Indonesia darurat kekerasan seksual

Brian Arga Wana

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indonesia darurat kekerasan seksual
Angka tindak kekerasan seksual dari tahun ke tahun masih tinggi. Catatan Komnas Perempuan pada tahun 2016 telah terjadi 5.785 kasus

JAKARTA, Indonesia – Indonesia darurat perilaku kekerasan seksual. Itulah kesimpulan yang muncul dari diskusi dengan tema kekerasan seksual pada Jumat, 24 November di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat.

Data Komnas Perempuan menunjukkan jika angka tingkat kekerasan seksual yang menimpa kaum hawa masih tinggi. Pada tahun 2014, tercatat 4.475 kasus, di tahun 2015 tercatat 6.499 kasus dan tahun 2016 telah terjadi 5.785 kasus.

Sementara, data yang dipaparkan oleh peneliti MaPPI FHUI Bestha Inatsan Ashila yang memantau pemberitaan di media online selama tiga bulan terakhir jauh lebih mengejutkan. Dalam pemantauannya pada periode Agustus hingga Oktober tercatat ada 367 pemberitaan mengenai kekerasan seksual. Sebanyak 275 di antaranya terjadi di Indonesia.

“Sebanyak 73 persen atau paling besar terjadi di Pulau Jawa, diikuti Sumatera dengan 13 persen, 5 persen terjadi di Papua, 4 persen terjadi di Bali-NTB-NTT, Sulawesi 3 persen dan Kalimantan 2 persen,” ujar Bestha dalam jumpa pers kemarin.

Ia mengatakan perolehan angka didominasi di Pulau Jawa karena peneliti mengambil berita yang berada di area pusat kota dan tidak di daerah.

Sementara, data dari MaPPI FH UI menunjukkan kekerasan seksual paling besar terjadi di rumah yakni 37 persen. Hal itu disimpulkan dari tindak kekerasan yang kerap dilakukan oleh orang sekitar atau individu yang kita kenal.

Kemudian, 11 persen terjadi di sekolah dan 10 persen tindak kekerasan seksual berada di hotel.

“Persentase pelaku kekerasan seksual didominasi dari profesi informal yakni sebesar 15,3 persen,” kata dia.

Sementara, usia korban tindak kekerasan seksual beragam. Ada yang dari usia anak-anak hingga dewasa. Korban anak-anak (1-10 tahun) mencapai 29,5 peren, sedangkan korban dewasa (11-20 tahun) mencapai 58,9 persen.

Jika dilihat dari jenis kelaminnya, maka kekerasan seksual lebih banyak menimpa perempuan yakni mencapai 87 persen. Tetapi, ada pula 13 persen kaum pria yang juga mengalami nasib serupa.

Sementara, korban anak-anak dan perempuan jumlahnya mencapai 83 persen. Sedangkan, perempuan dewasa mencapai 17 persen.

Data dari MaPPI FH UI juga menunjukkan jika korban kekerasan seksual adalah pria, maka 100 persen korbannya adalah anak-anak.

Hal ini memang menjadi ironi, sebab Indonesia dikenal akan budaya sopan santun, tetapi justru banyak menyimpan kasus kekerasan seksual.

“Edukasi seksual sejak dini memang dibutuhkan untuk menekan angka kekerasan seksual yang terjadi. Dengan edukasi, mereka akan mengetahui resiko yang ditimbulkan dan bagaimana mencegahnya,” ujar Psikolog Klinik Yayasan Pulih, Ahastari Nataliza. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!