Alasan Komisi I meloloskan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Alasan Komisi I meloloskan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI
Di hadapan anggota Komisi I, Hadi berjanji tidak akan membawa TNI ke ranah politik

JAKARTA, Indonesia – Jalan bagi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk menjadi Panglima TNI semakin terbuka lebar. Sebab, ia dinyatakan lolos uji kepatutan dan kelayakan oleh anggota Komisi I bidang pertahanan dalam rapat yang digelar pada Rabu, 6 Desember di DPR.

“Setelah melakukan uji proses kepatutan dan kelayakan serta mendengarkan pandangan seluruh anggota fraksi di Komisi I DPR, maka Komisi I pada hari Rabu, 6 Desember memberikan persetujuan terhadap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk menjadi Panglima TNI,” ujar Ketua Komisi I Abdul Haris Al Anshori ketika membacakan hasil rapat yang digelar sejak pagi tadi di ruang rapat Komisi I.

Menurut anggota komisi I, Hadi memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menjadi pucuk pimpinan TNI. Ia juga dinilai memenuhi syarat dan memiliki kecakapan untuk mengemban tugas sebagai Panglima TNI.

Abdul mengatakan anggota komisi I melalui tiga tahapan sebelum akhirnya sepakat terhadap pengajuan Hadi sebagai Panglima TNI, yakni lampiran administrasi, penyampaian visi, misi dan pendalaman serta pengambilan keputusan dengan mendengarkan pandangan dari berbagai fraksi.

Lalu, apa saja yang disampaikan oleh Hadi di hadapan anggota Komisi I sehingga mereka memberikan restu? Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengatakan Hadi berjanji akan melanjutkan program-program yang sudah ada dalam kepemimpinan sebelumnya antara lain untuk menangani isu keamanan, perlindungan terhadap NKRI, isu perbatasan, Papua hingga ke isu regional seperti Laut Tiongkok Selatan.

“Jadi, kemampuan, kualitas kepemimpinan, integritas dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh Undang-Undang, bahwa Beliau masih seorang prajurit aktif dan pernah menjabat sebagai Kepala Staf itu sudah terpenuhi,” ujar TB yang ditemui di Gedung DPR.

Ia menyebut tidak ada keraguan sedikit pun terhadap Hadi, kendati komentar sempat datang dari Fraksi Partai Gerindra terhadap prestasi pria berusia 54 tahun itu.

“Waktu di dalam (ketika rapat) tidak ada masalah, karena secara struktur dan persyaratan Undang-Undang Beliau sudah memenuhi. Jadi ya selesai,” tutur dia.

Sementara, anggota Komisi I dari Fraksi PAN, Ahmad Hanafi Rais menyebut jika Hadi menjanjikan akan mendorong kemampuan semua prajurit agar dapat menguasai alutsista yang modern.

“Beliau punya komitmen bagaimana prajurit yang mengawaki alutsista yang modern itu nanti akan diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di negara-negara yang memiliki pertahanan yang canggih. Misalnya, kalau prajurit itu mengemudikan jet tempur F16, maka akan dikirim untuk sekolah ke sana. Kalau mereka membawa jet tempur Sukhoi, maka akan dikirim ke Rusia,” kata Hanafi.

Dengan begitu, TNI akan berinvestasi kepada sumber daya manusia dan Indonesia dapat memiliki pelatih-pelatih handal di bidang pertahanan.

“Selama ini kan kita hanya bisa mampu mengundang pelatih dari luar untuk melatih di sini atau berlatih di negara ketiga seperti di Singapura,” kata dia.

Hal lain yang juga digaris bawahi oleh Hadi dan dipegang teguh oleh anggota Komisi I yakni komitmennya untuk tetap netral ketika memasuki tahun politik 2018 dan 2019. Di bawah kepemimpinan sebelumnya, Gatot Nurmantyo sering kali dinilai oleh sebagian pihak sengaja menyeret TNI ke politik praktis.

“Namun, tadi ia menjamin netralitas TNI pada pemilu legislatif dan pemilihan Presiden. Mudah-mudahan itu bisa ditepati karena harapan rakayat kepada Hadi sangat besar,” kata politisi dari Fraksi Partai Gerindra itu.

Pada kesempatan yang sama Komisi I juga telah menyetujui pemberhentian secara hormat Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI. Selanjutnya, anggota Komisi I akan menyampaikan hasil uji kepatutan itu ke rapat paripurna.

Terkait pelantikan di Istana Presiden, anggota Komisi I menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

Sambutan positif terhadap pemilihan Hadi datang dari beberapa pihak. Apalagi kali ini yang menempati posisi pucuk pimpinan berganti dari Angkatan Darat ke Angkatan Udara. Hal itu dinilai dapat membantu stabilitas pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Surat penunjukkan Hadi sebagai calon tunggal Panglima TNI disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno melalui surat ke DPR pada Senin, 4 Desember. Hadi akan menggantikan Gatot yang mulai memasuki masa pensiun pada Maret 2018.

– Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!