Rayakan Natal, Uskup Agung Semarang blusukan ke pelosok Jawa

Fariz Fardianto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rayakan Natal, Uskup Agung Semarang blusukan ke pelosok Jawa
"Beliau ingin menyapa umat Katolik di lokasi manapun yang belum pernah terjamah sebelumnya."
SEMARANG, Indonesia — Perayaan Natal pada tahun ini disambut dengan suka cita oleh ribuan umat Katolik yang tinggal di pelosok Jawa Tengah. Sebab, untuk pertama kalinya Uskup Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubiyatmoko, turun langsung menyapa mereka. Pada ibadah malam Misa Natal Minggu 24 Desember 2017 misalnya, Romo Rubi, begitulah ia akrab disapa, melakukan perjalanan kegembalaannya dengan mengunjungi sebuah gereja paroki di Kabupaten Grobogan. “Sesuai misinya sejak ditahbiskan menjadi Uskup Agung, beliau ingin menyapa umat Katolik di lokasi manapun yang belum pernah terjamah sebelumnya,” kata seorang pengurus Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Semarang, PM Kusdi AS, kepada Rappler di sela ibadah malam Misa Natal. Romo Rubi, kata Kusdi, menorehkan sejarah untuk pertama kalinya sebagai Uskup Agung Semarang yang turun langsung menyambangi tiap gereja. Kusdi menjelaskan keberanian yang telah dilakukan Romo Rubi bisa menjadi pencerahan bagi umat Katolik untuk saling menyapa dalam wujud mempererat paseduluran. “Bapak Uskup memilih blusukan ke gereja-gereja untuk mendekatkan diri dengan umatnya. Baru kemudian keesokan paginya, beliau memimpin Misa Natal di Katedral dan dilanjutkan open house di kediaman Keuskupan Agung Semarang,” terangnya. Lebih jauh lagi, Kusdi menuturkan bahwa perayaan Natal tahun ini semakin semarak lantaran berbarengan dengan libur panjang anak sekolah. Jumlah jemaat yang ikut ibadah malam Misa di Katedral pun membludak dibanding tahun lalu. Panitia, misalnya, harus menyiapkan kursi tambahan untuk menampung jemaat yang datang dari penjuru kota. Sejak dimulai pada pukul 17:00 WIB, panitia telah menyiapkan sedikitnya 800 kursi di dalam Gereja Katedral.  Jumlah itu kemudian ditambah 3.500 kursi untuk ditempatkan di pelataran gereja. Memasuki pukul 19:00 WIB, jemaat semakin bertambah banyak. “Perkiraan kami terdapat 8.000 orang yang ikut ibadah di sini. Karena banyak jemaat yang berasal dari luar kota yang mudik ke Semarang lalu sekalian ikut misa Natal,” ujarnya. “Tentunya kami senang dengan banyaknya umat yang datang untuk merayakan Natalan.” Kembalikan nilai luhur Pancasila Ibadah malam Misa Natal di Katedral Semarang mengambil tema ‘Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu’. Tema tersebut diambil dari ayat Kolose 3:15 dan jadi tema nasional yang telah dipilih Perkumpulan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) sebagai patokan ibadah Misa di semua gereja Kristen, Katolik, Protestan. Dengan tema tersebut, panitia mengajak seluruh umat Nasrani untuk mengintrospeksi diri. Umat juga diingatkan untuk mengembalikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Ia menganggap perubahan budaya yang begitu cepat telah menyebabkan perilaku anak muda masa kini menjadi sulit diatur. “Kami prihatin melihat anak muda zaman now yang kebanyakan tidak memahami nilai-nilai Pancasila,” katanya. Dalam ibadah misa Natal, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ikut hadir menyapa umat Katolik di Katedral Semarang. Ganjar mengatakan perayaan Natal adalah kemeriahan bagi semua warga Semarang. Baginya, perayaan Natal selalu menghadirkan suasana penuh damai dan cinta kasih sehingga mampu menggambarkan kerukunan umat yang ada di Indonesia. “Kami mengapresiasi suasana kerukunan seperti ini sebab hal ini mewujudkan gambaran yang sebenarnya di Indonesia,” katanya. Pemimpin ibadah malam Natal di Katedral Semarang Romo Alysius Luhur Prihadi berharap perayaan Natal kali ini mampu menghadirkan kehidupan penuh damai dan sejahtera. “Supaya apa yang sudah terjadi selama ini menjadi kritik bagi pribadi,” katanya. Ia juga berharap agar kemeriahan Natal tidak hanya dilakukan di gereja-gereja, tetapi juga mampu membawa damai dan sejahtera bagi umat agama lainnya. “Meski berbeda agama namun semuanya harus bersatu-padu mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Kami turut berbahagia Pak Gubernur mau menyapa umat Katolik. Kami rasa itu sebagai wujud manusiawi dan tidak berpikir soal politisasi,” katanya. —Rappler.com  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!