Ada yang ingin menganggu keluarga, jadi alasan Azwar Anas mundur dari Pilkada Jatim

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ada yang ingin menganggu keluarga, jadi alasan Azwar Anas mundur dari Pilkada Jatim
PDI Perjuangan menepis posisi Azwar Anas akan diganti oleh Tri Rismaharini

JAKARTA, Indonesia – Akhirnya terjawab sudah rumor mengenai status Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pilkada Jawa Timur 2018. Azwar mengembalikan mandat penugasannya sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur ke partai yang mengusungnya. Artinya, Azwar resmi mundur dari arena pertarungan Pilkada.

“Saya sungguh mengucapkan terima kasih kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, keluarga besar PDI Perjuangan dan Nahdliyin yang telah memberi kepercayaan kepada saya. Ibu Megawati telah mengajarkan kepada kami semua untuk memegang teguh komitmen terhadap aspek-aspek kepemimpinan,” ujar Azwar dalam keterangan tertulis seperti yang dikutip media pada Sabtu, 6 Januari.

Lalu, apa yang menjadi penyebab Azwar mundur? Dalam keterangan tertulisnya, pria berusia 44 tahun itu mengatakan ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengangganggu keluarganya. Tidak dijelaskan apakah gangguan itu berasal dari foto tengah ramai menjadi perbincangan publik dalam dua hari terakhir.

Di foto yang beredar di media sosial, diduga sosok pria yang mirip Azwar tengah berada di dalam mobil. Namun, di atas perutnya ada kaki perempuan. Di foto itu pula terlihat minuman alkohol anggur yang ada di dalam mobil.

Foto lainnya memperlihatkan sosok pria mirip Azwar diduga berada di kamar dan tidak mengenakan celana.

“Namun, ketika saya berproses dalam pencalonan sebagai wakil gubernur, ada pihak-pihak yang menggunakan segala cara termasuk mengorbankan kehormatan keluarga saya, rakyat Banyuwangi dan Jawa Timur, serta para ulama dan sesepuh yang selama ini membimbing saya,” tutur dia.

Azwar mengaku akan tetap berkonsentrasi untuk tetap membangun Kabupaten Banyuwangi.

Pembunuhan karakter

Sebelumnya, kepada media, Azwar mengaku ada upaya untuk membunuh karakternya jelang Pilkada. Tetapi, Azwar sempat tak menanggapinya secara serius, karena teror serupa kerap diterima di tahun keduanya duduk sebagai bupati. Namun, kali ini, teror tersebut tidak lagi sanggup dibendung Azwar.

“Bahkan, saya pernah dilaporkan dan dikriminalisasi karena membuat berbagai kebijakan seperti pelarangan pasar modern dan memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan,” kata dia.

Bakal calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memetik hikmah yang mendalam dari peristiwa yang dialami Azwar. Namun, sebagai petugas partai, ia menyerahkan keputusan lebih lanjut ke partai politik koalisi pengusung.

“Apa pun agenda yang menyertainya dan bagaimana pun hasil akhirnya, saya selalu ingat pesan para ulama agar tetap husnudzon atau berprasangka baik, selalu tawakal dan selalu ikhlas,” kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.

Belum mengusung Tri Rismaharini

Lalu, siapa yang akan menggantikan posisi Azwar pasca ia memilih mundur dari Pilkada Jatim 2018? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto semalam masih menegaskan kalau partainya tetap mengusung Azwar. Mereka belum memutuskan akan mengganti sosok Azwar dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Menurutnya, perempuan yang akrab disapa Risma itu sudah kadung dicintai oleh warga Surabaya.

“Jadi, Bu Risma adalah Wali Kota Surabaya yang dicintai rakyat,” ujar Hasto pada Jumat kemarin.

Kalau memang begitu, mengapa Risma kemarin ada di Jakarta? Ia menjelaskan kehadiran Risma tidak ada kaitannya dan membahas mengenai Pilkada Jatim 2018. Ia ada di Jakarta karena tema acara partai tengah membahas politik pendidikan. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!