SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Pada awalnya feminisme bangkit untuk membela para wanita dari ketertindasan serta menuntut penyerataan hak perempuan dan laki-laki dalam segala bidang.
Tapi kemudian feminisme, yang semula lahir sebagai gerakan yang membela kaum wanita dalam meningkatkan harga diri wanita yang ingin dinilai sesuai dengan potensinya sebagai manusia tanpa harus memandang gender, kemudian mulai disalahartikan. Banyak hal-hal yang salah kaprah tentang feminisme ini.
Apa saja? Simak uraiannya di Sketsatorial Rappler Indonesia
1. Feminis membenci laki-laki
Feminisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Feminisme tidak pernah merupakan ideologi kebencian.
2. Hanya perempuan yang bisa jadi feminis
Feminis berkomitmen untuk mengatasi masalah-masalah sehari-hari seperti kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan dan kekerasan seksual, ketidaksetaraan penghasilan, obyektifikasi seksual, dan lain-lain.
Cara terbaik untuk menanggulangi masalah-masalah ini adalah untuk melibatkan laki-laki, meningkatkan kesadaran para pegawai pria mengenai kepekaan gender, mengajarkan anak laki-laki untuk menghormati anak perempuan, membuat para ayah mau berbagi beban pekerjaan rumah tangga, dan lebih terlibat dalam membesarkan anak-anak, dan masih banyak lagi.
3. Feminis tidak percaya pernikahan
Banyak feminis yang memiliki pernikahan bahagia. Selama pernikahan memberikan nilai-nilai pribadi, hukum, dan sosial kepada kedua orang di dalamnya, tidak ada alasan untuk menolak lembaga perkawinan.
4. Feminisme adalah konsep Barat
Feminisme telah ada sejak lama di bagian dunia non-Barat, dari Amerika Selatan, Asia sampai Afrika, meskipun dengan fokus-fokus yang sedikit disesuaikan dengan konteks lokal.
5. Feminisme tidak diperlukan lagi karena perempuan sudah setara dengan laki-laki
Di sebagian besar negara di dunia sampai saat ini, banyak fakta-fakta belum setaranya hak-hak perempuan dengan laki-laki, seperti dalam masalah gaji, lapangan pekerjaan yang tidak ramah, minimnya kesempatan mendapatkan pendidikan, minimnya hak- hak reproduksi yang dipunyai perempuan, dan masih banyaknya kasus-kasus kekerasan pada perempuan.
—Rappler.com
Sketsatorial adalah kolom mingguan Rappler tentang isu-isu penting yang dibahas dengan menggunakan video sketsa, dan dibuat oleh Iwan Hikmawan. Follow Iwan di Twitter @Sketsagram.
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.