5 hal menarik tentang Pasar Senen

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 hal menarik tentang Pasar Senen

ANTARA FOTO

Blok III Pasar Senen hangus terbakar pada Kamis dini hari, 19 Januari

JAKARTA, Indonesia — Blok III Pasar Senen di Jakarta Pusat terbakar pada Kamis dini hari, 19 Januari. Setidaknya 500 kios hangus terbakar dalam kobaran api yang hingga 5 jam belum dapat dipadamkan.

Pasar Senen merupakan salah satu pasar ikonik yang ada di ibu kota. Berikut 5 hal menarik tentang Pasar Senen yang mungkin belum kamu ketahui.

Berusia hampir 300 tahun

Pasar Senen, yang bernama asli Pasar Snees ini, merupakan pasar tertua di Jakarta yang dibangun oleh arsitek Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735.

Selain Pasar Senen, Vinck juga merupakan pengembang dari Pasar Tanah Abang.

Tidak hanya buka hari Senin

Pada awalnya, Pasar Senen memang hanya dibuka pada hari Senin. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama.

Pasalnya, karena ramai dikunjungi warga, makan pada tahun 1766 pasar ini pun dibuka setiap hari.

Pasar bersejarah

Pada masa sebelum kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1930-an, Pasar Senen merupakan tempat berkumpulnya para intelektual muda dari Stovia, termasuk Soekarno, Mohammad Hatta, dan Adam Malik.

Saat jaman penjajahan Jepang, kawasan ini berubah menjadi pusat berkumpulnya para sastrawan dan pujangga yang dijuluki Seniman Senen. Mereka antara lain adalah Ajib Rosidi, Sukarno M. Noor, serta Wim Umboh.

Beberapa kali kebakaran

Peristiwa kebakaran pada Kamis, 19 Januari, ini bukan lah hal yang pertama terjadi pada Pasar Senen. Dalam tiga tahun terakhir saja, Pasar Senen telah beberapa kali terbakar.

Pada April 2014, Blok III Pasar Senen mengalami kebakaran hebat. Tercatat lebih dari 2 ribu kios yang terbakar dengan perkiraan masing-masing kerugian sebesar Rp200 juta per kios.

Tak lama kemudian, pada September 2014, Pasar Senen kembali mengalami kebakaran. Api kembali melalap Blok III Pasar Senen, yang diduga disebabkan dari tumpakan sampah yang berada di dekat bangunan pasar.

Pusat ekonomi dan hiburan

Selain sebagai pusat ekonomi, pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin periode 1960-an hingga 1970-an, pemerintah melakukan revitalisasi kawasan di sekitar Pasar Senen dengan membangun Proyek Senen.

Selain pasar, di sekitar kawasan tersebut juga dibangun stasiun dan terminal, serta bioskop. 

Pada awal tahun 1990-an, kawasan tersebut kemudian dilengkapi dengan kehadiran super blok modern, Atrium Senen. Dulu, pusat perbelanjaan tersebut disewa oleh berbagai merchant ternama, termasuk Marks & Spencer. Namun sejak krisis ekonomi melanda, Atrium Senen mulai banyak ditinggalkan dan kini lebih sering dikunjungi oleh masyarakat menengah ke bawah.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!