Kepergok membawa telepon genggam, napi Nusakambangan tusuk petugas keamanan

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kepergok membawa telepon genggam, napi Nusakambangan tusuk petugas keamanan
Pelaku dipindah Lapas Pasir Putih yang memiliki sistem keamanan super ketat

SEMARANG, Indonesia — Muhamad Fajar alias Tata, seorang narapidana yang menghuni sel blok C, Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan, dipindahkan ke lapas maximum security lantaran menyerang petugas keamanan yang sedang magang.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah dan Yogyakarta, Ibnu Chuldun, mengatakan dari hasil pemeriksaan penyidik Polres Cilacap, Tata terbukti menusuk seorang petugas magang bernama Ardi yang sedang mengecek kondisi sel blok C di Kembang Kuning.

“Yang bersangkutan kemudian diproses lebih lanjut oleh aparat Kepolisian. Dia menusuk petugas magang karena kepergok membawa telepon genggam ke selnya,” kata Ibnu kepada Rappler, Rabu 29 November 2017.

Pihaknya telah meminta kepada polisi untuk menindak tegas narapidana yang berulah di penjara tersebut. Petugas Kepolisian, kata Ibnu sempat menahan Tata di Polres.

Selanjutnya, Ibnu menyatakan Tata akan dipindahkan ke Lapas Pasir Putih Nusakambangan, yang memiliki sistem penjagaan super ketat (maximum security).

“Pelaku penyerangan terhadap petugas magang harus ditindak tegas. Dia akan kita pindahkan ke lapas extra maximum di Pasir Putih,” ujarnya lagi.

Di Pasir Putih, Tata akan menghuni di sel isolasi dengan penjagaan super ketat dari petugas-petugas pilihan dari Kemenkumham.

Selain itu, sejumlah pelaku bentrokan antar narapidana yang terjadi di Lapas Permisan juga mendekam di sana dengan sistem pengamanan yang sama. “Ini sebagai efek jera bagi semua napi,” tegasnya.

Ia mengaku tak ingin kecolongan lagi dengan adanya aksi penyerangan di lingkungan Lapas Nusakambangan. Setidaknya sudah dua kali Kemenkumham mendapati dua peristiwa penyerangan yang melibatkan kelompok narapidana.

Pada akhir Oktober kemarin, Ibnu mendapati laporan bentrokan antara kelompok narapidana kasus terorisme dengan kelompok Jhon Kei. Kejadian itu mengakibatkan beberapa narapidana terluka termasuk Jhon Kei, sedangkan seorang narapidana ditemukan tewas akibat luka tusuk di punggung.

“Karena ada dua kejadian penyerangan berturut-turut, maka kami saat ini semakin mempertebal penjagaan di semua lapas,” ungkapnya.

Tepergok bawa handphone

Sedangkan menurut Sujonggo, yang ditunjuk sebagai koordinator sementara kepala Lapas Nusakambangan, aksi penyerangan terhadap petugas magang terjadi pada Minggu sekitar pukul 16:00 WIB.

Bermula dari petugas magang yang diperintahkan untuk mengontrol kondisi sel tahanan di blok C. Tetapi, petugas itu memergoki gelagat mencurigakan dari Tata yang hendak masuk ke selnya.

Ardi, petugas magang tersebut, lalu membuntuti Tata. Ardi melihat Tata sedang memegang handphone. 

“Saat ditegur malah marah-marah, kemudian disita. Tanpa diduga napi itu menusuk petugas memakai potongan gunting. Diduga kuat dia tersulut emosinya,” katanya saat dikonfirmasi terpisah.

Akibat kejadian itu, Ardi mengalami luka tusuk dan robek pada bagian tangan dan lengan kirinya. “Nyawanya berhasil diselamatkan dan masih dirawat di klinik sekitar Nusakambangan. Untuk pelakunya diproses secara hukum,” terangnya. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!