.

Indonesia Medika berkantor di Jalan Kedawung Nomor 17 Kota Malang. Sistem aplikasi ini telah terhubung dengan 650 mitra meliputi dokter umum, perawat, bidan, ahli gizi, analis kesehatan, dokter gigi dan apoteker. Serta fasilitas kesehatan seperti ambulans, apotek dan klinik. Aplikasi ini telah tersebar di 100 Kota di Indonesia.

“Setiap saat  kita pantau, ada evaluasi secara statistik,” kata CEO Indonesia Medika, Gamal Albinsaid. Melalui sistem aplikasi homedika.com pasien bisa mendapat pelayanan langsung di rumah. 

Saat sakit, kata Gamal, pasien bisa langsung ditangani secara cepat. Dengan menggunakan sistem subsidi silang, bagi pasien miskin bisa mendapatkan layanan secara cuma-cuma.  Sedangkan pasien yang mampu membayar sesuai dengan ketentuan sekaligus untuk memberikan subsidi bagi pasien miskin.

Keuntungan menjadi mitra homedika, Gamal melanjutkan, mitra medis bisa memilih waktu pelayanan, memberikan pelayanan sesuai kemampuan, menentukan tarif secara mandiri, terhubung langsung dengan pasien, dan memberikan layanan bagi pasien miskin.

Dari kantor seluas dua kali lapangan bola voli ini, homedika.com dikendalikan. Melalui ruang kendali ini distribusi dan pelayanan kesehatan secara online atau daring diberikan. Sementara para staf sibuk melayani pasien dan mitra.

Karena inovasinya ini, Gamal diundang Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara 19th World Festival of Youth and Students di Moscow dan Sochi, Rusia, 15 Oktober 2017. Gamal berbicara di depan  25 ribu pemuda dari 150 negara. Tak berhenti di sini, Gamal, mengaku akan terus berinovasi untuk mengembangkan layanan kesehatan.

Meski berlatar belakang pendidikan seorang dokter, Gamal selama ini juga sering menjadi motivator bagi anak muda. Dia mengaku senang membantu orang lain. Sebagai seorang Social entrepreneurship, Gamal harus terus berinovasi menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan kemajuan teknologi.

“Inovasi ini harus dijaga keberlangsungannya. Demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” katanya. Usai menjadi pembicara, Gamal juga diundang jamuan minum teh oleh Vladimir Putin. Kiprah Gamal mendapat apresiasi Putin. Serta memberikan masukan dan nasihat dalam mengembangkan inovasi kesehatan tersebut.

“Negara harus meninvestasikan sumber daya untuk kesehatan dan pendidikan. Kehidupan manusia dan perawatan kesehatan itu tak ternilai,” kata Gamal menirukan ucapan Putin.

Berawal dari sampah

Aktivitas di kantor Indonesia Medika. Foto oleh Eko Widianto/Rappler

Gamal melakukan inovasi pelayanan kesehatan dimulai empat tahun lalu. Dia mengembangkan asuransi kesehatan dengan premi atau iuran berbayar

sampah kering. Meliputi botol plastik, kertas dan kardus. Setiap peserta membayar iuran sampah senilai Rp 10 ribu. Indonesia Medika memiliki sebuah klinik di Kelurahan Bumiayu Kota Malang untuk melayani 300 peserta asuransi sampah.

“Mereka mendapat pelayanan kesehatan primer,” kata Gamal. Kadang pasien mendapat pelayanan kesehatan di rumah, khusus untuk pasien penyakit kronis dan pasca operasi. Konsep serupa tengah dikembangkan di tempat lain.

Sistem dibangun dan direplikasi dengan menyesuaikan kearifan lokal. Manajemen Indonesia Medika juga memberikan supervisi dalam menerapkan

program tersebut. Dia berharap daerah lain yang mengadopsi mengembangkan dan mempertahankan metode yang menyelesaikan dua masalah sekaligus. Yakni masalah kesehatan dan pengelolaan sampah.

Indonesia Medika juga bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sehingga peserta asuransi sampah bisa

mendapat pelayanan sekunder di Rumah Sakit yang ditunjuk. Tahap awal BPJS Kesehatan diberikan kepada 100 peserta asuransi. Indonesia Media menyeleksi dan memprioritaskan peserta yang sangat membutuhkan.

Selanjutnya, jika donasi dan dana tanggungjawab sosial perusahaan lebih besar semua anggota akan didaftarkan. Indonesia Media juga melayani sedekah sampah.

Sehingga bagi masyarakat yang ingin memberikan sedekah dalam bentuk sampah bisa dilayani. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk masyarakat miskin yang membutuhkan layanan kesehatan.

Peserta cukup membayar sampah senilai Rp 10 ribu per bulan untuk pelayanan kelas III. Selebihnya, biaya sebesar Rp 15.500 dibayar oleh dana tanggung jawab sosial yang dikelola Indonesia Medika. Seperti diketahui iuran untuk layanan kelas III sebesar Rp 25.500.

Program asuransi sampah yang dikembangkan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2011 ini telah diganjar beragam penghargaan. Salah satunya penghargaan The Prince of Wales

Young Sustainability Entrepreneur, yang diberikan Pangeran Charles di Inggris. Gamal mengaku tergugah kisah Khairunnisa, anak pemulung yang meninggal di gerobak sampah. Orang tuanya tak mampu membayar pengobatan.

”Pemulung hanya punya sampah untuk membayar,” katanya. Sejak itu, ia menggagas asuransi kesehatan berbayar sampah. Namun, saat itu hanya bisa mendapat layanan untuk pengobatan penyakit ringan. Namun belum bisa menangani pasien yang perlu mendapat penanganan atau rujukan ke Rumah Sakit karena keterbatasan anggaran.

Indonesia Media juga menerapkan subsidi silang, pasien yang mampu bisa membayar lebih untuk membantu pasien miskin. Dengan konsep gotong royong diharapkan seluruh masyarakat mendapat layanan kesehatan yang memadai.

Mariyati, 65 tahun, peserta asuransi sampah mengaku bersyukur bisa mendapat layanan kesehatan dengan asuransi sampah. Dia mengeluh selama ini susah tidur dan persendian nyeri sejak sepekan terakhir. Saban

pekan dia cukup mengumpulkan sampah kering seperti kertas, dan botol plastik. “Cukup membayar dengan sampah di sekitar saja,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Asih Tri Rachmi juga mendukung asuransi kesehatan Indonesia Medika sekalipun Kota Malang telah menerapkan layanan kesehatan masyarakat gratis. Dia menyatakan siap bekerja sama dan membantu fasilitas agar program tersebut berkembang. “Program inovasi dari kelompok masyarakat harus terus dikembangkan dan didukung,” ujarnya. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!