Korea beberkan kelemahan pertahanan digital Indonesia

Deria Octaviena

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Korea beberkan kelemahan pertahanan digital Indonesia
Sistem digital Indonesia masih belum terintegrasi

JAKARTA, Indonesia – Direktur Korea Internet & Security Agency (KISA) Aaron Wonki Chung membeberkan kelemahan Indonesia dalam menghadapi serangan digital atau cyber attack.

Berbicara dalam acara Joint Seminar Korean-Indonesian on Cybersecurity di Kantor Kementerian Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Aaron menyebutkan salah satu kelemahan tersebut adalah belum terintegrasinya sistem pertahanan cyber. 

“Kami melihat indonesia sudah memiliki suatu perangkat, seperti peraturan atau sistem yang sudah ada. Namun, pertahanan cyber ini sudah berbeda dengan masalah zaman dulu,” kata Aaron Wonki, Rabu 14 Desember 2016.

Saat ini, Aaron melanjutkan, para peretas telah memiliki kemampuan yang cukup untuk membuat kerusakan digital secara masif, karena itu perlu ada sistem pengamanan yang terintegrasi antar instansi pemerintah.

“Sistem dan aturan yang ada di Indonesia masih terbatas di instansi pemerintah masing-masing, karena itu sekarang Indonesia perlu membentuk sistem yang terintegrasi,” katanya.

Di Korea, Aaron mencontohkan, ada sistem bernama National Computing and Information Service (NCIS) yang mengintegrasikan lembaga pemerintah dan 1500 sisispen dari 44 lembaga pemerintahan.

NCIS, antara lain, memiliki kemampuan melacak kelemahan pada sistem digital. NCIS juga bisa melakukan monitoring terhadap IMS, SMS, MMS. “Serta memblokir IP yang mencurigakan,” kata Choi Sung Kug, perwakilan Cyber Security Division NCIS.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah membentuk Desk Cyberspace Nasional untuk menghadapi berbagai ancaman dan serangan di dunia cyber. Desk ini berada di bawah komando Kemenko Polhukam dengan 12 Kementerian di bawahnya.

Namun integrasi antar instansi memang masih menjadi persoalan pelik yang harus segera diatasi. Karena sistem keamanan digital harus selalu bisa mengikuti perkembangan dunia cyber. —Rappler.com

 

   

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!