Ekspor Nonmigas Januari-Mei 2017 Tumbuh 20,1%

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ekspor Nonmigas Januari-Mei 2017 Tumbuh 20,1%
Pertumbuhannya terbaik dalam lima tahun ini. Ekspor ke India, Tiongkok dan Belanda naik signifikan

 

JAKARTA, Indonesia –  Kinerja ekspor impor Indonesia kembali meningkat, seiring dengan membaiknya permintaan produk Indonesia di pasar dunia.  Secara kumulatif, ekspor selama Januari hingga Mei 2017 mencapai US$ 68,3 miliar, atau meningkat sebesar 19,9% dibanding tahun lalu (tahun ke tahun, YoY). 

Peningkatan ekspor selama Januari-Mei 2017 tersebut didukung kenaikan ekspor nonmigas 20,1% (YoY) dan ekspor migas 18,3% (YoY).  “Kinerja ekspor nonmigas di periode Januari-Mei 2017 ini jauh lebih baik dari kinerja ekspor nonmigas lima tahun terakhir (Januari-Mei 2012-2016) yang selalu tumbuh negatif,” ujar Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, di  Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin, 19 Juni 2017.

Pada  bulan Mei 2017, ekspor mencapai  US$ 14,3 miliar atau naik 7,6% dibanding bulan lalu (MoM).  Kenaikan ekspor didorong peningkatan ekspor sektor migas dan nonmigas. Ekspor migas meningkat 22,4% (MoM) menjadi US$ 1,3 miliar, sedangkan ekspor nonmigas naik 6,4% (MoM) menjadi US$ 13,0 miliar. 

Menurut Mendag Enggartiasto di sektor nonmigas, ekspor ke beberapa negara mitra dagang selama Januari-Mei 2017 menunjukkan kinerja positif. Pada periode ini, ekspor nonmigas ke India, Tiongkok, dan Belanda naik signifikan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 61,0%, 59,5%, dan 39,6% (YoY). 

Produk yang nilai ekspornya naik tinggi antara lain besi dan baja (86,0%), karet dan barang dari karet (65,4%), batubara (56,5%), bahan kimia organik (52,5%), minyak sawit (49,7%), serta kopi, teh dan rempah-rempah (38,6%). 

“Peningkatan ekspor yang relatif signifikan tersebut didukung membaiknya kondisi perekonomian dunia dan menguatnya harga komoditas di pasar dunia,” ujar Mendag. 

“Peningkatan impor barang konsumsi merupakan antisipasi terhadap lonjakan permintaan selama bulan puasa hingga Lebaran,”kata Mendag Enggartiasto.

Perekonomian dunia pada Triwulan I-2017 semakin membaik sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (2,0%), Tiongkok (6,9%), Jepang (1,3%), India (6,1%), dan Uni Eropa (1,9%).  

Data Bank Dunia Juni 2017 menunjukkan nilai rata-rata indeks harga non energi internasional periode Januari-Mei 2017 tumbuh 8,9% dibandingkan periode yang sama pada 2016.

Impor Mei 2017 meningkat 15,7% 

Mendag Enggartiasto juga memaparkan kinerja impor Mei 2017 yang mencapai US$ 13,8 miliar atau meningkat 15,7% dibanding April 2017 (MoM).  Peningkatan impor ini dipicu kenaikan impor migas sebesar 10,5% (MoM) menjadi US$ 1,8 miliar dan kenaikan impor nonmigas sebesar 16,5% (MoM) menjadi US$ 12,0 miliar. Secara kumulatif, impor Januari-Mei 2017 mencapai US$ 62,4 miliar atau naik 15,7% (YoY). 

Selama periode lima bulan pertama tahun ini, kenaikan impor didorong kenaikan impor seluruh jenis barang. Impor bahan baku/penolong naik sebesar 17,6%, impor barang modal naik sebesar 9,1%, dan impor barang konsumsi naik sebesar 11,8%. 

Peningkatan impor bahan baku/penolong dan barang modal di bulan-bulan pertama tahun ini menunjukkan sinyal positif terjadinya pertumbuhan industri domestik. “Peningkatan impor barang konsumsi merupakan antisipasi terhadap lonjakan permintaan selama bulan puasa hingga Lebaran,”kata Mendag Enggartiasto.

Kenaikan impor bahan baku/penolong menjadikan pangsa barang kategori ini semakin dominan, yaitu 75,7% terhadap total impor selama Januari-Mei 2017. Pada tahun lalu, pangsa bahan baku/penolong sebesar 74,5%. Bahan baku/penolong yang impornya naik signifikan selama Januari-Mei 2017 antara lain gula dan kembang gula (33,0%), besi baja (31,5%), serta bahan kimia organik (23,3%). 

Sementara itu, barang modal yang impornya naik signifikan antara lain kendaraan bermotor dan bagiannya (23,7%), serta mesin/pesawat listrik (14,9%). Sedangkan barang konsumsi yang impornya naik signifikan antara lain daging hewan (63,6%) dan sayuran (41,0%). 

Surplus neraca perdagangan nonmigas

Pada Mei 2017, neraca perdagangan nonmigas Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 1,0 miliar, sementara neraca perdagangan migas defisit US$ 0,5 miliar sehingga menyebabkan surplus neraca perdagangan mencapai US$ 0,5 miliar. 

“Pada periode Januari-Mei 2017, neraca perdagangan menunjukkan perbaikan dengan surplus sebesar US$ 5,9 miliar, atau hampir dua kali lipat dibandingkan surplus Januari- Mei 2016,” ujar Mendag. 

Surplus Januari-Mei 2017 dihasilkan dari surplus perdagangan nonmigas yang mencapai US$ 9,7 miliar dikurangi defisit perdagangan migas sebesar US$ 3,8 miliar.  

India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan adalah mitra dagang penyumbang surplus perdagangan nonmigas terbesar selama Januari-Mei 2017 yang nilainya mencapai US$ 12,6 miliar. Sementara Tiongkok, Thailand, Australia, Korea Selatan, dan Argentina merupakan mitra dagang yang menyebabkan defisit terbesar yang nilainya mencapai US$ 9,7 miliar. – Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!