Uzoho, rangkaian keberuntungan dan Rusia 2018

Christian Simbolon

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Uzoho, rangkaian keberuntungan dan Rusia 2018
Di usia 19 tahun, Francis Uzoho dipercaya mengomandoi area di bawah mistar Nigeria pada Piala Dunia 2018 di Rusia

JAKARTA, Indonesia—Francis Uzoho tak pernah bermimpi bakal mencicipi bermain di pentas sebesar Piala Dunia di usia 19 tahun bersama tim nasional Nigeria. Terlebih, kariernya sebagai pesepak bola profesional terbilang baru seumur jagung. Namun demikian, pelatih Nigeria Gernot Rohr tetap meyakini Uzoho bisa menampilkan performa gemilang di bawah mistar si Elang Super, julukan timnas Nigeria.

“Saya tidak akan khawatir untuk memainkan Uzoho di laga perdana melawan tim nasional Kroasia. Saya optimistis Uzoho bisa tampil gemilang di Rusia nanti,” ujar Rohr sebelum laga persahabatan melawan Inggris, pekan lalu, seperti dikutip Guardian. 

Dalam laga tersebut, Inggris berhasil menekuk Nigeria dengan skor 2-1. Gawang Nigeria dijebol Gary Cahill dan Harry Kane. Bagi Uzoho, ini kali keempat dia dipercaya mengomandoi mistar gawang Nigeria dan gagal menjaganya dari kebobolan. 

“Ini bukan hasil yang kami mau, tapi setidaknya kita memeroleh pengalaman di sini. Terima kasih untuk dukungan dari fans sepanjang pertandingan,” ujar Uzoho via Instagram pribadinya @Uzoho4sure. 

Rohr pun tak bergeming. Usai laga di Wembley Stadium itu, Rohr menegaskan, posisi penjaga gawang tetap milik Uzoho. “Jika kondisi fisiknya fit, saya tidak ragu memasangnya (Uzoho) di pertandingan pembuka,” ujar Rohr.

Di Piala Dunia 2018 di Rusia, Nigeria tergabung dalam grup D bersama Kroasia, Islandia dan Argentina. Dipastikan bakalan sulit bagi Nigeria untuk lolos ke babak selanjutnya. Namun demikian, Uzoho tetap yakin dia bisa menciptakan keajaiban untuk menjawab kepercayaan sang pelatih terhadapnya. 

“Ada banyak penjaga gawang yang bermain untuk Nigeria sebelum saya dan mereka tidak dipilih. Saya dipanggil (ke timnas) dan bahkan tidak pernah mengharapkannya. Saya dipanggil untuk diuji coba dan itu adalah sebuah keajaiban saya bisa masuk ke dalam tim,” ujarnya. 

Lantas, kenapa Rohr begitu yakin mempercayakan gawang si Elang Super di tangan Uzoho? Padahal, klub yang dibela Uzoho, Deportivo La Caruna saja tak mampu bertahan di La Liga musim ini dan harus terdegradasi. 

Dengan postur setinggi 196 centimeter, Uzoho memang tergolong raksasa untuk ukuran bocah berusia 19 tahun. Tubuhnya yang kokoh dan gerak refleknya yang cepat dalam menghalau bola juga membuat keberadaan Uzoho di bawah mistar kerap menjadi mimpi buruk bagi para penggedor dari tim lawan. 

UZOHO. Profil Francis Uzoho. Infografis oleh Rappler Indonesia

Rangkaian keberuntungan 

Namun bukan hanya itu saja yang membuat Uzoho mencuat masuk ke tim inti Nigeria di Piala Dunia. Bisa dikata, serangkaian keberuntungan dari langit turut membantu Uzoho meraih posisi utama di bawah mistar. 

