Menanti keajaiban sang penerus ‘El Comandante’

Christian Simbolon

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menanti keajaiban sang penerus ‘El Comandante’
Di Piala Dunia, Cristiano Ronaldo bakal bermain berdampingan dengan Goncalo Guedes, pemain muda Portugal yang digadang-gadang menggantikan perannya di timnas

JAKARTA, Indonesia—Sejak berusia 5 tahun, winger muda Portugal Goncalo Guedes, kerap menyaksikan kakaknya yang berusia dua tahun lebih tua, berlaga di berbagai turnamen sepak bola. Meskipun ‘gatal’, Guedes tak bisa ikut turun merumput. Namun, ketika kartu identitas tak dibutuhkan dalam sebuah pertandingan, pelatih Guedes tak segan untuk menurunkannya di lapangan. 

“Pelatih selalu memasukkannya ke dalam tim. Ia bermain dengan anak-anak yang bahkan empat lebih tua darinya. Dia selalu sukses muncul sebagai pemain terbaik dan memenangkan pertandingan dengan caranya sendiri,” ujar ayah Guedes, Rogerio Goncalves, seperti dikutip Maise Futebol. 

Dalam hal kemampuan teknik dan kecepatan, menurut sang ayah, tak ada yang mampu menyaingi Guedes kecil ketika itu. Guedes bahkan kerap dilabeli Cristiano Ronaldo baru berkat kepiawaian menggiriing si kulit bundar. Itu juga yang menyebabkan Benfica kepincut untuk meminangnya masuk ke dalam tim junior mereka. 

“Dalam suatu pekan dia (Guedes) sekali bermain sesi latihan (di Benfica) dan bermain sekali di akhir pekan. Itu cukup untuk membuat Benfica tertarik dan berbicara kepada saya (terkait kontrak). Mereka ingin Guedes menjadi bagian dari Geracao Benfica (Benfica Generation) yang merupakan bagian dari tim khusus buat anak-anak tapi lebih advance,” ujar Rogerio. 

Tak butuh lama bagi Guedes untuk masuk ke jajaran tim inti Benfica. Di usia 17 tahun, Guedes memulai debut profesionalnya di tim berjuluk As Aguias itu dan langsung rutin mengisi line up Benfica. Setelah menorehkan 11 gol dalam 63 laga di semua kompetisi, plus turut berkontribusi memenangkan lima trofi, Guedes kemudian dipinang Paris Saint-Germain (PSG) dengan banderol 30 juta Euro pada 2017. 

Pada tahun yang sama, PSG yang sudah kebanyakan bintang kemudian meminjamkannya ke Valencia. Di Mestalla Stadium, markas Valencia, Guedes 33 kali tampil dan sukses menorehkan 5 gol. Sebagaimana Gareth Bale di Madrid, Sprint-sprint panjang dalam permainan bertempo tinggi menjadi ciri khas Guedes saat menyisir sayap kiri Mestalla Stadium.  

Bahkan, kolumnis kawakan ESPN, Graham Hunter menyebut performa Guedes sebagai sebuah ‘keajaiban sepakbola’ di Valencia. Saking senasionalnya, Hunter bahkan meyakini Guedes bakal terus berkembang menjadi pemain bintang yang layak memeroleh Ballon d’Or di masa depan. 

“Guedes mungkin pemain paling memikat, dramatis dan paling mengejutkan (selain Lionel Messi) di La Liga saat ini. Itulah ukuran seberapa hebat dia. Dia adalah sepak bola itu sendiri dan fakta bahwa Guedes tak masuk dalam daftar (penghargaan) Golden Boy ialah sesuatu yang memalukan,” ujar Graham. 

Lebih jauh, Graham menyebut performa Guedes jauh lebih memikat ketimbang rekan setimnya di Portugal, Cristiano Ronaldo, yang namanya masuk ke dalam jajaran kandidat penerima Ballon d’Or tahun ini. “Jika membandingkan keduanya, seharusnya yang lebih muda (Guedes) yang bakal memenangkan vote dari setiap juri. Saya yakin bahkan Ronaldo juga bakalan vote untuk Guedes,” ujarnya. 

Infografis oleh Rappler Indonesia

Serupa tapi tak sama

Jauh sebelum memulai karier profesionalnya, Guedes memang berulangkali disepadankan dengan Cristiano Ronaldo. Meskipun Guedes kerap menyebut tak peduli, tidak perlu diragukan lagi bahwa ada kemiripan yang luar biasa antara keduanya, baik dalam hal teknik maupun kecepatan. 

Tak hanya itu, gerak jarum jam sejarah pun seolah ‘memaksa’ Guedes diidentikan dengan Ronaldo. Pada November 2015, nama Guedes diboyong arsitek Portugal Fernando Santos dalam laga persahabatan melawan Rusia di Krasnodar. Itu kali pertama seorang pemain berusia 18 tahun masuk timnas senior Portugal sejak Cristiano Ronaldo. 

Namun demikian, dari sisi karakter, Guedes bisa dibilang kebalikan dari Ronaldo, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dibandingkan karakter El Comandate—julukan Ronaldo di timnas Portugal—yang kerap arogan dan egois, Guedes cenderung low profile dan enggan menarik perhatian. 

Menurut mantan pelatih Guedes kecil di Benfica, Helena Costa, fokus dan karakter personal Guedes merupakan salah satu aset terbesar sang pemain. “Dia sangat perhatian. Ketika saya berada di Qatar, dia mengirimkan pesan Facebook dan bilang dia punya hadiah buat saya. Dan itu adalah kaus timnas Portugal pertamanya di U-16. Saya berada di Qatar dan kami jarang mengobrol, tapi dia menyimpan kaus itu menandatanganinya dan memberikannya pada saya. Ini menunjukkan karakternya yang rendah hati,” ujar Costa. 

Di pentas Piala Dunia dua pekan lagi, Ronaldo dan Guedes dipastikan bakal bermain bersama. Di Grup F, Portugal ditemani musuh bebuyutan Spanyol dan dua tim yang tergolong lemah, yakni Maroko dan Iran. Portugal diyakini bakal melangkah mudah ke babak 16 besar. 

Namun, perdelapan final bukan target El Comandante dan kawan-kawan. Pelatih Portugal Fernando Santos berniat menyandingkan gelar juara Piala Eropa 2016 dengan trofi Piala Dunia di Russia. Target itu terbilang masuk akal mengingat barisan depan Selecao bakal diisi Ronaldo dan sang ‘Ronaldo baru’. 

—Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!