Pada 2013, Uzoho sebenarnya tidak dilirik oleh pelatih Nigeria ketika si Elang Super sukses merajai Piala Dunia U-20. Uzoho baru diboyong masuk ke dalam tim setelah tiga penjaga gawang muda Nigeria lainnya gagal dalam tes MRI scan yang digelar untuk menentukan usia para pemain. Padahal, Uzoho sebelumnya tidak ikut membela Nigeria dalam Piala Africa U-17

Memenangkan turnamen di Benua Hitam itu ialah syarat keikutsertaan sebuah negara di Piala Dunia U-20 ketika itu. “Saya tidak berada di sana sejak awal, yakni ketika tim kami bermain di babak kualifikasi dan kompetisi kontinental sebelum akhirnya lolos ke Piala Dunia U-20,” ujar Uzoho. 

Empat tahun berselang, keberuntungan serupa menghampiri Uzoho. Kali ini, Uzoho dipilih Rohr untuk ikut serta dalam laga persahabatan melawan Argentina pada November 2017 silam lantaran dua penjaga gawang reguler Nigeria harus absen. Ketika itu, penjaga gawang kawakan Nigeria Vincent Enyeama harus absen karena cedera dan serep Enyeama, Carl Ikeme harus gantung sepatu karena menderita leukimia. 

Tak disangka, Uzoho yang duduk di bangku cadangan pun memeroleh kesempatan bermain setelah Daniel Akpeyi, penjaga gawang utama Nigeria ketika itu, diusir wasit pada babak pertama karena memegang bola di luar kotak penalti. 

Di babak kedua, Uzoho masuk menggantikan Akpeyi dan menunjukkan performa gemilang di bawah mistar. Di bawah komando Uzoho, gawang Nigeria tak bisa ditembus Aguero dan kawan-kawan. Sang Elang Super pun mampu membalikkan keadaan setelah kebobolan dua gol. Nigeria menang dengan skor 4-2.  

Sejak saat itu, Rohr kerap mempercayakan gawang Nigeria kepada Uzoho. Bahkan, Rohr mengirimkan pelatih penjaga gawang kawakan Enrico Pionetti ke La Coruna untuk memastikan perkembangan Uzoho tak terhambat. 

UZOHO. Francis Uzoho sempat bercita-cita menjadi penyerang sebelum harus puas di posisi penjaga gawang. Foto instagram @uzoho4sure1

Alih posisi

Meskipun serangkaian keberuntungan mewarnai kariernya, namun Uzoho bukannya tanpa kerja keras. Sempat bercita-cita menjadi penyerang, Uzoho terpaksa banting stir di usia 12 tahun setelah pelatihnya menilai ia terlalu lamban untuk ukuran seorang striker. 

Uzoho pun harus berpuas diri beralih profesi menjadi penjaga gawang, posisi yang lazimnya dicibir di dunia sepak bola Nigeria. Namun demikian, Uzoho tak patah arang. Sepanjang tahun, ia berlatih keras untuk membuktikan bahwa sebagai penjaga gawang pun dia tetap bisa bersinar. 

Tak butuh lama bagi Uzoho untuk menjadi pilihan utama di tim. Bahkan, pada usia 14 tahun, Uzoho dipinang oleh Aspire Academy di Qatar. Dua tahun kemudian, setelah menampilkan performa gemilang di sebuah turnamen sepak bola di Barcelona, Uzoho kemudian dilirik oleh Deportivo La Coruna untuk bergabung di tim junior. 

Kepindahan ke La Coruna juga menjadi semacam pembuktian bagi mereka yang meragukan kapabilitas Uzoho, khususnya sang ayah. Sejak kecil, Uzoho memang dilarang keras untuk serius menggeluti dunia olahraga oleh sang ayah. 

Uzoho tua ketika itu memandang dunia olahraga dengan negatif dan khawatir sang anak bakal terjerumus ke pergaulan yang salah jika serius menggeluti profesi sebagai pesepak bola. Ia lebih mementingkan pendidikan formal ketimbang prestasi di dunia olahraga. 

Kini, dengan mencatatkan namanya sebagai penjaga gawang utama si Elang Super pada pentas tertinggi sepak bola, Uzoho punya misi baru. Uzoho harus membuktikan kepada dunia bahwa kariernya bukan sekadar serangkaian keberuntungan. 

—Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!